Jam Trading Saham yang Baik

Jam Trading Saham yang Baik

Beberapa waktu lalu, saya mendapatkan pertanyaan dari seorang rekan trader. Dan pertanyaannya cukup menarik untuk kita bahas dalam praktik trading. Pertanyaannya sebagai berikut: 

"Pak Heze saya biasanya membeli dan antri saham di pagi hari sebelum market buka, saya antri pakai book order. Terkadang saat market lagi jalan, saya juga order beli. Tapi seringkali saya tidak mendapatkan order harga yang sudah saya pasang. Jam trading saham yang baik itu antara jam berapa saja, agar kita bisa mendapatkan angka buy yang bagus?"

Jujur saja, kalau saya ditanya seperti ini, saya tidak bisa jawab dengan akurat. Lho kenapa? 

Jam trading di Bursa saham itu berlangsung antara jam 09:00-16:00. Dan sebelum pukul 09:00 itu ada yang namanya sesi pre-opening jam 08:55, di mana saham2 LQ45 sudah mulai "dibuka" pada sesi tersebut. Untuk lebih jelasnya anda bisa baca: Jam Trading di Bursa Saham Indonesia. 

Nah, di setiap menit, setiap jam, setiap kesempatan, pasti akan ada momen2 di mana harga saham bagus untuk dibeli. Baik itu pagi hari tepat jam 09:00, atau siang hari, atau bahkan sore harinya. 

Anda tidak boleh terpaku pada satu jam trading tertentu. Karena momen trading yang bagus itu bisa datang kapan saja, tergantung pola grafik sahamnya.  Memang di pos ini: Strategi Trading Saham Efektif di Pagi Hari, antara pukul 09:00-11:30, saya menuliskan bahwa pagi hari adalah waktu yang cukup bagus membeli saham. 

Namun saya juga memberikan beberapa poin penting, bahwa anda juga harus mempertimbangkan kondisi market saat itu, dan mencari saham2 yang memang punya teknikal yang bagus saat closing market, sehingga pagi harinya berpotensi buat naik. 

Jadi meskipun saya akui berdasarkan pengalaman saya, bahwa beli saham di pagi hari itu cukup efektif (sahamnya bisa naik), tapi hal ini TIDAKLAH ABSOLUT, karena poin2 yang saya sampaikan tadi  

Artinya, kalau anda bertanya pada saya jam trading yang terbaik, paling ideal, paling efektif itu jam berapa, maka sebenarnya semua momen terbaik di setiap saat bisa anda temukan. 

Jadi begini, jangan pernah mencoba untuk menemukan kapan jam terbaik buat trading. Anda tidak akan menemukan waktu IDEAL yang benar2 ideal untuk buy saham. Market itu fluktuatif. Artinya, anda juga harus fleksibel, tidak boleh kaku dan terpatok dengan satu titik tertentu. 

Nah, kalau anda berangaapan bahwa pagi hari benar2 ideal, ternyata IHSGnya saat itu langsung dibuka anjlok 1,5%, apakah anda masih mau borong saham di saat2 seperti itu? 

Saran saya: Anda lebih baik fokus pada analisa teknikal, daripada fokus mencari jam trading saham terbaik dan paling ideal.  Karena di jam trading entah itu pagi, pagi menjelang siang, sore, selama di jam trading saham sangat mungkin anda menemukan saham yang bagus yang berpotensi naik.  

Nah kalau anda pasang order, dan order anda sering tidak match, entah saham anda sudah naik duluan sebelum anda sempat dapat sahamnya, itu artinya anda perlu memperdalam analisa saham anda. Bukan masalah jam tradingnya yang tidak mendukung.

Apabila anda punya waktu lebih untuk analisa, anda bisa coba perhatikan pergerakan saham mulai pagi hari. Karena di pagi hari fluktuatif saham biasanya masih cukup bagus, sehingga dengan ini, anda juga punya kesempatan lebih banyak untuk belajar pergerakan2 saham. 

Apa yang saya tulis ini mungkin agak berbeda / kurang berlaku dibandingkan pasar forex. Karena pasar forex dalam sehari bisa diperdagangkan selama 24 jam. Itu artinya, di market forex pasti ada jam2 di mana perdagangan forex cenderung sangat ramai transaksi dan sepi transaksi. 

Tapi kalau di saham sehari perdagangan saham hanya dibuka pukul 09:00 - 16.00. Itu artinya, saya yakin para pelaku pasar alias trader, pasti akan memanfaatkan betul jam2 trading yang 'terbatas' ini, untuk meraup untung. 

Kemudian anda ingin bertanya: "Tapi Pak Heze, kalau saya nggak ada banyak waktu buat memantau market, gimana saya mau melakukan analisa saham?"

Untuk anda yang tidak punya banyak waktu, anda bisa coba beberapa tips dari saya untuk waktu2 terbaik analisa saham. Anda bisa baca2 tulisan saya disini: Cara Analisa Saham untuk Pekerja Kantoran.

Anda yang sibuk, beberapa strategi beli saham dari saya, kalau setelah anda menganalisis dan anda yakin sahamnya bakalan naik, maka anda bisa coba pasang harga beli anda satu-dua poin diatas harga closing hari sebelumnya, atau satu-dua poin dibawah harga closing hari sebelumnya. 

Order anda nantinya mungkin bisa match pagi harinya, siang hari atau bahkan sore hari. But first, sebelum anda lakukan itu, seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, anda harus fokus dulu ke analisa teknikal, ketimbang memikirkan jam trading yang paling baik. 

Semakin rajin anda melakukan analisis saham, semakin tekun anda berproses, anda akan semakin bagus dalam memprediksi saham2 yang akan naik. Memang semuanya ini dibutuhkan proses. Tidak ada keberhasilan yang instan. 

Sebagai tambahan, agar anda bisa semakin bagus dalam menganalisis saham, anda bisa mencoba menganalisis saham ketika hari libur Bursa. Anda bisa baca tulisan saya disini: Cara Melatih Insting Analisis Trading Saham.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

3 Penyebab Saham Tidak Bisa Dijual

3 Penyebab Saham Tidak Bisa Dijual

Tujuan anda membeli saham adalah supaya bisa menjual kembali di harga yang lebih tinggi, dan anda mendapatkan profit / keuntungan dari capital gain (selisih harga jual - harga beli). 

Tapi bagaimana kalau anda menemukan kasus di mana anda sudah membeli saham tertentu, namun anda tidak bisa menjual saham anda? Hal ini sering dialami oleh trader saham, dan saya juga sering mendapatkan pertanyaan dari rekan-rekan karena ada kendala di mana trader tidak bisa menjual sahamnya. 

Lalu mengapa saham tidak bisa dijualBerdasarkan pengalaman saya, ada 3 penyebab saham tidak bisa dijual. Apa saja itu? Mari kita bahas bersama. 

1. Anda salah menempatkan order jual 

Problem ini sangat sering saya temukan terutama kendala tersebut dialami oleh kebanyakan trader saham pemula. Yup, salah menempatkan order jual membuat anda tidak akan bisa menjual saham. 

Kalau anda salah menempatkan order jual, biasanya status order menjadi REJECTED (ditolak). Beberapa penyebab trader salah menempatkan order jual karena: 

- Salah memasukkan harga jual yang tidak sesuai mekanisme harga saham
- Memasukkan harga jual yang salah saat pre closing market 

Maka dari itu, supaya anda tidak salah menempatkan order jual, sebelum trading anda harus benar-benar memahami dahulu mekanisme perdagangan saham, khususnya tentang mekanisme antrian bid dan offer saham. 

Kalau anda paham mekanisme perdagangan saham, anda tidak akan kesulitan menempatkan order jual yang benar. Anda bisa pelajari pemahaman2 dan praktik belajar saham mulai level pemula sampai expert termasuk mekanisme market disini: Buku Pasar Modal Jilid 1 & 2.

"Tapi Pak Heze, saya pernah memasukkan order jual saham dan saham saya masih belum terjual, statusnya masih open terus. Kalau seperti itu, apa solusinya?" Celetuk anda. 

Nah kalau kasusnya demikian, itu bukan berarti saham anda tidak bisa dijual. Anda sudah memasukkan order jual yang benar, hanya saja saham anda masih menunggu antrian harga agar anda bisa menjual saham sesuai dengan mekanisme pasar. 

2. Saham terkena suspensi 

Suspensi merupakan penghentian perdagangan saham sementara yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Ada banyak penyebab mengapa suatu saham terkena suspen. Yang paling sering terjadi karena adanaya pergerakan harga saham yang tidak wajar (unusual market activity).

Namun ada juga penyebab2 lain mengapa saham di-suspen alias 'dibekukan'. Anda bisa baca penjelasan suspensi lebih detail di pos saya berikut: Arti dan Ilustrasi Suspensi Saham. 

Kalau saham sudah di suspen (dibekukan), otomatis saham tersebut tidak akan bisa ditradingkan sampai status suspensinya dibuka lagi (unsuspen). Nah, kalau saham tidak bisa ditradingkan karena suspen, maka otomatis anda tidak akan bisa menjual sahamnya saat itu, karena nggak ada transaksi. 

Anda bisa menjual saham anda saat suspensinya sudah dibuka dan terjadi transaksi di hari itu. Status2 saham yang di suspen, bisa anda lihat disini: Suspensi IDX. 

3. Saham tidur / tidak ada transaksi 

Saham tidur alias saham2 yang tidak diperdagangkan (walaupun tidak terkena suspensi) adalah salah salah satu penyebab utama mengapa anda tidak bisa menjual saham anda. 

Biasanya yang sering terjadi adalah trader membeli saham A.. Kemudian saham A harganya turun terus sampai ke harga gocap Rp50 yang merupakan harga terendah di Bursa Efek. Maka anda tidak akan bisa menjual saham anda, karena saham tersebut sudah tidak ada transaksi lagi. 

Kalau anda punya saham tidur atau saham2 yang sepi dan tidak ada transaksi. Anda bisa menjual saham anda dengan dua cara. Pertama, jual di pasar negosiasi. Pelajari juga: Cara Transaksi Saham di Pasar Negosiasi dan Transaksi Saham di Pasar Negosisasi. 

Kedua, anda bisa menunggu saham anda ditradingkan lagi. Kalau anda menunggu saham anda aktif lagi, tentu kita tidak tahu sampai kapan saham tidur akan ditradingkan dan ramai lagi. 

Oleh karena itu, pilihlah saham2 yang punya pergerakan bagus (likuid, banyak ditransaksikan, punya fundamental bagus). Saham2 yang sepi transaksi, dan saham2 yang harganya di kisaran Rp100-200 per saham (apalagi fundamentalnya jelek), pada umumnya saham tersebut sangat rentan turun ke gocap dan menjadi saham tidur. Hal ini karena harga saham akan kembali ke faktor fundamentalnya.

Dari tiga penyebab saham tidak bisa dijual, mana yang pernah anda alami? Semoga melalui pos ini, anda sudah memahami penyebab saham anda tidak bisa dijual. 

Hal ini juga sekaligus bisa menjadi evaluasi trading anda. Kalau anda mengalami poin pertama, anda harus pelajari mekanisme perdagangan saham sebelum trading. 

Kalau anda mengalami poin kedua dan ketiga, anda harus lebih selektif dalam memilih saham. Karena saham2 yang terkena suspensi dan saham2 yang tidak diperdangkan, saham2 gocap adalah saham-saham yang kurang bagus secara teknikal maupun fundamental. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Arti Lot dan Odd Lot dalam Saham

Arti Lot dan Odd Lot dalam Saham

Di dalam perdagangan saham, anda pasti sering mengenal istilah lot. Definisi lot adalah satuan yang digunakan untuk perdagangan saham. Sama seperti ketika anda membeli beras, maka satuannya adalah kilogram. Ketika anda mengisi bensin, satuan yang dipakai adalah liter. Kalau di saham, kita pakai istilah lot ini.  

Jadi kalau anda mau beli dan jual saham, maka anda mengacu pada satuan lot ini. Anda mungkin sering mendengar istilah 1 lot saham. Apa maksudnya 1 lot saham ini? Oke kita langsung bahas bersama. 

Di pasar saham, pengertian 1 lot saham sama dengan 100 lembar sahamJadi kalau misalnya harga saham PT Mayora Indah Tbk ( MYOR) sekarang adalah 2.600, maka anda membutuhkan MODAL MINIMAL Rp260.000 untuk membeli saham MYOR. Itu belum termasuk fee belinya. Perhitungannya: 1 lot * 100 lembar saham * 2.600. 

Sudah paham sampai disini? Kalau belum paham, silahkan baca dan pahami kembali, supaya anda bisa melanjutkan pemahaman di tulisan2 selanjutnya.

1 lot ini adalah jumlah lot minimal yang anda butuhkan agar anda bisa beli saham. Jadi anda tidak bisa beli kurang dari 1 lot. Setelah 1 lot, adalah 2 lot, 3 lot, 4 lot dan seterusnya.  

Apabila anda mau beli saham, anda harus menyesuaikannya dengan jumlah modal yang anda miliki. Semakin besar duit untuk trading yang anda punya, anda bisa membeli saham dengan jumlah lot yang semakin banyak. Baca juga: Jumlah Minimal Lot untuk Beli Saham.  

Di dalam trading saham, anda bisa membeli dan kemudian menjual sebagian saham anda (tidak semua). Misalnya begini, anda membeli saham sebanyak 10 lot. Kemudian anda menjual saham anda hanya 5 lot. Dan sisanya 5 lot tetap berada di portofolio anda. 

ODD LOT SAHAM 

Di Bursa Efek kita juga mengenal istilah odd lot saham. Apa itu odd lot dan apa bedanya dengan lot? Odd artinya ganjil. Berarti odd lot adalah lot yang aneh. Apa maksudnya? 

Odd lot berarti adalah lot yang jumlahnya tidak genap 1 lot, atau tidak genap 100 lembar. Lot adalah kelipatan 100. Jadi kalau anda punya 150 lembar saham misalnya, berarti saham anda adalah odd lot.

Anda mungkin bertanya-tanya: "Kenapa bisa terjadi odd lot di pasar saham? Bukankah Bursa Efek sudah menetapkan bahwa 1 lot itu 100 lembar saham?"

Pertanyaan yang bagus. Odd lot bisa terjadi karena aksi korporasi yang dilakukan perusahaan yang bertujuan untuk menambah kepemilikan, misalnya aksi korporasi right issue atau saham bonus. 

Jadi misalnya PT A melakukan right issue dengan rasio right issue 955 saham lama akan mendapatkan 122 saham baru. Nah, kalau anda punya 1.000 lembar saham alias 10 lot, maka anda akan mendapatkan  saham baru sebanyak: 128 saham baru. Perhitungannya: (1.000:955) * 122. 

Nah jadi sekarang anda memiliki 100 saham plus 28 saham. Karena di pasar saham kita 1 lot = 100 lembar saham, maka 28 saham inilah yang disebut dengan odd lot, karena nggak genap 100 lot. Paham sampai disini?

Masalahnya, saham odd lot yang anda miliki ini tidak bisa dijual di pasar reguler karena seperti yang saya tuliskan tadi, di pasar reguler 1 lot haruslah genap 100 saham. Nah, untuk anda yang punya odd lot karena aksi korporasi, ada beberapa hal yang bisa anda lakukan: 

1. Menjual di pasar non reguler

Anda bisa jual odd lot di pasar negosiasi atau pasar tunai. Baca juga: Cara Transaksi Saham di pasar Negosiasi. Nah, untuk mekanisme transaksi di pasar negosiasi, anda harus bertanya dan proses langsung ke broker anda. Karena transaksi di pasar negosiasi tidak sama dengan pasar reguler. Baca juga: Pasar Reguler, Negosiasi dan Tunai di Bursa Saham.

2. Membeli di pasar negosiasi /tunai untuk menggenapkan jumlah lot 

Atau sebaliknya, anda tidak menjual saham odd lot anda, tetapi anda bisa membeli leagi saham odd lot di pasar negosiasi atau pasar tunai untuk menggenapkan jumlah saham yang anda punya (menjadi 100 lembar saham). 

3. Menunggu aksi korporasi selanjutnya 

Anda juga bisa memilih untuk tidak membeli atau menjual saham odd lot anda. Anda bisa menunggu perusahaan menunggu aksi korporasi selanjutnya, sehingga saat aksi korporasi berikutnya, ada kemungkinan jumlah saham anda bisa menjadi genap kembali. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Jumlah Minimal Lot untuk Beli Saham

Jumlah Minimal Lot untuk Beli Saham

Para pemula yang baru memulai trading saham seringkali bertanya pada saya: "Pak Heze berapa jumlah lot minimal yang kita butuhkan untuk membeli saham? Dan dalam hal apa order kita bisa match?" 

Pertanyaan2 ini sebenarnya masuk dalam mekanisme perdagangan saham. Tentu saja sebelum anda membeli saham, anda perlu memahami hal-hal dasar ini. Jadi kalau anda belum paham tentang hal-hal ini, ada baiknya anda anda menyimak pos yang saya tulis. 

Trading yang anda lakukan, berada di pasar reguler. Di pasar saham reguler, jumlah minimal pembelian saham adalah 1 lot. Jadi kalau anda mau beli saham Indofood (INDF) di harga 7.200 misalnya. Maka, anda harus membeli saham INDF MINIMAL sebanyak 1 lot. 1 lot adalah 100 lembar saham. 

Anda tidak bisa membeli kurang dari lot. Berarti kalau anda mau beli saham INDF di harga 7.200 sebanyak 1 lot, maka anda harus memiliki duit minimal sebesar Rp720.000, belum termasuk fee beli-nya (7.200 * 1 lot * 100 lembar saham). Tentang lot, juga pernah saya bahas disini: Arti dan Ilustrasi Satuan Perdagangan dan Fee Transaksi Saham.

Sekarang anda sudah tahu tentang jumlah minimal lot untuk beli saham. Lalu kapan order beli anda akan match atau deal? Order anda akan match apabila terjadi beberapa kondisi berikut ini: 

1. Anda memasang harga beli langsung di harga best offernya. 

Order anda akan match jika anda memasang harga beli tepat di harga best offer. Apa itu best offer? Apa itu best bid? Saya pernah membahasnya disini tentang mekanisme2 perdagangan saham khususnya tentang antrian harga saham: Permintaan dan Penawaran di Pasar Saham. 

Harga best offer adalah harga penawaran jual terbaik, sehingga kalau anda membeli saham pada harga penawaran jual terbaik, anda akan mendapatkan barangnya (saham) langsung. 

Tetapi di dalam antrian harga saham, harga best offer ini merupakan harga jual yang paling mahal, sehingga kalau anda merasa harga best offer masih terlalu mahal untuk anda, anda bisa memasang harga beli pada harga dibawahnya, tetapi anda harus antri.

2. Anda memasang antrian harga di best bid atau harga di bawahnya, dan ada banyak tekanan beli di harga anda, sehingga order anda match. 

Dalam trading saham, anda bisa melakukan antrian order, jika anda merasa harga di best offer terlalu mahal. Misalnya anda memasang antrian harga beli di 800 sebanyak 5 lot. Anda berada di antrian kelima. Maka, order anda bisa match kalau ada banyak trader yang menjual saham di harga 800, sampai pada antrian harga anda sebanyak 5 lot (antrian kelima tersebut terjual oleh trader, sehingga anda mendapatkan barangnya.

Untuk lebih jelasnya,  tentang cara memasang antrian harga beli dan jual saham dan tampilan bid-offer harga di saham, bisa anda baca mekanismenya disini:  Permintaan dan Penawaran di Pasar Saham. 

Pos ini menjawab pertanyaan beberapa rekan trader mengenai  berapa jumlah lot minimal untuk beli saham dan dalam hal apa order beli kita bisa dikatakan match / done. 

Kalau anda belum memahami ini, anda harus memahaminya terlebih dahulu sebelum anda membeli saham. Mengapa? Karena kalau anda tidak memahami mekanisme perdagangan di saham, anda tidak akan bisa menempatkan order yang betul dalam trading. Memahami mekanisme perdagangan adalah salah satu langkah penting yang harus anda pahami untuk seorang pemula. 

Anda juga bisa mendapatkan materi belajar saham mulai pemula, yang saya susun untuk memandu anda yang ingin benar-benar bisa trading saham dari nol sampai expert disini: Belajar Saham Pemula Sampai Expert. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Tidur = Delisting?

Saham Tidur = Delisting?

Dari banyaknya jumlah saham yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI), puluhan diantaranya merupakan saham tidur alias saham-saham yang harganya Rp50 (gocap) dan tidak bergerak / tidak ada transaksi trading. 

Anda bisa baca penjelasan saham tidur disini: Mengenal Saham Tidur dalam Trading. Mayoritas saham tidur adalah saham2 yang dulunya memiliki pergerakan (transaksi). Namun karena sahamnya jelek (secara fundamental dan teknikal), maka harga sahamnya turun terus dan akhirnya tidak diminati lagi. 

Trader-trader yang sudah terlanjur membeli saham, dan menjadi saham tidur, seringkali bertanya: "Apakah saham tidur ini nantinya bakal di-delisting?"  Contohnya seperti pertanyaan rekan trader yang saya dapatkan di WA beberapa waktu lalu: 

Klik gambar untuk memperbesar

Apakah saham-saham yang tidak bergerak dalam waktu yang sangat lama (saham tidur), saham tersebut bakalan terkena delisting? Dan apakah saham yang kita simpan akan hangus kalau sahamnya tidak bergerak dalam waktu lama? 

Jawabannya: TIDAK. Saham tidur tidak bakalan terkena delisting dari Bursa, selama perusahaan masih beroperasi, mampu memenuhi kewajiban2 selama listing di pasar saham dan tidak terkena masalah / kasus yang signifikan (misalnya direksi melakukan korupsi, penipuan produk di pasar dan lain2). 

Karena naik-turunnya harga saham itu kan tergantung dari permintaan dan penawaran market. Jadi nggak mungkin kalau suatu saham terkena delisting hanya karena suatu saham tidak bergerak. 

Demikian juga kalau anda membeli saham, dan saham anda jadi 'saham tidur', maka saham anda tidak akan hilang atau hangus. Biasanya, saham2 tidur tetap diperdagangkan di pasar negosiasi. Jadi, anda tetap bisa menjual saham tidur di pasar negosiasi. Pelajari juga: Cara Menjual Saham di Pasar Negosiasi. 

Tapi berdasarkan pengalaman-pengalaman yang sering terjadi, banyak juga saham tidur yang memiliki masalah fundamental / kinerja. Coba anda bayangkan, mengapa suatu saham harganya bisa turun terus sampai akhirnya tidak diperdagangkan lagi? 

Yup, kemungkinan besar karena perusahaan punya masalah kinerja, sehingga investor / trader tidak ada yang mau membeli sahamnya lagi. Akhirnya, jadilah saham tidur. 

Hal ini terjadi pada banyak saham seperti AISA, INVS dan lain2 yang akhirnya di delisting setelah beberapa lama menjadi saham tidur.  

Sehingga, saham tidur ada kemungkinan di delisting oleh Bursa (force delisting) atau perusahaan yang secara sukarela melakukan delisting (voluntary delisting), apabila perusahaan tidak memungkinkan untuk listing di pasar saham lebih lama, karena tidak memberikan banyak keuntungan dan kinerjanya memang sudah bermasalah dalam waktu tertentu.

Jadi jika anda menemukan saham tidur, ada baiknya anda mencermati kenapa suatu saham jadi saham tidur. Apakah karena sedang ada masalah pada kinerjanya? Apakah saat itu tidak ada masalah signifikan dan memang sahamnya digoreng oleh bandar? 

Kesimpulannya, saham tidur tidak akan terkena delisting selama perusahaan tidak mengalami masalah signifikan. Itulah kenapa di pasar saham banyak sekali saham2 tidur. Mereka tidak di-delisting karena perusahaan masih beroperasi secara jelas. 

Sebaliknya saham tidur bisa terkena delisting jika saham tersebut mengalami masalah fundamental yang signifikan. 

Melalui pos ini, kita semua juga harus belajar memilih saham yang baik secara fundamental dan pergerakannya sehat (secara teknikal). Kalau anda memilih saham-saham yang tidak jelas, saham2 tersebut punya risiko turun, yang pada akhirnya menyebabkan saham tersebut jadi saham tidur. 

Kalau saham yang anda beli sudah menjadi saham tidur, tentu saja anda akan kesulitan untuk menjual, dan portofolio anda akan diisi oleh saham2 yang tidak sehat. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) Sampai Sekarang

Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) Sampai Sekarang

Pasar modal dan pasar saham tidak pernah lepas dari peran Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI memiliki tugas-tugas antara lain adalah mengatur mekanisme perdagangan trading saham agar dapat terlaksana dengan wajar, sehat dan wajar. Anda pasti sering mendengar istilah BEI ini. BEI sendiri kantor pusat / gedungnya ada di Jakarta, sedangkan cabangnya ada di Surabaya. 

Ngomong-ngomong tentang BEI, BEI sebenarnya sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Dan sampai sekarang fungsi dan peran BEI terus dijalankan sebagaimana mestinya. Kalau anda ingin tahu tentang sejarah Bursa Efek Indonesia, berikut sejarah terbentuknya Bursa Efek Indonesia sampai sekarang:

[Desember 1912] Bursa Efek Indonesia pertama kali dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda. 

[1914-1918] Bursa Efek di Batavia sempat ditutup karena Perang Dunia I

[1925-1942] Bursa Efek dibuka kembali di Jakarta, bersama-sama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya. Namun Bursa Efek Semarang dan Surabaya ditutup kembali tahun 1939.

[Awal tahun 1939] Bursa Efek di Semarang dan Surabaya kembali ditutup karena isu politik Perang Dunia II

[1942-1952] Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali karena adanya Perang Dunia II

[1956] Bursa Efek kembali tidak aktif karena program nasionalisasi perusahaan Belanda

[1956-1977] Perdagangan di Bursa Efek vakum total

[10 Agustus 1977] Awal kebangkitan Bursa Efek. Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto, dengan nama Bursa Efek Jakarta. BEJ berada dibawah Bapepam (Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ditandai dengan PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama yang go public.

[1977-1987] Perdagangan di Bursa Efek lesu. Tahun 1987, jumlah emiten baru mencapai 24. Sedangkan masyarakat lebih memilih instrumen perbankan ketimbang pasar modal. 

[1987] Hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 1987) yang memberikan kemudahan bagi emiten untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing untuk menanamkan modal di pasar modal Indonesia.

[1988-1990] Paket deregulasi di bidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. BEJ terbuka untuk asing, dan aktivitas di Bursa mulai meningkat. 

[2 Juni 1988] Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer. 

[Desember 1988] Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. 

[16 Juni 1989] Bursa Efek Surabaya (BES) mulai berporeasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta, yaitu PT Bursa Efek Surabaya.

[13 Juli 1992] Swastanisasi BEJ. Bapepam berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

[22 Mei 1995] Sistem Operasi Perdagangan di BEJ mulai dilaksanakan dengan sistem komputer JATS (Jakarta Automatic Trading System). 

[10 November 1995] Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai berlaku Januari 1996.

[1995] Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. 

[2000] Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Scriptless) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

[2002] BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading). 

[30 November 2007] Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)

[2 Maret 2009] Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia bernama JATS-NextG


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Penyebab Naik Turunnya Harga Saham

Penyebab Naik Turunnya Harga Saham

Harga saham yang anda lihat di tampilan software online setiap harianya akan bergerak naik dan turun. Banyak trader pemula yang bertanya konsep penyebab naik turunnya harga saham tersebut. 

Maka dari itu, kita akan bahas di pos ini. Namun, tentu saja di pos ini kita bukan hanya membahas konsep dasar naik turunnya harga saham. Saya akan memaparkan lebih detail ke aplikasinya di pasar saham. 

Secara konsep dasar, yang menyebabkan naik turunnya harga saham adalah karena adanya PERMINTAAN dan PENAWARAN. Yup, ini adalah konsep yang paling sederhana. Konsep ini berlaku juga dalam perdagangan riil. 

Kalau banyak orang (trader / pelaku pasar) yang ingin membeli saham alias banyak permintaan, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, jika banyak pelaku pasar yang ingin menjual saham, maka harga saham akan cenderung turun. 

Jadi harga saham itu bisa naik dan turun karena setiap hari pasti ada banyak trader yang memperdagangkan saham tersebut, yaitu trader2 yang membeli dan trader2 yang ingin menjual saham. 

Disitulah kemudian terbentuklah mekanisme harga, kesepakatan harga (matched order), sehingga ada banyak saham yang naik maupun turun. 

Tetapi permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar saham itu dipengaruhi oleh banyak hal. Trader ingin membeli dan menjual saham karena ada banyak pertimbangan. Apa saja pertimbangan2nya?

Penyebab naiknya harga saham

Secara umum, tiga hal inilah yang bisa membuat harga saham naik. Jadi ketika harga saham sudah diskon / murah secara teknikal, maka trader akan membeli kembali sahamnya (banyak permintaan), sehingga harga saham akan naik kembali atau technical rebound. Anda bisa pelajari konsepnya disini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun. 

Jadi ketika harga saham turun banyak, bisa karena harganya sudah naik tinggi sebelumnya atau turun setelah ada sentimen2 negatif, maka pelaku pasar akan kembali membeli saham yang sudah murah.  

Demikian juga ketika ada berita-berita positif yang bisa mendongkrak IHSG (Misalnya laba naik, tax amnesty, pertumbuhan ekonomi naik dan lain2), maka hal ini bisa membuat permintaan (beli saham) lebih kuat dari penawaran (jual saham). 

Selain itu, saham2 yang membentuk pola-pola (teknikal) harga yang bagus, biasanya akan dijadikan trader sebagai acuan untuk membeli saham, sehingga harga sahamnya berpotensi naik. 

Perlu anda ketahui, bahwa harga saham itu terdiri dari kumpulan pergerakan harga historis, di mana pola2 historis harga saham tersebut sangat mungkin untuk terulang kembali dan dijadikan sebagai acuan pelaku pasar untuk trading. 


Penyebab turunnya harga saham:


Penyebab turunnya harga saham, yaitu kebalikan dari penyebab naiknya harga saham. Jadi, kalau anda berada pada saat-saat di mana tiba2 harga saham turun drastis (padahal sebelumnya IHSG stabil), maka kemungkinannya kalau nggak harga saham sudah mahal, ada sentimen2 negatif yang terjadi saat itu. 

Baca juga: 2 Penyebab IHSG Turun. Jadi secara praktik, tidak ada saham yang naik terus. Saat harga saham sudah naik tinggi, pasti trader akan merealisasikan keuntungan (take profit), dengan cara menjual saham. 

Ketika banyak yang menjual saham (banyak penawaran), maka harga saham akan cenderung turun. Demikian juga ketika ada sentimen negatif, maka trader akan 'keluar' sementara dari pasar saham (menjual saham), sehingga banyak saham yang turun. 

Nah, nanti kalau harga saham sudah pada turun dan murah, maka pasti para trader akan memborong saham, sehingga harganya akan naik lagi. 

Jadi naik turunnya harga saham ini merupakan suatu SIKLUS yang selalu terjadi ketika pasar saham sedang berjalan. 

Penyebab naik turunnya harga saham
Chart saham diatas menunjukkan adanya naik turunnya harga saham karena pengaruh analisa teknikal maupun sentimen2 yang terjadi, sehingga grafik saham membentuk fluktuatif naik dan turun. 

Penyebab Lain Harga Saham Naik dan Turun

Ada alasan2 lain mengapa saham naik dan turun. Kalau anda perhatikan, seringkali ada saham2 yang bisa naik dan turun sampai puluhan persen dalam waktu singkat, padahal secara analisa teknikal, tidak menunjukkan harga saham yang sudah murah / mahal, dan tidak ada sentimen2 tertentu. 

Hal ini dikarenakan adanya permainan bandar saham yang 'menggoreng' saham, sehingga naik turunnya harga saham tidak mencerminkan kondisi kesehatan perusahaan. 

Kalau anda belum tahu mengenai bandar saham dan seluk beluk saham gorengan, anda bisa pelajari tulisan2 saya disini: Saham Gorengan.

SAHAM TIDUR (SAHAM TIDAK BERGERAK)

Faktanya, tidak semua saham itu naik dan turun. Di pasar saham, kita juga mengenal istilah SAHAM TIDUR alias saham2 yang harganya tidak bergerak. Hal ini karena saham2 tersebut tidaklah ditradingkan (tidak ada transaksi). 

Hal ini terjadi karena suatu saham tidak likuid, bermasalah secara fundamental sehingga sahamnya tidak  banyak diperhatikan oleh trader. Baca juga: Mengenal Saham Tidur dalam Trading.

Melalui pos ini, saya berharap agar kita semua bisa menyikapi dengan bijaksana naik turunnya harga saham. Saat saham turun, disitulah kesempatan trader untuk mendapatkan saham di harga murah. Saat saham lagi naik tinggi, anda harus lebih waspada terhadap koreksi (potensi turunnya saham).


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Kepada Siapa Kita Menjual Saham?

Kepada Siapa Kita Menjual Saham?

Pada saat anda membeli dan menjual saham, maka proses trading "tidak dilakukan secara langsung". Maksudnya adalah, seluruh aktivitas trading anda lakukan melalui software online trading, yang terhubung langsung ke sistem Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Saya pernah mendapatkan pertanyaan dari rekan trader pemula: "Pak, kepada siapa kita menjual saham? Kalau saya menjual saham ANTM di 800, lalu siapa yang bersedia untuk membeli saham ANTM yang kita jual tersebut?" 

Pertanyaan ini sebenarnya bisa dijawab melalui MEKANISME PERDAGANGAN DI PASAR SAHAM. Yup, yang saya maksud adalah melalui pemahaman cara membaca BID dan OFFER saham. 

Sebelum itu, perlu anda ketahui bahwa tampilan software online trading itu ibarat PASAR ONLINE. Kalau anda pergi ke pasar tradisional, maka anda tahu kepada siapa anda melakukan transaksi beli jual. Tapi kalau anda trading saham, anda memang tidak tahu siapa yang membeli dan menjual saham anda, karena semua dilakukan secara online dan tersistem. 

Jadi kalau memang anda tidak tahu kepada siapa anda menjual maupun membeli saham, anda perlu memahami sistem antrian saham, yaitu bid dan offer. Berikut adalah tampilan bid-offer saham AKRA: 

Kepada siapa kita menjual saham?
Kalau anda belum paham cara membaca bid-offer, anda bisa pelajari tulisan saya disini: Permintaan dan Penawaran (Bid-Offer) di Pasar Saham. 

Secara sederhana, bid adalah tempat orang-orang yang ingin membeli saham (Split adalah jumlah orang, bid lot adalah jumlah saham yang diminta sedangkan bid adalah harga saham itu sendiri beserta antriannya). 

Offer adalah tempat orang-orang yang ingin menjual saham tertentu. Untuk melihat antrian offer pada gambar diatas, anda bisa lihat yang saya beri tanda persegi hijau. 


Sedangkan offer split (tanda persegi biru, yang vertical) adalah jumlah orang yang ingin menawarkan saham-sahamnya untuk dijual. 

Jadi untuk menjawab pertanyaan: Kepada siapa kita menjual saham? Maka sesuai HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN, anda menjual saham kepada orang-orang yang ingin membeli saham (orang-orang yang ada di antrian BID). 

Sebaliknya, kalau anda ingin membeli saham, berarti anda membeli saham kepada orang-orang yang ingin menjual saham (orang-orang yang ada di antrian OFFER).

Di dalam antrian saham, kita juga mengenal adanya best bid dan best offer dan harga antrian. Disitulah anda secara tidak langsung berinteraksi dengan sesama para pedagang saham. 

Mengenai istilah2 best bid, best offer, bid, offer, anda bisa pelajari tiga part tulisan saya disini: 

- Permintaan dan Penawaran (Bid-Offer) Saham - Part I
- Permintaan dan Penawaran (Bid-Offer) Saham - Part II
- Permintaan dan Penawaran (Bid-Offer) Saham - Part III

Semoga pos ini bisa menjawab pertanyaan rekan-rekan yang bertanya tentang sedikit mekanisme perdagangan saham, terutama mengenai siapa yang bersedia membeli dan menjual saham kita? 

Walaupun di pasar saham kita tidak mengetahui secara langsung siapa pembeli dan penjualnya, namun jumlah pembeli dan penjual saham bisa anda lihat melalui antrian2 bid offer tersebut, dan melalui stock summary. Disitulah anda melakukan aktivitas trading dengan trader2 lain. 

Jadi anda tidak perlu khawatir kalau trading saham itu adalah transaksi fiktif dan menipu, karena pembeli dan penjual di pasar saham bisa anda lihat melalui bid offer itu tadi. Dan semua aktivitas trading saham, semuanya terhubung dengan sistem Bursa Efek Indonesia.

Jadi pada dasarnya, trading saham itu ya sama dengan aktivitas jual beli di pasar tradisional atau jual beli di mall. Hanya bedanya, trading saham dilakukan secara online. Untuk lebih mempermudah ilustrasi pasar saham, anda bisa baca pos saya disini:  Belajar Saham: Trading Saham Online.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mock Trading di Bursa Saham

Mock Trading di Bursa Saham

Anda mungkin pernah mencoba melakukan analisis teknikal saat pasar saham sedang libur (hari Sabtu). Tiba-tiba harga saham berjalan seolah market sedang buka dan anda bisa trading buy-sell. Pernahkah anda mengalami hal ini? Beberapa rekan juga pernah bertanya pada saya soal pasar saham yang "buka" di hari Sabtu. 

Pasar saham yang "buka" di hari sabtu sebenarnya tidak terjadi setiap hari sabtu, tapi hanya kadang-kadang saja dan tidak semua sekuritas menerapkannya. Hal ini disebut dengan mock trading. 

Secara sederhana, mock trading diadakan oleh IDX pada akhir minggu dengan tujuan untuk maintenance sistem JATS yang digunakan oleh sistem sekuritas se-Indonesia. Maintenance sistem ini biasanya tidak diikuti oleh semua sekuritas di Indonesia, tapi hanya beberapa sekuritas saja. 

Sehingga, kemungkinan besar bisa saja harga saham pada sekuritas yang anda gabung bergerak di hari Sabtu, tapi sekuritas B di hari sabtu harga saham tetap tidak bergerak. Berikut tampilan mock trading yang terjadi saat hari sabtu: 


Contoh pergerakan harga saham saat mock trading

Mock trading ini bisa juga terjadi karena ada pelatihan sekuritas tertentu di hari Sabtu dan bekerja sama dengan Bursa Efek, dengan tujuan untuk demo trading, sehingga harga saham terkesan bergerak di hari Sabtu untuk sekuritas tertentu saja. 

Perlu anda ketahui, mock trading ini sifatnya sebenarnya cuma demo trading saja. Jadi, anda yang melakukan jual-beli saham pada sesi mock trading, dan semua perubahan harga yang terjadi saat mock trading, pada hari Senin harga opening sahamnya sudah kembali ke harga penutupn Jumat kemarin. 

Jadi, kalau anda punya harga saham ASRI misalnya, kemarin Jumat harga close-nya di harga 400. Lalu tiba2 hari Sabtu harga closingnya jadi 300 saja, anda nggak perlu kaget. Karena pada hari Senin nanti, harga saham ASRI akan kembali lagi ke harga opening 400. 

Kira-kira itulah tentang mock trading dan pos ini juga menjawab pertanyaan rekan2 yang bingung mengapa harga saham bergerak di hari Sabtu dan bahkan kenaikan-penurunan harga saham bisa berubah secara drastis di akhir pekan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Tempat Beli Saham yang Aman

Tempat Beli Saham yang Aman

Para pemula yang ingin belajar saham seringkali bertanya seperti ini: "Pak Heze, dimana tempat beli saham yang aman?" Apakah beli saham itu penipuan atau bukan?"

Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu saja hal-hal utama yang harus anda pahami adalah: Dimana tempat transaksi saham? Siapa yang menjamin transaksi saham anda aman?

Transaksi jual beli saham alias trading saham anda lakukan melalui SOFTWARE ONLINE TRADING. Jadi, software online trading ini disediakan oleh KANTOR SEKURITAS SAHAM. 

Contoh2 kantor sekuritas di Indonesia bisa anda Googling. Ada banyak sekali. Beberapa kantor sekuritas yang pernah saya bahas, bisa anda pelajari juga disini: Daftar Kantor Sekuritas Deposit Dibawah Rp5 Juta. 

Kalau anda ingin paham cara membuka akun saham di kantor sekuritas, anda bisa pelajari pada fasilitas free ebook (33 halaman) yang pernah saya tulis disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham Bagi Pemula. Saya sudah menjelaskan dengan detail cara-cara memulai trading dan investasi saham. 

Nah, software online trading saham yang disediakan oleh kantor sekuritas ini terhubung langung dengan sistem di Bursa Efek Indonesia (BEI). Siapa itu BEI? 

Menurut Wikipedia, BEI adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan efek (saham) perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa. Jadi kantor BEI sendiri terdiri dari banyak orang dan sistem yang sudah terstruktur yang bertugas untuk mengawasi jalannya perdagangan beli jual saham, dan memastikan bahwa sistem perdagangan saham berjalan dengan teratur dan semestinya.

Jika anda masih belum terlalu paham dengan definisi BEI, maka saya mengibaratkan BEI itu seperti manajemen mall, sedangkan saham2 yang ada / terdaftar di BEI itu ibarat produk2 yang ada di mall, dan anda trader saham adalah para pembeli dan penjual saham-saham tersebut. 

Untuk lebih jelasnya, anda bisa baca lagi tulisan saya disini: Belajar Saham: Trading Saham Online

Jadi kesimpulannya, tempat beli saham yang aman yaitu harus dilakukan melalui kantor sekuritas resmi (ada izin legal dan kantor sekuritas tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Artinya, kalau anda ingin beli saham, datanglah ke kantor sekuritas atau anda bisa buka akun secara online (sudah saya jelaskan di free ebook link sebelumnya cara-caranya).

Oke, terus gimana caranya anda bisa tahu kalau kantor sekuritas sudah ada izin dan terdaftar di BEI?

Kalau anda mau tahu caranya yang simpel, sebenarnya anda tinggal Googling saja daftar kantor sekuritas di Indonesia, atau anda bisa cari referensi tentang kantor2 sekuritas yang ternama, atau yang sering dipakai oleh trader saham. 

Dari saya pribadi, saya punya beberapa list (tidak bermaksud promosi) antara lain: BNI Sekuritas, Indopremier, Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Philip Sekuritas, Mirae Aset Sekuritas dan lain2. Anda bisa juga bisa baca disini: Daftar Kantor Sekuritas Deposit Dibawah Rp5 Juta. 

Perhatikan juga track record sekuritas yang bersangkutan. Kalau perusahaan sekuritas sering bermasalah dengan nasabah, maka hindari kantor sekuritas tersebut. Anda bisa Googling untuk mencari sumber informasi tentang kantor sekuritas tertentu, mulai dari kredibilitasnya, 

"Pak Heze, memang kalau trading di kantor sekuritas beneran aman?" Tanya anda

Tentu saja aman. Pilihlah sekuritas yang kredibel dan terdaftar di BEI. Perdagangan saham di BEI itu sebenarnya juga sama seperti ketika anda berdagang di pasar. 

Ibaratnya, analogikan anda sedang belanja di pasar atau mall. Apakah mungkin ketika anda beli barang di pasar atau mall, anda ditipu? Misalnya anda sudah membayar namun barangnya tidak diberikan? Tidak mungkin kan? Kalau anda belanja di pasar, pasti ada uang ada barang.  

Demikian juga dengan transaksi saham di BEI. Pembelian dan penjualan saham akan terjadi ketika order yang ditempatkan masing2 trader sama-sama deal, atau bahasa sahamnya matched.

Ketika order matched, maka saat anda beli saham, anda akan mendapatkan saham anda. Sebaliknya, saat anda jual saham, maka anda melepas saham, dan uang anda akan kembali beserta profit (jika anda jual saham anda naik).

Hanya bedanya dengan perdagangan konvensional, perdagangan saham itu dilakukan secara online, sehingga anda tidak melihat / bertemu secara langsung pembeli dan penjual saham di Bursa. 

Jadi kalau anda ditawari oleh pihak-pihak tertentu untuk investasi atau beli saham-saham Indonesia di tempat lain selain sekuritas yang terdaftar di Bursa Efek, apalagi dengan iming-iming diberikan bunga, return yang besar dan sebagainya, jangan pernah mengikuti saran tersebut. 

Ingat apa yang sudah kita bahas bersama di pos ini, bahwa tempat beli saham yang aman hanya bisa dilakukan jika anda sudah membuka akun saham di kantor sekuritas (trading dilakukan melalui software online trading dari sekuritas), yang terhubung langsung melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Tempat Beli Saham yang Aman

Tempat Beli Saham yang Aman

Para pemula yang ingin belajar saham seringkali bertanya seperti ini: "Pak Heze, dimana tempat beli saham yang aman?" Apakah beli saham itu penipuan atau bukan?"

Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu saja hal-hal utama yang harus anda pahami adalah: Dimana tempat transaksi saham? Siapa yang menjamin transaksi saham anda aman?

Transaksi jual beli saham alias trading saham anda lakukan melalui SOFTWARE ONLINE TRADING. Jadi, software online trading ini disediakan oleh KANTOR SEKURITAS SAHAM. 

Contoh2 kantor sekuritas di Indonesia bisa anda Googling. Ada banyak sekali. Beberapa kantor sekuritas yang pernah saya bahas, bisa anda pelajari juga disini: Daftar Kantor Sekuritas Deposit Dibawah Rp5 Juta. 

Kalau anda ingin paham cara membuka akun saham di kantor sekuritas, anda bisa pelajari pada fasilitas free ebook (33 halaman) yang pernah saya tulis disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham Bagi Pemula. Saya sudah menjelaskan dengan detail cara-cara memulai trading dan investasi saham. 

Nah, software online trading saham yang disediakan oleh kantor sekuritas ini terhubung langung dengan sistem di Bursa Efek Indonesia (BEI). Siapa itu BEI? 

Menurut Wikipedia, BEI adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan efek (saham) perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa. Jadi kantor BEI sendiri terdiri dari banyak orang dan sistem yang sudah terstruktur yang bertugas untuk mengawasi jalannya perdagangan beli jual saham, dan memastikan bahwa sistem perdagangan saham berjalan dengan teratur dan semestinya.

Jika anda masih belum terlalu paham dengan definisi BEI, maka saya mengibaratkan BEI itu seperti manajemen mall, sedangkan saham2 yang ada / terdaftar di BEI itu ibarat produk2 yang ada di mall, dan anda trader saham adalah para pembeli dan penjual saham-saham tersebut. 

Untuk lebih jelasnya, anda bisa baca lagi tulisan saya disini: Belajar Saham: Trading Saham Online

Jadi kesimpulannya, tempat beli saham yang aman yaitu harus dilakukan melalui kantor sekuritas resmi (ada izin legal dan kantor sekuritas tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Artinya, kalau anda ingin beli saham, datanglah ke kantor sekuritas atau anda bisa buka akun secara online (sudah saya jelaskan di free ebook link sebelumnya cara-caranya).

Oke, terus gimana caranya anda bisa tahu kalau kantor sekuritas sudah ada izin dan terdaftar di BEI?

Kalau anda mau tahu caranya yang simpel, sebenarnya anda tinggal Googling saja daftar kantor sekuritas di Indonesia, atau anda bisa cari referensi tentang kantor2 sekuritas yang ternama, atau yang sering dipakai oleh trader saham. 

Dari saya pribadi, saya punya beberapa list (tidak bermaksud promosi) antara lain: BNI Sekuritas, Indopremier, Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Philip Sekuritas, Mirae Aset Sekuritas dan lain2. Anda bisa juga bisa baca disini: Daftar Kantor Sekuritas Deposit Dibawah Rp5 Juta. 

Perhatikan juga track record sekuritas yang bersangkutan. Kalau perusahaan sekuritas sering bermasalah dengan nasabah, maka hindari kantor sekuritas tersebut. Anda bisa Googling untuk mencari sumber informasi tentang kantor sekuritas tertentu, mulai dari kredibilitasnya, 

"Pak Heze, memang kalau trading di kantor sekuritas beneran aman?" Tanya anda

Tentu saja aman. Pilihlah sekuritas yang kredibel dan terdaftar di BEI. Perdagangan saham di BEI itu sebenarnya juga sama seperti ketika anda berdagang di pasar. 

Ibaratnya, analogikan anda sedang belanja di pasar atau mall. Apakah mungkin ketika anda beli barang di pasar atau mall, anda ditipu? Misalnya anda sudah membayar namun barangnya tidak diberikan? Tidak mungkin kan? Kalau anda belanja di pasar, pasti ada uang ada barang.  

Demikian juga dengan transaksi saham di BEI. Pembelian dan penjualan saham akan terjadi ketika order yang ditempatkan masing2 trader sama-sama deal, atau bahasa sahamnya matched.

Ketika order matched, maka saat anda beli saham, anda akan mendapatkan saham anda. Sebaliknya, saat anda jual saham, maka anda melepas saham, dan uang anda akan kembali beserta profit (jika anda jual saham anda naik).

Hanya bedanya dengan perdagangan konvensional, perdagangan saham itu dilakukan secara online, sehingga anda tidak melihat / bertemu secara langsung pembeli dan penjual saham di Bursa. 

Jadi kalau anda ditawari oleh pihak-pihak tertentu untuk investasi atau beli saham-saham Indonesia di tempat lain selain sekuritas yang terdaftar di Bursa Efek, apalagi dengan iming-iming diberikan bunga, return yang besar dan sebagainya, jangan pernah mengikuti saran tersebut. 

Ingat apa yang sudah kita bahas bersama di pos ini, bahwa tempat beli saham yang aman hanya bisa dilakukan jika anda sudah membuka akun saham di kantor sekuritas (trading dilakukan melalui software online trading dari sekuritas), yang terhubung langsung melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Memahami Waran: Definisi Waran dan Cara Trading Waran

Memahami Waran: Definisi Waran dan Cara Trading Waran

Ketika anda trading saham, anda pasti akan melihat kode-kode saham. Kode saham Indonesia ditulis dalam 4 huruf. Misalnya PT Indofood Tbk, kode sahamnya adalah INDF. Nah, tapi mungkin anda sering menemukan kode saham yang di belakangnya ada tambahan 'W'. Contohnya AGRO-W, DWGL-W, BULL-W, MEDC-W dan lain2. 

Kode W ini kepanjangannya adalah waran. Apa itu waran? Mengapa perusahaan menerbitkan waran? Dan apa untung dan risikonya bagi seorang pemegang saham?

Waran merupakan hak yang diberikan pada pemegang saham untuk membeli saham dengan harga pelaksanaan (harga exercise) dan jangka waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan penerbit waran

Jadi, waran ini diberikan secara cuma-cuma alias gratis. Dan waran adalah hak, bukan kewajiban. Kalau investor tidak ingin menggunakan hak-nya untuk untuk membeli saham, maka tidak masalah (investor tidak mendapatkan saham perusahaan tersebut). 

Waran disebut juga dengan options, karena memberikan opsi (pilihan) kepada pemegang saham untuk menggunakan hak-nya. Di pasar modal, waran termasuk dalam produk derivatif (produk turunan) saham dan merupakan aksi korporasi perusahaan. 

Perlu anda ingat, waran ada jangka waktunya. Biasanya jangka waktu waran adalah 2-5 tahun. Jadi setelah waran kadaluarsa (misalnya AGRO-W kadaluarsa tanggal 12 Juni 2018), maka anda tidak akan melihat kode AGRO-W di pasar reguler lagi setelah tanggal 12 Juni 2018. 

Lalu kenapa perusahaan menerbitkan waran? Apa untungnya bagi perusahaan?

Waran diterbitkan ketika perusahaan akan melakukan initial public offering (IPO) atau right issue. Tujuannya supaya investor semakin tertarik untuk ikut dalam aksi korporasi perusahaan (IPO / right issue). Jadi, waran ini sebenarnya fungsinya adalah sebagai pemanis / sweetener

Perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan secara finansial. Dampak positifnya bagi perusahaan, saham perusahaan akan semakin diminati investor.  

Memang tidak banyak perusahaan yang menerbitkan waran. Waran biasanya diterbitkan oleh perusahaan2 yang saham publiknya sedikit dan kurang likuid. Hal ini bertujuan agar investor semakin tertarik membeli saham perusahaan tersebut. 

MEKANISME DAN PRAKTIK TRADING WARAN 

Salah contoh perusahaan yang menerbitkan waran adalah PT Dwiguna Laksana Tbk (DWGL) dalam rangka IPO. 

Bersamaan dengan itu, DWGL juga menerbitkan waran, di mana setiap investor yang berpartisipasi dalam IPO, akan mendapatkan waran. Setiap 20 saham yang dimiliki investor akan memperoleh satu waran. Harga pelaksanaan waran sebesar Rp187 dan jatuh temponya 12 Desember 2022.

Katakanlah seorang investor memiliki 2.000.000 lembar saham DWGL, maka investor akan mendapatkan 100.000 lembar waran secara cuma-cuma. Waran yang dibagikan ketika investor mengikuti IPO ini nilai awalnya adalah nol (Rp0), karena sifatnya cuma-cuma. 

Harga waran akan bergerak naik dan turun setelah waran tersebut diperdagangkan di pasar reguler. Dan waran ini nantinya juga bisa anda tradingkan di pasar reguler seperti halnya ketika anda mentradingkan saham. 

Andai kata DWGL-W naik dari Rp0 menjadi Rp150, dan investor menjual warannya, maka investor akan mendapatkan keuntungan sebesar 100.000 x 150 = Rp15 juta. Keuntungan Rp15 juta ini adalah keuntungan yang anda dapatkan secara cuma-cuma. Ibartnya, anda dikasih uang gratis sebanyak Rp15 juta. 

APAKAH BENAR WARAN MENGUNTUNGKAN? 

Memang anda bisa mendapatkan untung cuma-cuma kalau anda dapat waran saat perusahaan akan IPO / right issue.  Tapi kalau anda memutuskan untuk membeli waran di pasar reguler (setelah IPO / right issue), maka anda harus menghitung untung-ruginya. 

Ketika anda memutuskan membeli waran saat DWGL melantai di bursa, anda memiliki dua opsi: Menjual waran atau menebus waran untuk mendapatkan saham dengan membeli di harga pelaksanaannya (Rp187). 

Sebagai contoh, anda membeli waran DWGL di harga Rp150 sebanyak 2.000 lot. Jadi total modal yang anda keluarkan adalah Rp30 juta. Anda punya opsi untuk menjual waran atau menebus waran di harga pelaksanaannya yaitu di harga Rp187.

Kalau anda tidak menebus atau menjual waran anda sampai tanggal ex nya, yaitu sampai 12 Desember 2022, maka waran anda akan hangus sama sekali. Hangus disini maksudnya adalah waran anda akan hilang. 

Jadi, uang Rp30 juta yang anda tanamkan di waran akan hilang total. Dengan kata lain, kalau anda tidak menggunakan hak anda sampai jatuh tempo dan waran anda hangus, kerugian anda akan mencapai 100%!!

Sebaliknya jika anda mau menebus untuk mendapatkan saham DWGL, anda perlu menebus dengan membayar di harga Rp187 (harga pelaksanaan waran-nya). 

Dengan demikian, anda hanya perlu membayar Rp337 untuk membeli saham DWGL (Rp150 yang anda dapatkan dari pembelian waran plus Rp187 dari penebusan di harga pelaksanaan). 

Jika harga saham DWGL saat itu adalah 400 misalnya, maka anda bisa untung sebesar Rp63 (400 - 337). Ini artinya anda bisa mendapatkan DWGL di 337 dari penebusan waran dan langsung menjualnya di 400. 

Tapi kalau harga pasar DWGL mengalami penurunan, tentu saja anda akan rugi. Katakanlah harga pasar DWGL saat itu adalah Rp300, dan anda mendapatkan DWGL di harga Rp337 dari penebusan waran, maka anda akan rugi sebesar Rp37 per saham.

Itulah mengapa pemegang waran selalu mengharapkan agar harga saham terus mengalami kenaikan agar pemegang waran bisa mendapatkan saham di harga yang rendah dan menjual langsung (untung) di harga pasarnya. 

Kenaikan dan penurunan waran ini pada umumnya akan mengikuti harga saham induknya. Misalnya harga saham DWGL naik dari 200 ke 500 atau naik 300 poin, maka DWGL-W biasanya juga akan naik kurang lebih 300 poin. 

Tapi tidak selalu seperti itu. Maksud saya, siapa yang bisa memastikan harga saham? Terkadang harga saham bisa mengalami kenaikan tapi justru waran mengalami penurunan yang drastis, dan sebaliknya.



Pada gambar diatas, bisa anda lihat bahwa ketika DWGL naik sebesar 6.09%, DWGL-W justru turun sebesar 15,05%. 

TRADING WARAN DI PASAR REGULER 

Anda mungkin sering melihat harga waran yang bisa naik sampai 100% lebih atau bahkan turun 100% lebih dalam sehari. Mengapa hal itu bisa terjadi? Ada beberapa hal yang perlu anda ketahui jika anda memutuskan untuk trading waran di pasar reguler: 

* Trading waran disini artinya anda langsung membeli dan menjual waran , tidak menebus waran tersebut untuk mendapatkan saham.

1. Waran tidak likuid dan nominalnya kecil.

Waran pada umumnya nominalnya cukup kecil, sehingga persentase kenaikan dan penurunannya akan lebih tinggi / rendah daripada harga saham itu sendiri. 

Kita ambil contoh saham DWGL. Katankanlah DWGL naik 10 poin dari 620 ke 630. Maka keuntungan anda adalah 2%. Tapi kalau DWGL-W naik 10 poin dari 70 ke 80, keuntungan anda adalah 14%.. Keuntungan anda memang jauh lebih besar.. 

Tapi sebaliknya, kalau DWGL anda turun 10 poin dari 630 ke 620, maka kerugian anda kurang lebih sebesar 2% dan kalau DWGL-W yang turun 10 poin dari 80 ke 70, kerugian anda juga jauh lebih besar, yaitu sekitar 14%. 

Dan sekali lagi, kalau anda nggak menggunakan waran tersebut untuk membeli saham baru di harga pelaksanannya (Rp187), karena harga pasarnya masih dibawah harga waran, maka kerugian anda akan mencapai 100%!!

Selain itu, tidak sedikit waran yang harganya Rp1, Rp10, Rp100 saja. Jadi kalau anda beli waran di harga Rp2, terus waran anda turun ke Rp1, maka kerugian anda adalah 100%. Atau seringkali terjadi waran yang harganya, misalnya, Rp80 turun ke Rp20. Jadi penurunannya bisa mencapai -300% dalam sehari. Bayangkan apa yang terjadi jika waran anda turun 300% dalam sehari... 

Waran juga tidak se-likuid saham induknya. Walaupun ada beberapa waran yang juga masih lumayan likuid, seperti contoh DWGL-W diatas. Anda perhatikan, antriannya cukup banyak. 

Tapi berhubung waran ini juga fluktuatif bahkan spread bid-offernya bisa sangat renggang, maka sangat berbahaya dan saya tidak menyarankan anda untuk trading waran. Saya pribadi tidak pernah mentradingkan waran, karena trading waran ini sifatnya nyaris seperti gambling. Dan grafik waran nggak bisa dibaca dengan analisis teknikal. Baca juga: Mengenal Spread Bid-Offer di Pasar Saham.

Meskipun waran bisa naik 200% dalam sehari, tapi anda juga berpotensi rugi 200% sehari. Dan meskipun anda bisa menerka-nerka pergerakan waran menggunakan pergerakan saham induknya, tapi seperti contoh gambar diatas tadi, anda tetaplah tidak bisa menggunakan rumus seperti itu.

Jadi bukankah lebih baik membeli saham yang bisa kita analisis? Dengan begitu, anda bisa memegang saham dengan rasa aman... Karena dalam trading, bukan profit saja yang harus anda incar, tapi anda harus juga memperoleh rasa aman.. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Memahami Waran: Definisi Waran dan Cara Trading Waran

Memahami Waran: Definisi Waran dan Cara Trading Waran

Ketika anda trading saham, anda pasti akan melihat kode-kode saham. Kode saham Indonesia ditulis dalam 4 huruf. Misalnya PT Indofood Tbk, kode sahamnya adalah INDF. Nah, tapi mungkin anda sering menemukan kode saham yang di belakangnya ada tambahan 'W'. Contohnya AGRO-W, DWGL-W, BULL-W, MEDC-W dan lain2. 

Kode W ini kepanjangannya adalah waran. Apa itu waran? Mengapa perusahaan menerbitkan waran? Dan apa untung dan risikonya bagi seorang pemegang saham?

Waran merupakan hak yang diberikan pada pemegang saham untuk membeli saham dengan harga pelaksanaan (harga exercise) dan jangka waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan penerbit waran

Jadi, waran ini diberikan secara cuma-cuma alias gratis. Dan waran adalah hak, bukan kewajiban. Kalau investor tidak ingin menggunakan hak-nya untuk untuk membeli saham, maka tidak masalah (investor tidak mendapatkan saham perusahaan tersebut). 

Waran disebut juga dengan options, karena memberikan opsi (pilihan) kepada pemegang saham untuk menggunakan hak-nya. Di pasar modal, waran termasuk dalam produk derivatif (produk turunan) saham dan merupakan aksi korporasi perusahaan. 

Perlu anda ingat, waran ada jangka waktunya. Biasanya jangka waktu waran adalah 2-5 tahun. Jadi setelah waran kadaluarsa (misalnya AGRO-W kadaluarsa tanggal 12 Juni 2018), maka anda tidak akan melihat kode AGRO-W di pasar reguler lagi setelah tanggal 12 Juni 2018. 

Lalu kenapa perusahaan menerbitkan waran? Apa untungnya bagi perusahaan?

Waran diterbitkan ketika perusahaan akan melakukan initial public offering (IPO) atau right issue. Tujuannya supaya investor semakin tertarik untuk ikut dalam aksi korporasi perusahaan (IPO / right issue). Jadi, waran ini sebenarnya fungsinya adalah sebagai pemanis / sweetener

Perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan secara finansial. Dampak positifnya bagi perusahaan, saham perusahaan akan semakin diminati investor.  

Memang tidak banyak perusahaan yang menerbitkan waran. Waran biasanya diterbitkan oleh perusahaan2 yang saham publiknya sedikit dan kurang likuid. Hal ini bertujuan agar investor semakin tertarik membeli saham perusahaan tersebut. 

MEKANISME DAN PRAKTIK TRADING WARAN 

Salah contoh perusahaan yang menerbitkan waran adalah PT Dwiguna Laksana Tbk (DWGL) dalam rangka IPO. 

Bersamaan dengan itu, DWGL juga menerbitkan waran, di mana setiap investor yang berpartisipasi dalam IPO, akan mendapatkan waran. Setiap 20 saham yang dimiliki investor akan memperoleh satu waran. Harga pelaksanaan waran sebesar Rp187 dan jatuh temponya 12 Desember 2022.

Katakanlah seorang investor memiliki 2.000.000 lembar saham DWGL, maka investor akan mendapatkan 100.000 lembar waran secara cuma-cuma. Waran yang dibagikan ketika investor mengikuti IPO ini nilai awalnya adalah nol (Rp0), karena sifatnya cuma-cuma. 

Harga waran akan bergerak naik dan turun setelah waran tersebut diperdagangkan di pasar reguler. Dan waran ini nantinya juga bisa anda tradingkan di pasar reguler seperti halnya ketika anda mentradingkan saham. 

Andai kata DWGL-W naik dari Rp0 menjadi Rp150, dan investor menjual warannya, maka investor akan mendapatkan keuntungan sebesar 100.000 x 150 = Rp15 juta. Keuntungan Rp15 juta ini adalah keuntungan yang anda dapatkan secara cuma-cuma. Ibartnya, anda dikasih uang gratis sebanyak Rp15 juta. 

APAKAH BENAR WARAN MENGUNTUNGKAN? 

Memang anda bisa mendapatkan untung cuma-cuma kalau anda dapat waran saat perusahaan akan IPO / right issue.  Tapi kalau anda memutuskan untuk membeli waran di pasar reguler (setelah IPO / right issue), maka anda harus menghitung untung-ruginya. 

Ketika anda memutuskan membeli waran saat DWGL melantai di bursa, anda memiliki dua opsi: Menjual waran atau menebus waran untuk mendapatkan saham dengan membeli di harga pelaksanaannya (Rp187). 

Sebagai contoh, anda membeli waran DWGL di harga Rp150 sebanyak 2.000 lot. Jadi total modal yang anda keluarkan adalah Rp30 juta. Anda punya opsi untuk menjual waran atau menebus waran di harga pelaksanaannya yaitu di harga Rp187.

Kalau anda tidak menebus atau menjual waran anda sampai tanggal ex nya, yaitu sampai 12 Desember 2022, maka waran anda akan hangus sama sekali. Hangus disini maksudnya adalah waran anda akan hilang. 

Jadi, uang Rp30 juta yang anda tanamkan di waran akan hilang total. Dengan kata lain, kalau anda tidak menggunakan hak anda sampai jatuh tempo dan waran anda hangus, kerugian anda akan mencapai 100%!!

Sebaliknya jika anda mau menebus untuk mendapatkan saham DWGL, anda perlu menebus dengan membayar di harga Rp187 (harga pelaksanaan waran-nya). 

Dengan demikian, anda hanya perlu membayar Rp337 untuk membeli saham DWGL (Rp150 yang anda dapatkan dari pembelian waran plus Rp187 dari penebusan di harga pelaksanaan). 

Jika harga saham DWGL saat itu adalah 400 misalnya, maka anda bisa untung sebesar Rp63 (400 - 337). Ini artinya anda bisa mendapatkan DWGL di 337 dari penebusan waran dan langsung menjualnya di 400. 

Tapi kalau harga pasar DWGL mengalami penurunan, tentu saja anda akan rugi. Katakanlah harga pasar DWGL saat itu adalah Rp300, dan anda mendapatkan DWGL di harga Rp337 dari penebusan waran, maka anda akan rugi sebesar Rp37 per saham.

Itulah mengapa pemegang waran selalu mengharapkan agar harga saham terus mengalami kenaikan agar pemegang waran bisa mendapatkan saham di harga yang rendah dan menjual langsung (untung) di harga pasarnya. 

Kenaikan dan penurunan waran ini pada umumnya akan mengikuti harga saham induknya. Misalnya harga saham DWGL naik dari 200 ke 500 atau naik 300 poin, maka DWGL-W biasanya juga akan naik kurang lebih 300 poin. 

Tapi tidak selalu seperti itu. Maksud saya, siapa yang bisa memastikan harga saham? Terkadang harga saham bisa mengalami kenaikan tapi justru waran mengalami penurunan yang drastis, dan sebaliknya.



Pada gambar diatas, bisa anda lihat bahwa ketika DWGL naik sebesar 6.09%, DWGL-W justru turun sebesar 15,05%. 

TRADING WARAN DI PASAR REGULER 

Anda mungkin sering melihat harga waran yang bisa naik sampai 100% lebih atau bahkan turun 100% lebih dalam sehari. Mengapa hal itu bisa terjadi? Ada beberapa hal yang perlu anda ketahui jika anda memutuskan untuk trading waran di pasar reguler: 

* Trading waran disini artinya anda langsung membeli dan menjual waran , tidak menebus waran tersebut untuk mendapatkan saham.

1. Waran tidak likuid dan nominalnya kecil.

Waran pada umumnya nominalnya cukup kecil, sehingga persentase kenaikan dan penurunannya akan lebih tinggi / rendah daripada harga saham itu sendiri. 

Kita ambil contoh saham DWGL. Katankanlah DWGL naik 10 poin dari 620 ke 630. Maka keuntungan anda adalah 2%. Tapi kalau DWGL-W naik 10 poin dari 70 ke 80, keuntungan anda adalah 14%.. Keuntungan anda memang jauh lebih besar.. 

Tapi sebaliknya, kalau DWGL anda turun 10 poin dari 630 ke 620, maka kerugian anda kurang lebih sebesar 2% dan kalau DWGL-W yang turun 10 poin dari 80 ke 70, kerugian anda juga jauh lebih besar, yaitu sekitar 14%. 

Dan sekali lagi, kalau anda nggak menggunakan waran tersebut untuk membeli saham baru di harga pelaksanannya (Rp187), karena harga pasarnya masih dibawah harga waran, maka kerugian anda akan mencapai 100%!!

Selain itu, tidak sedikit waran yang harganya Rp1, Rp10, Rp100 saja. Jadi kalau anda beli waran di harga Rp2, terus waran anda turun ke Rp1, maka kerugian anda adalah 100%. Atau seringkali terjadi waran yang harganya, misalnya, Rp80 turun ke Rp20. Jadi penurunannya bisa mencapai -300% dalam sehari. Bayangkan apa yang terjadi jika waran anda turun 300% dalam sehari... 

Waran juga tidak se-likuid saham induknya. Walaupun ada beberapa waran yang juga masih lumayan likuid, seperti contoh DWGL-W diatas. Anda perhatikan, antriannya cukup banyak. 

Tapi berhubung waran ini juga fluktuatif bahkan spread bid-offernya bisa sangat renggang, maka sangat berbahaya dan saya tidak menyarankan anda untuk trading waran. Saya pribadi tidak pernah mentradingkan waran, karena trading waran ini sifatnya nyaris seperti gambling. Dan grafik waran nggak bisa dibaca dengan analisis teknikal. Baca juga: Mengenal Spread Bid-Offer di Pasar Saham.

Meskipun waran bisa naik 200% dalam sehari, tapi anda juga berpotensi rugi 200% sehari. Dan meskipun anda bisa menerka-nerka pergerakan waran menggunakan pergerakan saham induknya, tapi seperti contoh gambar diatas tadi, anda tetaplah tidak bisa menggunakan rumus seperti itu.

Jadi bukankah lebih baik membeli saham yang bisa kita analisis? Dengan begitu, anda bisa memegang saham dengan rasa aman... Karena dalam trading, bukan profit saja yang harus anda incar, tapi anda harus juga memperoleh rasa aman.. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.