Untung Besar di Saham, Risiko Juga Besar

Untung Besar di Saham, Risiko Juga Besar

Dapat untung besar di saham adalah tujuan utama semua para pebisnis saham, baik trader maupun investor. Banyaknya pebisnis saham yang ingin dapat untung besar dari saham, seringkali membuat trader cenderung mengincar saham2 yang bisa naik banyak dalam jangka waktu

Di dalam investasi, ada prinsip yang kita kenal dengan HIGH RISK HIGH RETURN. Anda bisa baca lagi tulisan saya disini: "High Risk High Return" dalam Investasi. Artinya, kalau anda ingin dapat untung yang gedeee banget di saham, maka anda juga harus siap dengan risiko yang besar. 

Sebagai contoh, anda mengincar trading di saham2 gorengan. Memang, saham gorengan memiliki potensi kenaikan yang lebih cepat dibandingkan saham2 lapis satu dan dua. Saham gorengan bisa naik 15% dalam sehari. 

Tetapi di satu sisi, kalau anda punya peluang memiliki saham yang bisa naik 15% dalam waktu cepat, itu artinya anda juga harus siap dengan risiko saham anda turun 15% dalam sehari. 

Kalau anda hanya mengincar saham yang punya kemungkinan naik 3-5% dalam sehari atau beberapa hari, maka risiko yang anda terima juga akan lebih kecil, di mana kemungkinan saham anda turun juga sekitar 3-5%. 

Banyak trader yang melupakan konsep high risk high return ini. Trader seringkali lupa kalau saham2 yang mudah naik sangat tinggi dalam jangka waktu singkat, risiko turunnya juga sama besarnya. Trader yang gegabah ini akhirnya cenderung gegabah dan melupakan unsur2 risiko yang ada. 

Saya sering menemukan trader yang ketika rugi di saham2 gorengan atau nyangkut besar di saham2 yang tidak likuid, menyalahkan pasar saham sebagai penyebab kerugiannya. Padahal trader sendirilah yang belum memahami dan menimbang setiap perbandingan return dan risiko dalam trading. 

Membaca pos ini, anda mungkin berpikir: "Berarti kita tidak dianjurkan mencetak profit besar di pasar saham, karena kalau incar saham yang bisa naik tinggi, risiko turunnya juga sama besarnya".

Tentu saja tidak. Kalau anda tahu caranya dapat untung besar di saham, why notKalau anda sudah ada di level trader kawakan, mampu memprediksi saham2 yang bisa naik dan anda sudah bisa memperkirakan perbandingan return dan risiko, maka nggak ada salahnya kan anda dapat untung besar? 

Namun untung besar di saham ini bisa anda raih apabila anda terus menganalisa, dan praktik trading. Dengan cara itulah, anda lama-kelamaan akan mendapatkan profit yang besar. Profit yang besar ini bisa anda dapatkan dalam berbagai macam cara. Entah karena modal anda yang semakin besar, entah karena anda semakin mahir menganalisa atau keduanya. 

Saya pribadi sebenarnya lebih suka mendapatkan profit yang bertahap, daripada profit besar dalam sekejap mata, karena dengan mendapatkan profit yang bertahap tapi konsisten, profit yang kita dapatkan lama kelamaan akan semakin besar plus mental dan psikologis kita akan terbentuk dengan baik. 

Hal ini beda kalau tiba2 anda yang baru pengalaman di dunia saham, tiba2 dapat 'durian runtuh'. Secara psikologis, mungkin anda belum siap menerimanya, sehingga anda sudah kelewat senang, dan akhirnya anda termotivasi terus untuk mencari saham2 yang bisa naik puluhan persen sehari, dan anda melupakan konsep high risk high return tersebut. 

So, jangan lupakan konsep high risk high return di saham. Sekilas mungkin ini hanya terdengar seperti teori. Tetapi dalam praktikknya, banyak trader yang rugi besar karena mereka tidak mampu menerapkan dan mengaplikasikan konsep tersebut dalam trading. 

Sebelum beli saham, ketahuilah saham apa yang anda beli. Baik dari segi potensi kenaikan sahamnya maupun segi risiko di saham tersebut. Jangan asal membeli saham hanya karena anda ingin untung besar di saham. Baca juga: Belajar Analisa Teknikal Saham Full PDF.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Dua Rasa Takut (Fear) dalam Trading Saham

Dua Rasa Takut (Fear) dalam Trading Saham

Rasa takut (fear) dalam trading saham pasti pernah dialami oleh semua trader. Anda yang sekarang sudah memiliki pengalaman trading, anda pasti merasakan rasa fear ini. Bagi sebagian trader mungkin akan bertanya-tanya: "Bung Heze, maksudnya rasa fear dalam trading saham itu yang seperti gimana ya?" 

Secara garis besar, rasa fear dalam trading dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Takut kehilangan dan takut ketinggalan.

TAKUT KEHILANGAN DALAM TRADING SAHAM

Takut kehilangan terjadi ketika saham yang anda miliki turun. Anda takut untuk cut loss. Atau sebaliknya, ketika saham anda turun, anda langsung cepat-cepat melakukan cut loss karena anda takut jika anda kehilangan modal anda lebih banyak. 

Padahal di satu sisi, anda mungkin hanya perlu menunggu sedikit waktu agar saham anda bisa naik lagi. Rasa takut ini yang sering sekali dialami oleh trader pemula. Baca juga: Saham Turun: Hold atau Cut Loss? 

Takut kehilangan juga bisa terjadi saat anda melihat saham tertentu harga turun terus. Di satu sisi, anda belum memiliki sahamnya. Karena saham turun terus, anda takut membeli sahamnya, anda takut kehilangan modal jika saham yang anda beli turun terus. Sehingga ketika saham tersebut sudah benar2 diskon, dan diakumulasi lagi, anda sudah ketinggalan momen. 

TAKUT KETINGGALAN DALAM TRADING SAHAM

Rasa takut ketinggalan terjadi ketika harga saham sedang naik tinggi-tingginya, dan anda belum memiliki sahamnya. Karena anda takut 'ketinggalan kereta', anda akhirnya memutuskan untuk membeli saham yang trennya sudah di harga puncak. 

Anda melihat saham yang lagi naik tinggi, dan anda takut kehilangan momentum di saham tersebut. Di satu sisi, anda melihat trader-trader yang sharing profit besar dari saham tersebut. 

Ujung2nya anda justru nyangkut di harga puncak, karena anda mengejar saham yang sebenarnya saham tersebut sudah naik sangat tinggi. Sesuai dengan konsep trading, tidak ada saham yang naik terus tanpa turun. Semakin tinggi saham naik (apalagi kalau anda belum pegang sahamnya), anda justru harus selalu menganalisa lebih lanjut, karena biasanya saham2 seperti ini punya potensi koreksi yang besar juga. 

Anda bisa baca-baca lagi tulisan saya tentang konsep dasar trading disini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun.

Rasa takut dalam trading bisa diminimalkan dengan tiga cara: 

1. Pengalaman trading 

Semakin banyak pengalaman trading anda, rasa takut ini akan cenderung semakin berkurang. Hal ini sudah saya alami sendiri. Satu sampai tiga tahun pertama, melihat harga saham yang turun rasanya memang sangat mengerikan. Tapi setelah itu, saya sudah terbiasa melihat harga saham yang naik turun. 

2. Membeli saham yang benar 

Pengalaman trading saja tentu tidak cukup untuk mengurangi rasa takut dalam trading. Banyak trader yang sudah trading dengan rentang waktu yang cukup lama, tetapi banyak trader yang masih merasa takut ketika saham yang dibeli turun, atau sebaliknya, terus membeli saham-saham yang harganya sebenarnya sudah berpotensi untuk turun. 

Sehingga, banyak trader yang meskipun sudah memiliki pengalaman trading beberapa tahun, namun trader belum bisa mendapatkan profit yang  konsisten. 

Maka dari itu, selain pengalaman trading, anda harus tahu bagaimana cara membeli saham-saham yang benar. Lebih tepatnya membeli saham yang berkualitas, sesuai dengan analisa yang tepat. Saya pernah menuliskan strategi2 praktik analisis teknikal saham disini: Buku Saham. 

3. Psikologis trading yang benar 

Psikologis yang benar ana butuhkan agar anda bisa mengurangi rasa fear dalam trading saham, karena tanpa mempelajari psikologis trading yang benar, anda tidak akan bisa mengurangi rasa fear dalam trading. Cara menerapkan psikologis trading yang benar, anda bisa baca materinya disini: Psikologis dan Mindset Trading. Pahami bagaimana menerapkan mindset trading yang benar, so anda bisa memahami bagaimana cara berpikir dan analisa yang benar, sehingga anda bisa mengalahkan rasa fear tersebut. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Logis dan Rasionalitas Membeli Saham

Cara Logis dan Rasionalitas Membeli Saham

Dalam trading saham, anda pasti akan menghadapi berbagai macam pergerakan harga di saham yang sangat fluktuatif. Maka dari itu, dalam membeli saham anda harus mampu menggunakan akal sehat (logis) dan rasionalitas. Disamping analisa teknikal, sifat rasionalitas inilah yang bisa mengarahkan anda untuk mendapat profit di pasar saham. 

Pertanyaannya: Bagaimana cara agar trader bisa logis dan rasional dalam mengambil keputusan trading?

Cara logis dan rasionalitas dalam membeli saham dilakukan dengan FOKUS pada portofolio anda. Apa maksudnya fokus? Fokus yang saya maksud adalah jangan mudah terpengaruh dengan saham2 yang sedang naik, bahkan yang sudah naik drastis. 

Anda boleh mengamati dan mencari tahu kenapa saham2 di sektor tertentu harganya sedang naik banyak pada saat itu, tetapi anda tetap harus fokus pada apa yang sudah anda rencanakan sebelumnya (baca: Fokus pada trading plan). Untuk memudahkannya, saya kasih contoh: 

Setelah melakukan analisis teknikal, Pak Untung memutuskan membeli saham  BBCA, DOID, ADRO, SSIA. Saham2 tersebut setelah dibeli ternyata masih belum naik. Di saat yang hampir bersamaan, saham ELSA dan ASRI naik sangat kencang. 

Kemudian Pak Untung langsung menjual saham-sahamnya dan memindahkan modalnya ke ELSA dan ASRI. Sesaat kemudian, ternyata ELSA dan ASRI harganya mulai bergerak turun dan tidak naik lagi sesuai dengan harapan Pak Untung. Dengan kata lain, Pak Untung membeli saham ASRI dan ELSA di harga tertinggi, dan langsung turun setelah sahamnya dibeli. 

Akhirnya alih-alih mendapat profit besar dalam waktu yang lebih singkat, saham Pak Untung justru nyangkut di harga atas. 

Hal ini seringkali terjadi. Trader tidak menggunakan faktor rasionalitas dalam membeli saham dan cenderung mudah terpengaruh dengan saham2 yang sedang naik. 

Keinginan membeli saham-saham yang sudah naik tersebut tidak lepas dari keinginan trader untuk mencapai tujuan akhirnya, yaitu mendapat profit. Semua trader tentu trading dengan tujuan profit. Tetapi, setiap trader harus memiliki perencanaan trading yang baik. 

Kalau anda mudah terpengaruh membeli saham yang sudah naik, justru akan membahayakan anda. Saya juga sudah pernah menuliskannya disini: Waspadai Saham-saham yang Sedang Naik Drastis. 

Jadi, cara logis dan rasionalitas membeli saham adalah: Fokuslah pada saham yang sudah anda beli. Ketika anda membeli saham, pantau saham tersebut, dan tentukan batas take profit dan cut loss. Anda tidak perlu bingung dengan saham lain yang sedang naik. 

Toh, kalau di Bursa Efek ada 10 saham yang sedang naik kencang, anda nggak mungkin beli semuanya kan? Itulah yang dinamakan dengan faktor rasionalitas. Pilihlah saham yang ada dalam radar analisis anda, bukan membeli semua saham yang sudah naik. 

Sekali lagi, saya tidak mengatakan kalau anda tidak boleh memindahkan saham anda ke saham lain yang lebih potensial untuk naik. Tapi dalam trading ada yang namanya trading plan. Jadi, ketika merencanakan sesuatu anda harus berpatok pada analisis, dan bukan pada kondisi emosi. 

Pos ini tidak hanya membahas tentang bagaimana cara melakukan analisis teknikal, tetapi juga faktor psikologis. Saya juga membahas psikologis trading secara lengkap disini: Buku Saham.   


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Konsep Trading Saham yang Harus Anda Jauhi

Konsep Trading Saham yang Harus Anda Jauhi

Anda yang baca judul pos diatas mungkin bertanya-tanya: Konsep trading yang harus dijauhi itu trading yang seperti apa Pak Heze? Silahkan baca tulisan ini sampai habis. 

Di pasar saham, para trader Indonesia rata-rata memiliki kebiasaan buruk: SERBA INSTAN dan GRATIS. Mengapa saya katakan demikian? 

Saya seringkali menemukan trader yang punya keinginan untuk bisa dapat profit yang besar dalam waktu singkat. Padahal pengalaman trading masih sangat minim.

"Saya nggak mau profit 1%. Saya mau profit ratusan persen." (Padahal profit kecil adalah langkah awal dan proses yang bagus untuk mendapatkan profit besar). 

"Pak saya baru buka akun di sekuritas. Apa bisa untuk Rp20 juta per bulan, saya mau jadi full time trader." (Padahal trader baru saja buka rekening saham. Tentu tidak mungkin jika anda langsung mau untung gede tiap saat dan langsung jadi full time trader).  

"Apakah ada metode trading yang bisa untung terus tanpa rugi?" (Setiap trader punya metode trading terbaik. Tidak ada metode trading absolut yang bisa diterapkan tanpa ada risiko sama sekali). 

Inilah yang dinamakan dengan mindset serba instan (ingin langsung untung besar tanpa mau belajar dan berproses) dan gratis (Tidak ingin mengeluarkan tenaga dan waktu untuk bisa mendapat profit). 

Banyak trader yang punya pemikiran2 seperti ini di pasar saham. Tidak heran banyak sekali promosi-promosi yang menjanjikan profit cepat dari saham, hanya dengan seminar sehari dua hari seolah anda sudah bisa langsung jadi trader pro yang nggak pernah rugi, modal balik 10 kali lipat. Dan tidak sedikit para trader yang terjebak dalam edukasi yang salah ini. 

Kenyataannya ternyata trading saham tidak seindah itu. Jika anda merasa termasuk salah satu yang punya pikiran yang sama, maka anda harus mulai menghilangkan mindset seperti ini. 

Sangat mungkin anda mendapatkan untung besar dari saham meskipun anda masih pemula. Namun harus anda ingat, kalau anda baru lampu hijau di dunia saham dan anda tiba-tiba dapat profit jumbo dalam waktu singkat, anda jangan cepat puas. Anda harus lihat pergerakan profit anda kedepan.

Kalau transkasi trading anda berikutnya, profit anda jauh lebih kecil daripada sebelumnya, atau bahkan anda rugi, maka kemungkinan besar anda hanya beruntung / hoki saat itu.

Jadi untuk bisa sukses di saham, anda harus memulainya dari nol. Yap, tentu saja tidak ada sukses yang didapatkan secara instan. 

Konsep trading serba instan dan mindset gratisan harus anda buang jauh-jauh dari trading anda. Ini adalah konsep trading yang sangat berbahaya, bahkan bisa membuat trader bangkrut. Sayang sekali jika modal anda habis sia-sia hanya karena anda mencari keuntungan serba instan di pasar saham. 

Padahal di pasar saham, anda butuh sabar, butuh analisis, butuh telaten, butuh menjadi trader yang tenang. Baca juga: Belajar Psikologis Saham. 

Di artikel ini, saya juga ingin memberikan fakta yang ada dalam trading saham. Saya menulis ini karena saya sudah menjalani manis pahitnya trading saham. Ada saatnya pasar saham memberikan kesempatan besar untuk profit. 

Tapi ada saatnya pasar saham bergerak turun terus, transaksi mendadak sepi, saham2 yang biasanya bagus tiba-tiba tidak banyak bergerak. 

Nah, kalau anda ada dalam posisi seperti ini, apa yang anda lakukan? Sementara di luar sana banyak yang memberikan edukasi yang salah, yang seolah mengatakan bahwa dapat profit dari saham itu sangat mudah, tiap saat, dan tidak mungkin rugi, tidak ada risikonya. 

Kebanyakan trader yang mau instan, akan cenderung 'menerjang badai', yaitu ketika momentum belum tepat, trader ngotot untuk beli saham terus, karena sudah didoktrin bahwa saham itu bisa dapat untung cepat. 

Ubahlah "konsep trading" serba instan menjadi konsep trading yang mengacu pada rasionalitas. Dengan demikian, anda akan lebih mampu membaca momentum2 trading yang bagus, termasuk saat2 kapan anda harus berhenti trading. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Psikologis Trading Membuat Anda Profit Konsisten

Psikologis Trading Membuat Anda Profit Konsisten

Sukses alias mencapai profit di pasar saham bisa dicapai dengan banyak jalan. Setiap dari anda memiliki pengalaman trading yang berbeda-beda. Setiap dari anda memiliki cara trading masing-masing. Setiap dari anda punya indikator2 saham yang cocok untuk anda terapkan. 

Anda mungkin sukses sebagai swing trader yang mengandalkan tren dan MA. Trader lain mungkin sukses sebagai trader jangka pendek yang mengandalkan indikator MACD. Trader lain mungkin sukses sebagai trader jangka menengah dengan mengandalkan analisa tren dan perpaduan analisa fundamental. Anda mungkin sukses sebagai investor jangka panjang dengan mengandalkan analisa fundamental.  

Di pasar saham, ada banyak jalan menuju roma. Tapi tahukah anda, trader2 maupun investor suskes bukan hanya bergantung pada analisa yang mereka gunakan sehari-hari. Kecocokan analisa dengan gaya trading anda, memang bisa membuahkan probabilitas profit yang lebih besar. Tetapi untuk bisa profit konsisten, anda harus bisa melakukan adaptasi, rasionalitas, dan good mindset.

Warren Buffet bisa mendapatkan profit konsisten dari investasinya 20-40% per tahun. Dan salah satu saham yang dimiliki adalah saham Coca-Cola sejak tahun 1987 - sekarang. Beliau tidak mungkin bisa mempertahankan profit konsisten sampai hari ini kalau beliau hanya melakukan analisa fundamental dan taruh duit untuk investasi. 

Sebab, pada tahun2 tertentu harga saham Coca-Cola (dan mayoritas saham2 di Bursa Amerika) pernah mengalami kejatuhan, termasuk bulan Oktober 1987 di mana Wall Street mengalami crash

Nah tanpa memiliki mental dan mindset yang benar, Warren Buffet pasti sudah menjual sahamnya, walaupun analisa fundamental yang digunakan mungkin terbilang kompleks, dan bahkan sudah banyak diadopsi oleh para fundamentalis. 

Jadi, sebagus apapun analisa yang anda gunakan. Se-cocok apapun analisa anda, anda harus bisa mengimbangi dengan psikologis trading yang benar. Karena psikologis yang benar bisa menjadi petunjuk arah bagi anda untuk menjadi trader yang rasional di pasar saham. 

Ketika anda bisa menjadi trader yang rasional, anda akan tahu apa yang harus dilakukan ketika pasar saham tiba2 berubah menjadi bearish. Sebaliknya, anda juga tidak bingung apa yang anda lakukan dengan saham anda, ketika saham anda sudah naik tinggi. Anda tahu apa yang harus dilakukan ketika harga saham sedang naik, tapi anda belum sempat membeli sahamnya. 

Dengan mindset trading dan tahu apa yang harus dilakukan saat trading, anda tahu apa yang harus dilakukan ketika saham yang sudah anda analisis dengan benar, harganya ternyata masih belum naik. 

Selama ini, banyak trader yang berpikir hanya dengan analisa teknikal yang canggih, mereka sudah bisa mendapatkan profit besar dalam trading.  Pikiran ini salah besar. 
Saham adalah permainan psikologis, bukan cuma berbicara tentang analisa. Perhatikan IHSG dan harga saham yang naik-turun. Lihatlah ketika saham yang anda beli belum bergerak sesuai dengan harapan anda. Disitu anda akan merasakan bahwa pasar saham sangat akrab dengan permainan psikologis.
Psikologi trading, the right investor mindset dan membenahi kesalahan2 trader bisa anda pelajari materi lengkapnya disini: Buku Saham

Anda yang mulai belajar saham, anda yang belum bisa mencetak profit di pasar saham padahal anda sudah punya banyak formula analisis teknikal, maka pelajarilah dan terapkan psikologis trading yang benar. 

Sekali lagi, psikologis trading yang baik akan mengarahkan anda pada rasionalitas trading, sehingga kombinasi analisa teknikal dan mindset trading yang benar akan membawa anda pada profit yang konsisten. Ingatlah, bahwa analisa teknikal saja tidak cukup untuk membuat anda profit. Imbagi analisa anda dengan mindset trading. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mindset Trader Saham Pro

Mindset Trader Saham Pro

Pada saat trading saham, mental anda sebenarnya sedang diuji. Tidak peduli market sedang dalam kondisi bullish atau bearish, anda harus tetap bisa menjaga psikologis anda dengan baik. Perubahan kondisi market yang begitu cepat seringkali membuat trader mengalami perubahan mood yang drastis. 

Saat anda sudah untung besar, bisa saja anda senang, riang, gembira. Tapi ketika pasar saham tiba2 berubah jadi bearish, mayoritas saham turun, saham yang anda beli langsung turun tidak seperti sebelumnya. Sangat mungkin perasaan anda berubah. Anda menjadi panik, takut, ingin cut loss dan sebagainya. 

Anda mungkin merasa senang sekali saat pasar saham lagi bullish. Saham anda naik. Tapi bagaimana perasaan anda ketika anda harus menghadapi market crash? Saham-saham anda tidak naik cepat seperti pada saat market sedang bullish?

Saya sudah beberapa kali mengalami kondisi market crash, dan pada saat itu saham yang saya pegang nominalnya (harga) juga turun drastis. Tapi setelah masa2 bearish panjang sudah berakhir, ternyata saham2 yang turun harganya bisa naik lagi jauh diatas harga beli. Selama anda beli saham yang benar, harusnya anda tetap bisa tenang menghadapi kondisi market, because actually kondisi2 seperti ini sudah biasa terjadi di pasar saham.

Di pasar saham tidak ada sesuatu yang abadi. Tidak mungkin saham turun terus. Sebaliknya, saham yang naik terus pasti nanti akan turun lagi. 

Artinya, anda harus memiliki mindset seorang trader saham pro agar anda bisa tetap bertahan di pasar saham, dan tidak mengalami kerugian besar. 

POLA PIKIR TRADER PRO 

Salah satu yang membedakan trader pro dengan trader pemula adalah jam terbang trading. Nah karena jam terbang trader pro jauh lebih tinggi, trader pro sudah paham apa yang harus dilakukan saat market lagi bullish atau bearish. 

Karena trader pro punya pemahaman2 ini, trader pro memiliki mindset yang perlu anda terapkan dalam trading: 

1. Melihat peluang saat market bearish 

Sudah menjadi "tradisi", ketika market bearish semakin banyak pelaku pasar yang jual saham, telat cut loss dan cut sebagainya. Trader pro tidak terburu untuk cut loss, tidak terburu beli saham terlalu banyak saat market masih turun. 

Trader pro bisa menyesuaikan kondisi market bearish dengan strategi tradingnya. Terkadang kondisi market yang lagi bearish membuat anda tidak bisa menerapkan strategi trading yang sama dengan saat market lagi bullish. Maka dari itu, anda harus melihat peluang ketika market bearish. 

Sebab dalam kondisi market bearish pun, anda tetap bisa mencetak profit. Namun anda harus bisa melihat peluang tersebut. Banyak trader yang hanya mengeluh ketika melihat market mulai bearish, sehingga trader tidak bisa melihat potensi profit ketika market lagi turun. 

2. Tahu apa yang harus dilakukan saat market naik 

Seberapa banyak dari anda yang ketika saham anda sudah naik banyak, tetapi anda masih enggan untuk realisasi profit, karena anda berharap harga saham akan naik terus karena market lagi bullish? Tapi karena anda terus berharap saham naik, akhirnya ketika market berbalik arah dengan cepat, saham anda yang sudah profit akhirnya turun lagi. 

Trader pro tahu apa yang harus dilakukan saat saham naik, yaitu harus menjual saham di harga berapa, dan tidak mudah terbawa arus market. Dalam kondisi market naik, trader pro tetap mampu menyaring saham2 bagus pilihannya, dan tidak terbawa oleh opini2 yang mengatakan saham A bagus, saham B akan naik kencang dan sebagainya

Di satu sisi, trader akan tetap bersikap santai dan cool meskipun sedang profit besar dan tidak mudah terbawa euforia, karena tidak setiap saat pasar saham berada dalam kondisi dan profit yang sama, maka euforia sasat profit besar bukanlah sifat yang bijaksana. 

3. Trader saham pro selalu woless

Trader saham pro bisa woles walaupun sahamnya sedang turun, ataupun sahamnya seadng naik banyak. Trader pro bisa tetap tenang menghadapi kondisi market yang lagi turun atau bahkan crash sekalipun. Karena fluktuatif market selalu terjadi, dan harga saham pasti ada 'gilirannya' untuk naik. 

Mulai sekarang, belajarlah dari pola pikir trader saham pro. Kalau anda mau untung di saham, anda harus pelajari juga mindset dan psikologis yang benar. Materi tentang membangun psikologis trading secara lengkap, pernah saya bahas juga disini: Membangun Psikologi & Mindset Trading. 

Kemudian anda bertanya kembali: "Tapi saya kan masih pemula. Gimana caranya supaya kita bisa punya mindset seperti trader pro, itu kan nggak semudah yang dibayangkan?"

Memang anda harus banyak berlatih untuk bisa memiliki mindset yang benar. Dan sebenarnya semua ini harus dimulai ketika anda masih pemula. Kalau anda sudah membiasakan diri anda untuk berpikir LOGIS di pasar saham, kebiasaan positif ini akan terbawa dalam trading anda. 

Nanti anda akan menyadari sendiri bahwa ketika market bearish, cepat atau lama market pasti akan naik lagi. Setelah market crash, saham2 yang sudah turun akan naik dalam waktu yang cukup lama. Sebaliknya, setelah pasar saham naik, pasar saham pasti akan turun lagi. 

Anda nggak perlu khawatir dengan fluktuatif harga saham ini, dan kalau anda sudah terbiasa mengamati market, saham anda naik dan turun adalah hal yang wajar. 

Tapi anda harus mulai belajar untuk memiliki mindset yang benar. Apapun level trading anda, entah anda pemula, baru trading beberapa tahun, atau sudah trading bertahun-tahun, anda yang merasa masih belum bisa profit karena anda suka terburu cut loss, gampang panik, masih grusa-grusu, anda harus mulai untuk belajar menerapkan mindset yang benar. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Dijual, Lalu Naik Lagi?

Saham Dijual, Lalu Naik Lagi?

Take profit alias ambil keuntungan adalah hal yang harus anda lakukan setelah anda membeli saham. Berapa lamapun jangka waktu take profit anda, sebagai trader, cepat atau lama anda tentu pasti ingin menjual saham anda pada saat harga saham anda sudah mengalami kenaikan. 

Karena tidak ada harga saham yang naik terus. Pada titik tertentu setelah harga saham naik, harga saham pasti akan koreksi lagi. 

Pada praktikknya, pernahkah ketika saham anda naik, dan anda menjual saham, namun harga saham yang anda jual ternyata masih naik lagi? 

"Wah saya pernah mengalami ini, lalu bagaimana solusinya supaya profit kita lebih besar lagi?" Kata anda 

Semua trader pernah mengalami hal ini, termasuk saya sendiri. Tapi anda harus tahu beberapa penyebab kenapa saham yang anda jual harganya cenderung masih naik lagi, dengan demikian anda tidak perlu menyesal, jengkel, merasa salah, merasa tidak berbakat, merasa kehilangan profit dan lain-lain. 

Baca juga: Cara Menentukan Target Profit dan Cut Loss yang Tepat. Dari pengalaman trading saya, ada tiga penyebab utama kenapa saham yang anda jual bisa naik lagi: 

1. Anda terburu menjual saham anda 

Kalau anda sering terburu menjual saham, padahal saham yang anda beli masih potensial untuk naik, IHSG juga lagi bagus, saham anda sudah di harga bottom, itu artinya, anda perlu membenahi: Analisa teknikal yang anda gunakan atau anda perlu mendalami psikologis trading lebih baik. 

Baca juga:  Cara Menentukan Target Profit dan Cut Loss yang Tepat dan 2 Faktor Keberhasilan Trading Saham. 

Karena di pasar saham itu sangat dibutuhkan kesabaran. Jika saham yang anda beli baru naik sedikit, lalu anda sudah panik dan langsung jual, maka kemungkinan besar anda harus banyak berlatih lagi bagaimana cara menentukan take profit, melihat kondisi pasar saham secara lebih luas, dan terutama membentuk mindset trading anda.

Seberapa banyak dari anda yang masih sering panik, dan belum bisa tenang dalam menganalisis saham? Hanya anda yang mengetahuinya. Setelah membaca tulisan ini, anda harus melakukan evaluasi pada trading anda. 

2. Anda sudah menetapkan target jual anda 

Nah poin kedua inilah yang ingin saya tekankan pada anda. Jika anda membeli saham di harga 800, lalu setelah membeli saham, anda sudah menetapkan jual di harga 850, setelah harga 850 anda langsung menjualnya. Tapi tidak lama kemudian harga saham naik lagi sampai 920. 

Kalau anda mengalami hal ini, apa yang anda lakukan sudah benar. Lho kok?

Pada saat anda menetapkan harga jual anda setelah beli saham, it means anda sudah menerapkan trading plan dan mematuhi trading plan anda sendiri. 

Harus anda ketahui, dalam trading saham, anda bukan hanya bertugas untuk melakukan analisa, tapi anda harus bisa menyusun trading plan. Trading plan salah satunya poin pentingnya adalah menetapkan anda mau jual saham di harga berapa setelah anda beli. Materi lengkap menyusun trading plan, pernah saya bahas disini: Buku Saham.  

Anda tidak akan bisa tahu harga saham akan naik sampai ke harga berapa. Oleh karena itu, anda harus menetapkan anda mau jual di harga berapa, bukan menunggu harga naik sampai ke level tertinggi, karena sekali lagi, kita semua tidak bisa mengetahui titik resisten paling tinggi dari harga suatu saham, pada kurun waktu tertentu. Dan apakah titik resisten tersebut akan tersentuh dalam waktu dekat, anda juga tidak akan tahu pasti. 

Kalau semua trader bisa mengetahui saham akan naik sampai ke level tertentu, maka tentu semua trader bisa mendapatkan profit di harga yang paling tinggi.  

Satu hal lagi, sebesar banyak profit yang anda dapatkan di hari itu, anda tetap harus bersyukur, karena belum tentu trader lain bisa mendapatkan profit sebesar anda. Banyak trader yang masih harus jatuh bangun untuk belajar dan menekan kerugiannya.  

Tapi sayangnya banyak sekali trader yang menyesal dengan target yang sudah ditetapkan sendiri. Banyak trader yang menyesal kenapa nggak jual saja di harga lebih tinggi. Banyak trader yang berpikir: "Seharusnya saya beli saham lain yang naiknya lebih cepat". 

Sikap2 inilah yang salah, yang pada akhirnya membuat trader sering menjadi latah dan akhirnya sering tidak bergerak sesuai trading plannya lagi. 

Kuncinya, selama anda tetap berada di jalur trading plan anda, dan anda selalu menyusun trading plan beli dan jual saham anda, maka apa yang anda lakukan sudah benar. 

3. Anda langsung menjual saham anda ketika sudah naik 

Kasus ketiga, anda memang belum menetapkan mau jual di harga berapa setelah beli saham. Jadi katakanlah anda beli saham di harga 1.000. Kemudian saat harganya naik ke 1.030, tanpa ancang-ancang dan analisa anda langsung menjual. Tidak lama kemudian harga saham masih  naik sampai 1.100.

Istilahnya, anda asal menjual saham saat saham sudah naik dan anda sudah profit. Kalau anda mengalami hal ini, maka anda harus mulai menetapkan trading plan anda dari awal. Kalau anda tidak menganalisa grafiknya, darimana anda bisa memprediksi harga saham akan naik sampai ke level tertentu?

Trader yang seringkali menjual saham secara spontan, bisa menjadi penyebab kenapa saham yang dijual harganya naik lagi. Penting bagi anda untuk mengetahui titik2 resisten saham, dan posisi IHSG saat itu, sebagai dasar untuk menentukan target jual yang lebih akurat. 

Dari tiga hal ini, anda termasuk tipikal yang mana? Well, kalau anda baca pos ini dan anda resapi baik-baik, maka anda yang berada di tipikal poin kedua, harusnya anda sekarang sudah lebih tenang kalau saham yang anda jual naik lagi. Anda tidak perlu menyesal atau merasa bersalah. Trading must go on. Life must go on.

Namun kalau anda masih masuk pada tipikal trader nomor satu atau tiga, anda perlu melakukan kembali evaluasi trading dan analisa anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Dijual, Lalu Naik Lagi?

Saham Dijual, Lalu Naik Lagi?

Take profit alias ambil keuntungan adalah hal yang harus anda lakukan setelah anda membeli saham. Berapa lamapun jangka waktu take profit anda, sebagai trader, cepat atau lama anda tentu pasti ingin menjual saham anda pada saat harga saham anda sudah mengalami kenaikan. 

Karena tidak ada harga saham yang naik terus. Pada titik tertentu setelah harga saham naik, harga saham pasti akan koreksi lagi. 

Pada praktikknya, pernahkah ketika saham anda naik, dan anda menjual saham, namun harga saham yang anda jual ternyata masih naik lagi? 

"Wah saya pernah mengalami ini, lalu bagaimana solusinya supaya profit kita lebih besar lagi?" Kata anda 

Semua trader pernah mengalami hal ini, termasuk saya sendiri. Tapi anda harus tahu beberapa penyebab kenapa saham yang anda jual harganya cenderung masih naik lagi, dengan demikian anda tidak perlu menyesal, jengkel, merasa salah, merasa tidak berbakat, merasa kehilangan profit dan lain-lain. 

Baca juga: Cara Menentukan Target Profit dan Cut Loss yang Tepat. Dari pengalaman trading saya, ada tiga penyebab utama kenapa saham yang anda jual bisa naik lagi: 

1. Anda terburu menjual saham anda 

Kalau anda sering terburu menjual saham, padahal saham yang anda beli masih potensial untuk naik, IHSG juga lagi bagus, saham anda sudah di harga bottom, itu artinya, anda perlu membenahi: Analisa teknikal yang anda gunakan atau anda perlu mendalami psikologis trading lebih baik. 

Baca juga:  Cara Menentukan Target Profit dan Cut Loss yang Tepat dan 2 Faktor Keberhasilan Trading Saham. 

Karena di pasar saham itu sangat dibutuhkan kesabaran. Jika saham yang anda beli baru naik sedikit, lalu anda sudah panik dan langsung jual, maka kemungkinan besar anda harus banyak berlatih lagi bagaimana cara menentukan take profit, melihat kondisi pasar saham secara lebih luas, dan terutama membentuk mindset trading anda.

Seberapa banyak dari anda yang masih sering panik, dan belum bisa tenang dalam menganalisis saham? Hanya anda yang mengetahuinya. Setelah membaca tulisan ini, anda harus melakukan evaluasi pada trading anda. 

2. Anda sudah menetapkan target jual anda 

Nah poin kedua inilah yang ingin saya tekankan pada anda. Jika anda membeli saham di harga 800, lalu setelah membeli saham, anda sudah menetapkan jual di harga 850, setelah harga 850 anda langsung menjualnya. Tapi tidak lama kemudian harga saham naik lagi sampai 920. 

Kalau anda mengalami hal ini, apa yang anda lakukan sudah benar. Lho kok?

Pada saat anda menetapkan harga jual anda setelah beli saham, it means anda sudah menerapkan trading plan dan mematuhi trading plan anda sendiri. 

Harus anda ketahui, dalam trading saham, anda bukan hanya bertugas untuk melakukan analisa, tapi anda harus bisa menyusun trading plan. Trading plan salah satunya poin pentingnya adalah menetapkan anda mau jual saham di harga berapa setelah anda beli. Materi lengkap menyusun trading plan, pernah saya bahas disini: Buku Saham.  

Anda tidak akan bisa tahu harga saham akan naik sampai ke harga berapa. Oleh karena itu, anda harus menetapkan anda mau jual di harga berapa, bukan menunggu harga naik sampai ke level tertinggi, karena sekali lagi, kita semua tidak bisa mengetahui titik resisten paling tinggi dari harga suatu saham, pada kurun waktu tertentu. Dan apakah titik resisten tersebut akan tersentuh dalam waktu dekat, anda juga tidak akan tahu pasti. 

Kalau semua trader bisa mengetahui saham akan naik sampai ke level tertentu, maka tentu semua trader bisa mendapatkan profit di harga yang paling tinggi.  

Satu hal lagi, sebesar banyak profit yang anda dapatkan di hari itu, anda tetap harus bersyukur, karena belum tentu trader lain bisa mendapatkan profit sebesar anda. Banyak trader yang masih harus jatuh bangun untuk belajar dan menekan kerugiannya.  

Tapi sayangnya banyak sekali trader yang menyesal dengan target yang sudah ditetapkan sendiri. Banyak trader yang menyesal kenapa nggak jual saja di harga lebih tinggi. Banyak trader yang berpikir: "Seharusnya saya beli saham lain yang naiknya lebih cepat". 

Sikap2 inilah yang salah, yang pada akhirnya membuat trader sering menjadi latah dan akhirnya sering tidak bergerak sesuai trading plannya lagi. 

Kuncinya, selama anda tetap berada di jalur trading plan anda, dan anda selalu menyusun trading plan beli dan jual saham anda, maka apa yang anda lakukan sudah benar. 

3. Anda langsung menjual saham anda ketika sudah naik 

Kasus ketiga, anda memang belum menetapkan mau jual di harga berapa setelah beli saham. Jadi katakanlah anda beli saham di harga 1.000. Kemudian saat harganya naik ke 1.030, tanpa ancang-ancang dan analisa anda langsung menjual. Tidak lama kemudian harga saham masih  naik sampai 1.100.

Istilahnya, anda asal menjual saham saat saham sudah naik dan anda sudah profit. Kalau anda mengalami hal ini, maka anda harus mulai menetapkan trading plan anda dari awal. Kalau anda tidak menganalisa grafiknya, darimana anda bisa memprediksi harga saham akan naik sampai ke level tertentu?

Trader yang seringkali menjual saham secara spontan, bisa menjadi penyebab kenapa saham yang dijual harganya naik lagi. Penting bagi anda untuk mengetahui titik2 resisten saham, dan posisi IHSG saat itu, sebagai dasar untuk menentukan target jual yang lebih akurat. 

Dari tiga hal ini, anda termasuk tipikal yang mana? Well, kalau anda baca pos ini dan anda resapi baik-baik, maka anda yang berada di tipikal poin kedua, harusnya anda sekarang sudah lebih tenang kalau saham yang anda jual naik lagi. Anda tidak perlu menyesal atau merasa bersalah. Trading must go on. Life must go on.

Namun kalau anda masih masuk pada tipikal trader nomor satu atau tiga, anda perlu melakukan kembali evaluasi trading dan analisa anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pola Berulang IHSG yang Perlu Anda Pahami

Pola Berulang IHSG yang Perlu Anda Pahami

Disadari atau tidak, pergerakan harga saham sehari-hari yang anda amati terdiri dari serangkaian pola yang cenderung sama alias berulang. Di pasar saham, ada dua pola yang paling sering, dan selalu terulang yang sering penulis amati. Dua pola itu adalah: Rasa optimis dan rasa takut (fear). 

Di dalam kedua pola tersebut, kita bisa membaginya lagi menjadi banyak siklus saham. Anda bisa baca tulisan saya sebelumnya disini: Memahami Fase Siklus Harga Saham.

Namun kita akan lebih banyak membahas dua pola utama yang sering terjadi, yaitu fase fear dan fase optimis. Anda harus memahami bahwa ketika IHSG dan sebagian harga saham naik, tidak selamanya harga saham akan naik. 

Di pasar saham, ada yang namanya profit taking alias ambil untung. Para pelaku pasar tidak mungkin terus membeli saham tanpa ambil untung. Nah, pada saat harga saham sudah naik tinggi, cepat atau lama harga saham PASTI AKAN TURUN. 

Demikian sebaliknya, ketika harga saham turun, dan turun terus, maka tidak selamanya harga saham akan turun. Pasti ada masa di mana harga saham mengalami technical rebound. 

Sekarang perhatikan IHSG dibawah ini, untuk lebih memahami apa yang saya maksud dengan rasa fear dan optimis. 


Harga saham yang turun sangat tajam (perhatikan tanda lingkaran), menunjukkan banyak trader yang sedang berada dalam masa fear dan panic selling. Semakin panjang candle merah yang terbentuk, menunjukkan harga saham turun semakin banyak, yang berarti rasa fear pada saat itu semakin besar. 

Tetapi saat harga saham sudah benar2 turun mencapai titik jenuhnya, IHSG kembali rebound. Pada masa rebound ini (dan semakin lama reboundnya), kita bisa melihat adanya rasa optimis dari pelaku pasar. Mulai banyak trader yang membicarakan yang bagus2 tentang saham, banyak yang mulai berburu saham, membeli dalam jumlah besar. 

Di satu sisi, IHSG sudah rebound berhari-hari, maka IHSG cepat atau lama akan balik turun / koreksi lagi. Sehingga, bisa anda perhatikan pada grafik diatas, pola yang sama terus terjadi secara BERULANG, dan mungkin tanpa anda sadari, setiap hari inilah yang kita hadapi di pasar saham. 

Nah apa artinya pola berulang IHSG ini? 

Saat IHSG turun tajam, dan terus turun, banyak sekali trader yang mulai pesimis dan cut loss. Tapi sebagai trader, anda harus bisa mengambil peluang-peluang yang ada. 

Kondisi di mana IHSG turun tajam dan banyak trader pesimis adalah kondisi yang bagus untuk memantau saham alias wait and see. Tidak perlu ikutan panik, tidak perlu ikutan pesimis. Siapkan cash yang besar untuk membeli saham ketika sudah rebound. 

Karena seperti pola yang selalu terjadi berulang, IHSG yang turun pasti akan rebound. Di dalam kesempatan yang kecil, peluang pasti anda, asalkan anda bisa menganalisis dan tidak terbawa oleh arus market

Sebaliknya, ketika IHSG naik, banyak trader yang sangat optimis dan terus membeli saham dalam jumlah besar. Seringkali trader lupa kalau kenaikan IHSG sudah terlalu tinggi, sehingga terus saja membeli saham, dan tidak sedikit akhirnya saham-saham trader nyangkut di harga puncak, ketika tiba-tiba IHSG berbalik arah. 

Pada kondisi IHSG sudah naik berhari-hari, anda juga harus menyadari bahwa tidak mungkin IHSG terus naik. Jangan terus membeli saham, terutama saham-saham yang memiliki korelasi besar dengan IHSG (contohnya adalah saham2 blue chip). Jika anda sudah profit, segera realisasikan profit anda. 

Memang analisis IHSG bukanlah satu-satunya analisis yang bisa anda gunakan untuk membeli saham, karena faktanya, ketika IHSG turun tetap saja ada saham yang naik, dan sebaliknya. 

Namun dengan mengetahui pola berulang IHSG ini, setidaknya anda bisa mengatur psikologis anda, mengatur TIMING untuk membeli, menjual, wait and see dan kapan anda harus menyiapkan cash yang besar. 

Jika anda belum memahami isi pos ini, baca kembali dari awal, pahami pola berulang IHSG, dan terapkan dalam trading anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Belajar Saham Gratis, Kenapa Harus Bayar Mahal?

Belajar Saham Gratis, Kenapa Harus Bayar Mahal?

Saya sering mendapatkan request / permintaan dari rekan-rekan pembaca web Sahamgain ini, ataupun dari teman-teman yang sedang ingin belajar saham untuk bisa memberikan materi belajar saham gratis. 

Memang kebanyakan orang akan selalu mencari yang gratisan, bukan hanya untuk belajar saham. Kalau nggak percaya, coba deh anda cek di Google Adwords misalnya, kata kunci "gratis" "free" pasti akan sangat banyak dicari orang. 

Kembali lagi, anda pasti menginginkan belajar saham gratis yang lebih bisa terjangkau oleh dompet, dan tentunya dari pembelajaran saham itu, anda bisa mendapatkan hasil yang maksimal (asalkan anda mau berusaha). 

Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut, saya menceritakan sedikit tentang website Sahamgain ini. Awal saya menulis website Sahamgain, saya memang memiliki motivasi untuk bisa berbagi, dan memberikan kontribusi kepada rekan-rekan yang masih awam di dunia saham. 

Saya tidak ingin orang meremehkan profesi saham (misalnya saham dianggap judi). Saya juga tidak ingin banyak orang terjebak dengan janji-janji manis diuar sana yang mengatakan kalau saham itu mudah, bisa cepat kaya, bisa beli saham nggak pernah salah, nggak pernah rugi. 

Padahal saham itu ada risikonya, dan anda nggak mungkin kan tiba-tiba sukses dalam waktu sekejap. Untuk jadi juara kelas saja anda harus belajar melebihi yang lain. Demikian juga dengan trading saham, kalau anda cuma maunya bermimpi, nggak mau ber-proses anda nggak akan bisa sukses.  

Itulah kenapa di Sahamgain ini, saya banyak menuliskan tentang risiko saham, yang bahkan saya tuangkan dalam Ebook Trading dan Belajar Saham tentang materi psikologi saham, dan membentuk mindset trading yang baik.

Materi-materi itu puentinngg banget, karena materi inilah yang membuat trader bisa memiliki psikologis yang lebih baik saat trading. Apa dampaknya? Pikiran yang baik akan membuat keputusan yang diambil lebih tepat, kita mampu berpikir lebih jernih.  

Terkait tulisan-tulisan saya di web maupun di ebook, saya memang ingin memberikan sesuatu yang berbeda tentang pandagan saham. Karena kalau saya cuma trading doank, menganalisis saham setiap hari, saya berpikir: "Di mana konstribusi masyarakat yang bisa saya berikan?" Maka dari itu, web Sahamgain ini saya dirikan selain untuk berbagi juga untuk pelayanan masyarakat. 

Jadi apabila anda memang punya keinginan kuat untuk bisa menjadi trader yang handal, saya membuat tulisan-tulisan di web Sahamgain dan ebook yang saya khususkan untuk itu. Artinya, tulisan-tulisan yang saya bukan cuma nulis teori, tapi semua itu juga berdasarkan pengalaman alias praktik. 

Di web Sahamgain ini, kalau anda buka-buka isi artikelnya, maka jumlah artikel yang saya tulis bukan hanya beberapa atau banyak, tapi sangat banyak dan bisa anda akses secara gratis. 

Dan sekali lagi, tulisan-tulisan saya yang sifatnya teori di web ini, anda tidak perlu bayar mahal-mahal. Di luar sana banyak sekali produk-produk yang menawarkan profit ratusan persen, padahal isinya hanya teori dan program-program yang sebenarnya tidak bisa kita ukur menggunakan rumus.. 

Iyalah.. Ini pasar saham boss. Anda tidak akan bisa menggunakan software-software atau robot pencetak untung berapapun harganya... Pasar saham itu digerakkan oleh orang-orang atau bahasanya adalah pelaku pasar. 

Dalam perjalanannya saya banyak menemukan blog-blog lain yang mencoba meniru gaya / style dari Sahamgain ini. Saya pribadi juga sering menemukan orang-orang yang melakukan plagiat dengan copy-paste isi artikel ini tanpa mencantumkan sumbernya sama sekali. 

Padahal blog / web itu ada hak cipta-nya. Bukan hanya buku saja yang memiliki hak cipta. Jika anda bisa baca yang orisinil, untuk apa membaca yang copy-paste.   

Jadi apa yang saya paparkan di web Sahamgain, anda tidak perlu membayar sama sekali untuk bisa mendapatkan dan mempraktikkan ilmu. Saya bahkan juga menerbitkan ebook gratis. Anda bisa download disini: Membeli Saham Bagi Pemula, di mana materi-materi ini banyak anda temukan dan anda harus membeli kalau mau mendapatkannya. 

Namun memang kalau anda lebih ingin serius belajar, tidak 100% anda bisa mendapatkan secara gratis, karena saya sendiri menerbitkan 2 ebook praktik trading premium. Anda bisa lihat disini: Ebook Trading dan Belajar Saham dan Ebook Panduan Memilih Saham Bagus beserta ulasannya. 

Disinilah kemudian banyak rekan2 yang bertanya: "Apakah memang ebooknya nggak gratis Pak Heze?"

Mengenai kedua ebook premium memang tidak gratis. Tapi sekali lagi, anda tidak perlu mengeluarkan uang jutaan atau puluhan juta untuk bisa belajar dan praktik. Harga ebook hanya sebesar Rp145.000 dan Rp150.000. Materi ebook juga tidak saya pisah satu-per-satu (misalnya belajar pemula sendiri, analisis teknikal sendiri). 

Materi ebook saya peruntukkan untuk anda yang ingin belajar dari nol sampai benar-benar bisa, dan juga untuk level intermediate dan level expert. Materi ebook saya susun lengkap mulai trading plan, psikologi saham, mindset investor, bocoran strategi-strategi trading, dan lain2 saya tuangkan semua materinya dalam satu ebook.  

So, jangan heran kalau anda lihat halaman ebook yang cukup tebal. Karena ya memang itulah tujuan anda, supaya anda tidak hanya dapat teorinya saja, namun anda bisa menerapkan apa yang ada di ebook. 

Anda tetap bisa mendapatkan layanan gratis dari ebook. Anda bisa konsultasi dengan saya melalui email dan anda bisa mendapatkan EBOOK GRATIS apabila saya melakukan update ebook (tambahan materi ebook). 

Jika anda mencari buku-buku lain misalnya, ketika penulis menerbitkan buku edisi baru, maka tentunya anda harus membeli lagi kan? 

Ebook berbayar ini sebagai bentuk bahwa memang ebook saya ada value-nya, banyak manfaatnya, ada hak ciptanya, di mana saya (El Hezekiah Sabbat) sebagai penulisnya. Jadi bukan hanya sekedar ebook-ebookan yang isinya cuma pengenalan-pengenalan dan teori. Itulah mengapa tidak asal saya berikan secara gratis.

Namun anda hanya membayar sedikit saja untuk bisa melakukan praktik trading dengan semua cakupan materi yang lengkap dan maksimal. Dibandingkan anda mencari buku-buku lain misalnya yang harganya lebih mahal atau sama namun isinya cuma teori. 

Atau bahkan yang lebih parah, banyak saya temukan buku yang "dalamnya seminar dan jualan program". Dengan kata lain, anda harus membayar lagi jutaan rupiah untuk membeli seminar dan program, yang ternyata isinya hanya itu-itu saja. 

Kemudian anda tanya: "Kalau saya punya ebooknya, apakah di ebooknya harus beli software lagi untuk bisa menunjang trading saya?"

Tidak. Ebook berisi materi full praktik trading dan percayalah saya nggak memberikan abal-abal apapun untuk menyuruh anda membayar ini dan itu yang jauh lebih mahal dari harga Ebook itu sendiri. Anda hanya butuh mempelajari dan menerapkan materi yang ada di ebook agar anda mahir. That's it. 

Anda yang masih ingin mencari yang 'gratisan' di Sahamgain ini, saya juga menyediakan rekomendasi saham / watchlist saham gratis, bisa anda akses kapanpun dan tidak saya kenakan biaya membership pada anda. Anda bisa lihat disini: Rekomendasi Saham Hari ini. 

Pada halaman rekomendasi saham, saya memberikan saham-saham yang potensial naik, namun tentu saja saya lebih menginginkan anda mempraktikkan sendiri analisanya. Intinya, saya hanya memberikan kunci, namun anda harus bisa menyelesaikannya sendiri. 

Karena setiap orang memiliki cara trading, analisis dan time frame yang berbeda satu dengan yang lain. Nah, dari watchlist saham gratis ini, ternyata cukup sukses besar, di mana banyak saham2 watchlist kita yang naik banyak dalam sebulan broo.. 

Sedikit contohnya anda bisa lihat disini: Saham-saham (Rekomendasi) Pencetak Return Bulan November 2017Saham-saham (Rekomendasi) Pencetak Return Bulan Desember 2017Saham-saham (Rekomendasi) Pencetak Return Bulan Januari 2018. 

Itulah layanan-layanan gratis di Sahamgain yang saya berikan untuk anda, dan gratis yang saya berikan ini bukan cuma gratis tapi nggak ada isinya, melainkan gratis yang berbobot dan berguna untuk trader maupun investor. 

Jadi kalau anda bisa mendapat edukasi saham free, gratis, anda hanya perlu membayar sedikit untuk menjadi bisa, untuk apa harus membayar promosi yang terlalu mahal?


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.