Mau Main Saham? Jawab Pertanyaan Trading Plan ini

Mau Main Saham? Jawab Pertanyaan Trading Plan ini

Mayoritas pemain saham yang belum bisa mendapatkan profit di pasar saham, dikarenakan mereka belum mampu menjalankan sistem trading yang jelas. Seperti apa sistem trading yang jelas itu? 

Sebenarnya, dasar-dasar trading / investasi saham tidak pernah lepas dari 2 pertanyaan penting yang harus anda jawab. Pertama: Anda mau beli saham apa? Kedua: Mengapa anda membeli saham tersebut?  

Dua hal ini kelihatannya sepele. Tapi coba anda renungkan lagi baik-baik dalam trading anda. Apakah anda sudah benar2 melakukan hal ini? Atau hanya kadang-kadang saja? 

Beli saham apa?

Hal pertama yang harus anda lakukan dalam trading adalah membeli saham. Jadi, anda setidaknya harus tahu saham apa yang mau anda beli. Pertanyaan ini sebenarnya tidak terlalu susah. Kenapa begitu?

Karena mayoritas pemain saham sudah tahu saham yang dibeli. Kalau anda ditanya beli saham apa, anda hanya perlu jawab saja saham yang anda miliki di portofolio anda. Tapi trading bukan hanya soal beli saham. Hal yang lebih penting adalah, anda harus tahu MENGAPA ANDA MEMBELI?

Mengapa anda membeli saham tersebut? 

Pertanyaan ini yang seringkali tidak bisa dijawab oleh pemain saham. Trader tahu saham apa yang dibeli, tapi banyak trader tidak tahu mengapa memilih membeli saham tersebut? Nah, inilah yang menyebabkan trader seringkali terjebak beli saham yang jelek, beli saham di harga yang terlalu tinggi, banyak cut loss dan nyangkut.  

Kalau anda beli saham tanpa melihat chart-nya. Anda beli saham hanya melihat isu / berita / rumor. Anda beli saham hanya karena kata teman / analis/ broker. Anda beli saham hanya karena IHSG lagi naik kencang, maka alasan itu masih kurang spesifik, karena anda harus punya dasar yang kuat untuk membeli saham. 

Artinya kalau ditanya kenapa anda beli saham tersebut, maka jawaban anda harus didasarkan pada analisis teknikal. Ada banyak cara untuk melakukan analisis teknikal saham. Saya membahasnya lengkap disini: Buku Saham. 

Apabila anda beli saham karena alasannya adalah harganya sudah diskon, stochasticnya sudah jenuh jual, candlesticknya sudah membentuk pola rebound disertai volume besar, maka itu adalah alasan-alasan beli saham yang bagus. I mean, anda punya dasar yang lebih kuat untuk menjelaskan kenapa anda beli saham tersebut. 

Anda juga bisa membalik pertanyaan 'beli saham apa dan mengapa beli saham tersebut' menjadi 'mengapa beli, dan kemudian baru anda pilih saham yang ingin anda beli'. Jadi misalnya sebelum membeli saham, anda menentukan kriteria2 saham yang hendak anda beli. 

Misalkan anda menentukan beli saham dengan kriteria harga saham harus rebound dari MA 30. Maka jika ada saham yang memenuhi kriteria anda, misalnya rebound dari MA 30, maka anda baru memilih sahamnya. Paham sampai disini?  

Kemudian anda nyeletuk: "Pak Heze, gimana kalau saya ikut beli saham dari rekomendasi saham yang diberikan analis?"

Katakan anda beli saham ASII karena alasannya menurut analis PER ASII yang paling rendah di sektornya. Alasan itu sah-sah saja. Hanya saja, anda harus melihat apakah track record analis tersebut bagus atau tidak. Apakah prediksi analis di masa lalu lebih banyak benar atau salahnya?

Demikian juga kalau anda dapat rekomendasi dari teman anda. Kalau teman anda memberikan rekomendasi beli saham SOCI tanpa ada dasar yang kuat, maka jangan langsung terpengaruh membeli sahamnya. Meskipun teman anda lebih ahli daripada anda. 

Dibalik semua itu, alasan kenapa membeli saham sebenarnya juga tidak sesimpel itu. Meskipun anda sudah punya alasan yang tepat kenapa anda membeli saham, tidak serta-merta harga saham akan naik. Artinya, belum tentu analisa anda akan selalu benar. 

"Terus bagaimana caranya supaya bisa dapat profit konsisten Bung Heze?" Tanya anda lagi 

Satu-satunya cara agar anda bisa memperoleh profit konsisten, anda harus mencoba dan berlatih trial and error analisa teknikal. Apabila hasil trading yang anda gunakan rugi, anda harus mencoba sistem analisis teknikal lain. Kalau untung, lanjutkan. 

Catat setiap analisa yang anda gunakan dalam trading, untuk menjawab pertanyaan 'mengapa beli saham'? Pahami strategi2 trading agar anda bisa meraih profit di pasar saham. Pahami psikologis trading yang baik, agar anda tidak salah melangkah dalam menerapkan trading plan anda. Baca juga: Strategi Trading Profit dan Psikologis Saham 

Lama-kelamaan anda akan tahu sendiri cara menganalisa saham yang paling cocok untuk anda. Anda akan tahu saham apa yang harus anda hindari. Anda akan tahu kapan waktunya beli saham, kapan waktunya jual. 

Anda akan lebih tenang menghadapi kondisi pasar. Anda yang dulu banyak cut loss, sekarang cut lossnya dikit dan banyak untung. Anda tidak lagi bergantung pada opini dan rekomendasi dari analis, teman, broer. 

Dengan kata lain, anda sudah 'naik level' dari trader pemula jadi trader berpengalaman. Hal ini saya alami sendiri. Artinya kalau mau mendapat untung, ya anda harus terus belajar, terus menganalisa. 

Jadi dua poin inilah yang harus anda jawab kalau anda mau main saham: Apa dan mengapa? Jangan sampai anda tahu beli saham apa tapi tidak tahu mengapa anda membeli. 

Dengan tahu mengapa anda membeli saham, anda bisa menemukan apa yang cocok untuk anda, sekaligus anda bisa mengevaluasi hasil trading anda.   

Catatan: Untuk pemula, anda disarankan untuk menghindari beli saham gorengan. Karena saham gorengan memiliki risiko (potensi kerugian) yang jauh lebih besar dibandingkan saham2 blue chip. Jadi, untuk anda yang masih pemula, ada baiknya anda memulai beli saham2 blue chip dan saham2 lapis dua yang likuid. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Berapa Penghasilan Ideal Trader Pemula?

Berapa Penghasilan Ideal Trader Pemula?

Trader pemula, pernahkah anda bertanya-tanya: Kalau saya baru trading terus setor duit Rp5 juta, berapa ya penghasilan trading tiap bulan? Apa bisa dapat Rp1 juta tiap bulan? Apa bisa dapat untung Rp3 juta per bulan? 

Jadi berapa penghasilan ideal untuk trader saham pemula? Banyak pemula beranggapan, untung ideal itu kalau bisa dapat profit besar dalam waktu yang cepat. Banyak yang ingin dapat untung 20% sebulan, 50% sebulan. 

Idealnya, kalau masih pemula, anda bisa mendapatkan profit 1-5% dari modal awal trading itu sudah sangat bagus. 

"1-5%? Kok kecil banget profitnya? Saya maunya bisa dapat untung 15% tiap bulan" Protes anda 

Profit 1-5% apalagi untuk bukanlah profit kecil. Apalagi jika anda bisa mendapatkannya dengan lebih konsisten. Justru profit tersebut ideal, dibandingkan anda dapat untung 20% dalam sebulan, tapi anda hanya beruntung alias nggak bisa konsisten. 

Lalu anda nyeletuk lagi: "Iya sih.. Tapi kalau saya pingin untung 20% tiap bulan apa bisa? Kalau saya pingin untung Rp10 per bulan apa mungkin buat pemula?"

Dalam trading saham, tidak ada yang tidak mungkin. Anda bisa dapat untung besar dalam waktu cepat, dan juga sebaliknya. Sangat mungkin anda dapat untung 20% dalam waktu singkat.

Tetapi jika anda dapat profit yang sangat besar dalam waktu singkat, bahkan profit anda sampai 20% lebih (dan anda masih baru terjun di pasar saham), maka harus saya katakan bahwa itu bukanlah "profit ideal" untuk pemula? 

Kok bisa sih? 

Banyak sekali saya temukan trader2 pemula yang dapat 'jackpot' profit jumbo hanya dengan sekali-dua kali beli saham.. Trader senang.. Gembira.. Bangga. Tapi tidak lama kemudian, trader menjadi jadi lesu, sedih, kecewa karena profit 20% berubah jadi rugi (loss) semua.

Kalau anda dapat profit besar dalam waktu singkat, anda harus lihat dan analisa: Apakah keesokan hari, dan trading2 selanjutnya anda bisa dapat profit 20% terus? Kalau ternyata tidak bisa, atau bahkan anda malah rugi, maka profit 20% itu bukanlah profit ideal. Kemungkinan besar profit yang anda dapatkan itu ibarat 'jackpot' saja. 

Profit 10%, apalagi profit 20% dalam jangka waktu singkat itu bukan profit kecil. Anda trader kawakan yang baca pos ini, anda pasti sudah memahaminya. 

Satu lagi, untuk pemula saya selalu menyarankan pada anda untuk pakai modal sekecil mungkin. Pakailah modal Rp1-3 juta dulu. Jangan memaksakan pakai duit gede, karena mengelola modal itu tidak gampang, harus bertahap.

Jadi kalau anda masih pemula dan berangan-angan dapat untung 10 juta per bulan, lebih baik anda mulai berpikir rasional, menetapkan target yang lebih realistis. 

Lalu bisakah dengan modal Rp1-3 juta, anda dapat untung 10 juta per bulan? Kalau anda nekad menambah modal katakanlah sampai  Rp50 juta dengan harapan dapat untung lebih besar, pertanyaan saya: 

Seberapa berani anda bertaruh dengan uang besar, sedangkan anda baru saja trading di Bursa saham?

Hal ini sama saja anda sedang berjudi. Tanpa pengetahuan, tanpa bekal yang cukup, tapi anda nekad terjun. 

Pos ini menuju pada suatu kesimpulan bahwa penghasilan ideal trader pemula idealnya 1-5%, dengan asumsi anda pakai modal kecil. Kalau anda pakai modal besar, risikonya juga lebih besar. 

Tapi seiring berjalannya waktu, kalau anda mau tekun menganalisa, profit2 yang anda dapatkan akan bertambah, dan modal anda juga berkembang. Tentu saja semua harus dilakukan secara bertahap dan melalui proses. Baca juga: Step-Step Menjadi Trader Sukses. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Berapa Penghasilan Ideal Trader Pemula?

Berapa Penghasilan Ideal Trader Pemula?

Trader pemula, pernahkah anda bertanya-tanya: Kalau saya baru trading terus setor duit Rp5 juta, berapa ya penghasilan trading tiap bulan? Apa bisa dapat Rp1 juta tiap bulan? Apa bisa dapat untung Rp3 juta per bulan? 

Jadi berapa penghasilan ideal untuk trader saham pemula? Banyak pemula beranggapan, untung ideal itu kalau bisa dapat profit besar dalam waktu yang cepat. Banyak yang ingin dapat untung 20% sebulan, 50% sebulan. 

Idealnya, kalau masih pemula, anda bisa mendapatkan profit 1-5% dari modal awal trading itu sudah sangat bagus. 

"1-5%? Kok kecil banget profitnya? Saya maunya bisa dapat untung 15% tiap bulan" Protes anda 

Profit 1-5% apalagi untuk bukanlah profit kecil. Apalagi jika anda bisa mendapatkannya dengan lebih konsisten. Justru profit tersebut ideal, dibandingkan anda dapat untung 20% dalam sebulan, tapi anda hanya beruntung alias nggak bisa konsisten. 

Lalu anda nyeletuk lagi: "Iya sih.. Tapi kalau saya pingin untung 20% tiap bulan apa bisa? Kalau saya pingin untung Rp10 per bulan apa mungkin buat pemula?"

Dalam trading saham, tidak ada yang tidak mungkin. Anda bisa dapat untung besar dalam waktu cepat, dan juga sebaliknya. Sangat mungkin anda dapat untung 20% dalam waktu singkat.

Tetapi jika anda dapat profit yang sangat besar dalam waktu singkat, bahkan profit anda sampai 20% lebih (dan anda masih baru terjun di pasar saham), maka harus saya katakan bahwa itu bukanlah "profit ideal" untuk pemula? 

Kok bisa sih? 

Banyak sekali saya temukan trader2 pemula yang dapat 'jackpot' profit jumbo hanya dengan sekali-dua kali beli saham.. Trader senang.. Gembira.. Bangga. Tapi tidak lama kemudian, trader menjadi jadi lesu, sedih, kecewa karena profit 20% berubah jadi rugi (loss) semua.

Kalau anda dapat profit besar dalam waktu singkat, anda harus lihat dan analisa: Apakah keesokan hari, dan trading2 selanjutnya anda bisa dapat profit 20% terus? Kalau ternyata tidak bisa, atau bahkan anda malah rugi, maka profit 20% itu bukanlah profit ideal. Kemungkinan besar profit yang anda dapatkan itu ibarat 'jackpot' saja. 

Profit 10%, apalagi profit 20% dalam jangka waktu singkat itu bukan profit kecil. Anda trader kawakan yang baca pos ini, anda pasti sudah memahaminya. 

Satu lagi, untuk pemula saya selalu menyarankan pada anda untuk pakai modal sekecil mungkin. Pakailah modal Rp1-3 juta dulu. Jangan memaksakan pakai duit gede, karena mengelola modal itu tidak gampang, harus bertahap.

Jadi kalau anda masih pemula dan berangan-angan dapat untung 10 juta per bulan, lebih baik anda mulai berpikir rasional, menetapkan target yang lebih realistis. 

Lalu bisakah dengan modal Rp1-3 juta, anda dapat untung 10 juta per bulan? Kalau anda nekad menambah modal katakanlah sampai  Rp50 juta dengan harapan dapat untung lebih besar, pertanyaan saya: 

Seberapa berani anda bertaruh dengan uang besar, sedangkan anda baru saja trading di Bursa saham?

Hal ini sama saja anda sedang berjudi. Tanpa pengetahuan, tanpa bekal yang cukup, tapi anda nekad terjun. 

Pos ini menuju pada suatu kesimpulan bahwa penghasilan ideal trader pemula idealnya 1-5%, dengan asumsi anda pakai modal kecil. Kalau anda pakai modal besar, risikonya juga lebih besar. 

Tapi seiring berjalannya waktu, kalau anda mau tekun menganalisa, profit2 yang anda dapatkan akan bertambah, dan modal anda juga berkembang. Tentu saja semua harus dilakukan secara bertahap dan melalui proses. Baca juga: Step-Step Menjadi Trader Sukses. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Take Profit dan Psikologis Saham

Take Profit dan Psikologis Saham

Setelah anda membeli saham, tentu anda harus melakukan take profit atau realisasi untung. Hanya memang setiap trader memiliki target dan time frame yang berbeda-beda. Inilah yang menyebabkan target take profit setiap trader tidak sama, meskipun mungkin anda trading di saham yang sama. 

Menetapkan take profit juga erat kaitannya dengan permainan psikologis. Pergerakan harga saham yang cepat seringkali membuat trader goyah dengan target yang sudah dibuat sebelumnya. 

Katakanlah anda membeli saham di harga 900. Anda kemudian mau menetapkan jual di harga 1.000. Anda memprediksi harga 1.000 akan tercapai dalam 3-4 hari. Tapi baru saja market dibuka 40 menit, saham anda sudah menyentuh best bid 1.000. 

Anda mulai berpikir: "Hmmm. Lebih baik saya jual di 1.050. Masih bisa naik lagi nih"

Kalau sudah sampai 1.050?

"Kayaknya saya hold dulu deh sampai nguji 1.100. Tekanan belinya masih tinggi"

Nah, sekarang sudah naik ke 1.100. Nggak dijual sahamnya? 

"Tunggu dulu ke 1.200 deh. Marketnya ijo royo-royo"

Ternyata setelah naik 3 hari, harga saham cuma bisa bertahan naik sampai 1.105. Setelah itu saham turun perlahan. Trader mulai berpikir:

"Harganya sekarang balik lagi ke 1.000. Tunggu dulu, cuma fluktuatif sesaat nanti pasti naik lagi kok".

Harga saham malah turun lagi sampai ke harga beli trader di 900. Trader mulai panik, dan akhirnya terpaksa menjual BEP karena melihat kondisi market yang tiba2 berubah jadi bearish. 

Di pasar saham, banyak sekali tipe trader seperti ini: Plin-plan menetapkan target take profit. Mungkin saat anda mengubah target jadi lebih tinggi, ada kalanya untung anda jadi lebih banyak, karena prediksi anda sesuai. 

Tapi seberapa banyak / seberapa sering anda bisa melakukannya? Tentu saja menaikkan target profit ini bukanlah cara trading yang benar. Hal ini menujukkan kalau  emosi anda sedang tidak stabil, anda sedang berada dalam FASE GREED (serakah). 

Jadi, kalau anda sudah menetapkan target take profit, anda HARUS MELAKUKANNYA. Kalau anda menetapkan jual di 1.000, maka saat harga saham naik ke 1.000, anda harus menjual. Jangan berharap terus harga akan naik. 

Mengapa demikian? Saya pernah membahasnya disini: Mengatasi Rasa Menyesal Saat Take Profit Saham

Terkait menetapkan take profit, anda boleh-boleh saja mengubah target jual saham, tapi dengan catatan kalau pada saat itu anda melihat kondisi pasar saham sedang jelek, dan menurut pengamatan anda, saham anda berpotensi tidak naik tidak sesuai harapan. 

Artinya, anda disarankan untuk mengubah target take profit ke harga yang lebih rendah (dengan pertimbangan2 tadi). Dan dan tidak disarankan merubah target take profit ke harga yang lebih tinggi. 

"Apakah itu berarti Pak Heze menyuruh trader untuk profit sedikit saja?" Protes anda

Tidak. Seperti saya katakan tadi, anda yang berupaya untuk terus menaikkan target jual, menunjukkan bahwa anda sedang greed. Jika anda terbiasa untuk melakukan hal ini terus, hal ini akan membahayakan trading anda, karena anda sebenarnya tidak pernah bisa memastikan harga saham akan bergerak ke arah mana. 

Kalau tebakan anda salah karena anda ngarep terus, bisa-bisa anda rugi. Tapi kalau dengan pertimbangan tertentu anda menurunkan target take profit, itu artinya anda sudah memiliki langkah antisipasi untuk menjaga agar modal anda tetap aman. 

Katakanlah anda beli saham di 500. Anda mau take profit di 600. Dalam perjalanan, harga saham naik ke 530 tapi geraknya lemot banget. Anda melihat saham ini nggak likuid, market sedang nggak bersahabat, maka anda memutuskan untuk jual di 530. 

Jadi anda tetap untung walaupun untungnya nggak sebesar yang anda tetapkan tadi. Namun sisi positifnya, modal anda akan tetap aman dari penurunan harga saham lanjutan. Dan tentunya semua itu sudah didasari pertimbangan dan analisis. 

Sedikit bocoran, saya sendiri trading tidak terlalu mematok pada time frame harus membeli dan menjual saham untuk jangka waktu berapa lama, kecuali untuk saham2 tertentu. Jika target take profit yang saya tetapkan sudah tersentuh walaupun hanya dalam satu hari, saya akan langsung take profit. 

Intinya, saya stay pada trading plan yang sudah saya buat, sehingga saya lebih disiplin dalam trading. How about you?


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Harga Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Beli?

Harga Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Beli?

Pada saat harga saham naik, ada banyak trader yang berhasil mencetak profit spektakuler. Disitulah kemudian mulai terjadi euforia pasar, di mana trader2 yang senang mendapat profit besar, akan terus mulai mengincar saham2 yang sudah naik. 

Tetapi sesuai prinsip analisis teknikal, tidak ada harga saham yang naik terus tanpa turun, dan sebaliknya. Setelah harga saham naik, sangat mungkin sebagian besar harga saham mulai koreksi. 

Nah, bagaimana jika kemudian harga saham turun terus dan rebound hanya beberapa saat? Bagaimana jika sebagian besar saham blue chip turun tajam hanya dalam beberapa hari? 

Dalam kondisi market yang turun, maka keadaannya pasti nggak akan sama ketika market sedang bullish. Saat market turun tajam, anda akan sering mendengar anjuran-anjuran untuk membeli saham di harga bawah. 

Anjuran beli saham2 yang udah murah. Anjuran menggunakan strategi buy on weakness (BOW). Anjuran untuk beli di harga support psikologis, dan buanyaak anjuran2 lain.  

Faktanya teori2 seperti ini tidak mudah diterapkan, karena ketika market bearish dan harga saham sudah tampak murah, sangat mungkin harga saham turun lagi. Sebagai contoh, let say anda beli saham TLKM di 3.800, namun TLKM ternyata masih turun lagi sampai 3.700. Ini artinya, tetap aja anda masih beli saham di harga tinggi, bukan? Karena faktanya harga saham masih turun lagi lho. 

Jadi persoalan utamanya sebenarnya bukan beli saham di harga murah, buy on weakness, beli di support, tetapi pertanyaannya adalah: When we should buy?

Karena kita juga tidak tahu pasti apakah IHSG yang turun ini akan langsung naik atau malah turun lagi. 

Saya pribadi sudah berkali-kali mengalami IHSG turun drastis dengan cepat, termasuk menghadapi beberapa kali crash market, salah satunya tahun 2015. Sepengalaman saya, waktu terbaik untuk membeli saham adalah dua kondisi berikut: 

Pertama, ketika sentimen2 negatif yang  berpotensi menjatuhkan IHSG sudah habis atau setidaknya berkurang. 

Kedua, IHSG sudah terjerembab cukup dalam dan mulai sideways alias sudah susah untuk turun lagi. Jadi, kalau biasanya sehari IHSG anjloknya bisa sampai -2%, -2,8% terus, maka ketika IHSG sudah mulai turun terbatas, atau bahkan naik sedikit, maka itu sudah merupakan waktu yang bagus untuk beli.  

Apa artinya? Artinya saat sentimen negatif sudah mulai hilang, dan IHSG sudah sulit untuk turun lebih dalam, itu menandakan bahwa 'amunisi' investor asing dan lokal untuk jualan udah habis. 

Nah, kalau saham sudah jenuh jual dan tidak banyak lagi berita2 jelek terkait IHSG, maka TIDAK ADA ALASAN UNTUK TIDAK MASUK KE PASAR SAHAM lagi. Hanya mungkin, kita tidak tahu pasti kapan IHSG akan benar-benar kembali rebound dengan meyakinkan 

Karena kalau anda ngarep IHSG langsung rebound kenceng, maka itu juga dibutuhkan waktu, dan dibutuhkan sentimen positif yang bisa mengerek kembali IHSG. 

Tapi intinya disini, anda sebagai smart trader atau smart investor, anda harusnya bisa curi start, sebelum IHSG mulai naik beneran dan trader2 lain baru masuk saat IHSG sudah naik kencang. Jadi, keuntungan yang anda dapatkan nantinya akan lebih besar.  

Saya kasih satu contoh. Akhir April 2016, IHSG sempat terkoreksi terus, karena memang IHSG sebelumnya sudah naik tinggi. Saat itu, IHSG sedang dilanda banyak sentimen negatif, seperti isu the FED, efek Brexit dan lain sebagainya. 

Lambat laun, saat IHSG sudah tidak banyak sentimen2 negatif, efek Brexit juga sudah hilang, IHSG sudah mulai sulit turun lagi, lalu kemudian munculah tax amnesty yang jadi sentimen positif IHSG, maka disitulah IHSG kemudian naik sangat kencang hanya dalam waktu 1-2 bulan saja. 

Walaupun penulis menilai saat itu IHSG naiknya terlalu tinggi dan terlalu euforia. Tapi faktanya kalau anda sudah bisa curi start, anda pasti sudah dapat profit yang jauh lebih besar daripada trader yang baru masuk saat IHSG sudah naik beneran. 

Namun kalau ternyata IHSG masih turun, dan pasar saham masih banyak dilanda sentimen2 negatif ini itu, kemudian tiba2 besok IHSG rebound kencang, maka bisa jadi itu hanyalah 'tipuan', karena faktanya IHSG besok2 hari bakalan turun lebih dalam lagi.

So kesimpulannya dua poin itu tadi yang bisa menjelaskan pertanyaan:  When we should buy when the stock market still bearish? 


Jadi jawabannya bukan beli saat saham turun, saat saham murah, saat saham sudah di harga support because everybody knows that. Yang anda dan saya butuhkan adalah, kapan momentum terbaik untuk beli saat market masih turun. Dan di pos ini, saya sudah mengulasnya cukup panjang..

Anda yang teliti baca pos ini kemudian bertanya lagi: "Pak Heze, kalau kondisinya seperti itu apa berarti kita sudah bisa beli saham yang banyak?" 

Kadang anda mungkin masih ragu untuk masuk pasar dengan modal besar, kecuali anda yang memang sudah trader / investor kawakan, yang memang udah incar saham2 blue chip yang murah. Kalau trader pemula, mungkin trader masih takut untuk masuk. 

Maka, dalam kondisi ini, ada beberapa tips yang bisa anda gunakan untuk membeli saham saat market turun: 

1. Membeli saham secara bertahap / nggak full power 

Sekali lagi, kita tidak akan tahu persis kapan IHSG akan beneran naik, atau mungkin IHSG akan turun sedikit sebelum naik lagi (meskipun sentimen2 negatifnya udah pada hilang dan sudah jenuh jual), who knows?

Untuk membuat psikologis tenang, anda bisa membeli saham secara bertahap alias tidak full modal / full power. Misalnya anda sudah incar saham BBRI dan anda sudah menyiapkan cash Rp100 juta. 

Kalau anda belum yakin betul, anda bisa beli BBRI dengan modal Rp6 juta dulu. Jika BBRI turun sedikit, anda bisa nyicil beli lagi. Kira-kira seperti itu gambaran membeli saham secara bertahap. Baca juga: Strategi Averaging Down Saham yang Benar. 

Strategi ini terbukti memberikan rasa aman di tengah kondisi market yang masih bearish. Di satu sisi, trader juga sudah senang karena bisa mulai dapat saham2 bagus di harga murah. Hanya perlu tinggal tunggu waktunya panen.. 

2. Manfaatkan momentum pendek 

Dalam kondisi market yang masih turun, IHSG pasti tetap ada reboundnya walau hanya sesaat alias "rebound tipuan" (baca lagi paragraf2 sebelumnya). Disini anda bisa memanfaatkan momentum pendek untuk membeli saham2 yang likuid yang cenderung agak volatil. Contohnya seperti ADRO, JPFA, ELSA dan lain2. 

Sebagai contoh, saat IHSG pernah ditutup turun -2,55%, saham ADRO yang sedang jeblok ke 1.600, ternyata ADRO naik sedikit sampai 1.660, walaupun akhirnya ditutup turun lagi ke 1.640. 

Anda yang bisa memanfaatkan momentum beli ADRO di 1.605 dan jual di 1.650 misalnya, maka anda sudah bisa mendapatkan profit walaupun IHSG saat itu lagi kepayahan.  

Namun kalau anda bukanlah tipe trader seperti ini, anda tidak perlu memaksakan momentum pendek tersebut. Yang perlu anda lakukan, anda bisa mulai beli saham secara bertahap, nggak peduli IHSG mau rebound sehari-dua hari, anda tetap pada trading plan yang sudah dijalankan.  

Happy profit.... 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Harga Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Beli?

Harga Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Beli?

Pada saat harga saham naik, ada banyak trader yang berhasil mencetak profit spektakuler. Disitulah kemudian mulai terjadi euforia pasar, di mana trader2 yang senang mendapat profit besar, akan terus mulai mengincar saham2 yang sudah naik. 

Tetapi sesuai prinsip analisis teknikal, tidak ada harga saham yang naik terus tanpa turun, dan sebaliknya. Setelah harga saham naik, sangat mungkin sebagian besar harga saham mulai koreksi. 

Nah, bagaimana jika kemudian harga saham turun terus dan rebound hanya beberapa saat? Bagaimana jika sebagian besar saham blue chip turun tajam hanya dalam beberapa hari? 

Dalam kondisi market yang turun, maka keadaannya pasti nggak akan sama ketika market sedang bullish. Saat market turun tajam, anda akan sering mendengar anjuran-anjuran untuk membeli saham di harga bawah. 

Anjuran beli saham2 yang udah murah. Anjuran menggunakan strategi buy on weakness (BOW). Anjuran untuk beli di harga support psikologis, dan buanyaak anjuran2 lain.  

Faktanya teori2 seperti ini tidak mudah diterapkan, karena ketika market bearish dan harga saham sudah tampak murah, sangat mungkin harga saham turun lagi. Sebagai contoh, let say anda beli saham TLKM di 3.800, namun TLKM ternyata masih turun lagi sampai 3.700. Ini artinya, tetap aja anda masih beli saham di harga tinggi, bukan? Karena faktanya harga saham masih turun lagi lho. 

Jadi persoalan utamanya sebenarnya bukan beli saham di harga murah, buy on weakness, beli di support, tetapi pertanyaannya adalah: When we should buy?

Karena kita juga tidak tahu pasti apakah IHSG yang turun ini akan langsung naik atau malah turun lagi. 

Saya pribadi sudah berkali-kali mengalami IHSG turun drastis dengan cepat, termasuk menghadapi beberapa kali crash market, salah satunya tahun 2015. Sepengalaman saya, waktu terbaik untuk membeli saham adalah dua kondisi berikut: 

Pertama, ketika sentimen2 negatif yang  berpotensi menjatuhkan IHSG sudah habis atau setidaknya berkurang. 

Kedua, IHSG sudah terjerembab cukup dalam dan mulai sideways alias sudah susah untuk turun lagi. Jadi, kalau biasanya sehari IHSG anjloknya bisa sampai -2%, -2,8% terus, maka ketika IHSG sudah mulai turun terbatas, atau bahkan naik sedikit, maka itu sudah merupakan waktu yang bagus untuk beli.  

Apa artinya? Artinya saat sentimen negatif sudah mulai hilang, dan IHSG sudah sulit untuk turun lebih dalam, itu menandakan bahwa 'amunisi' investor asing dan lokal untuk jualan udah habis. 

Nah, kalau saham sudah jenuh jual dan tidak banyak lagi berita2 jelek terkait IHSG, maka TIDAK ADA ALASAN UNTUK TIDAK MASUK KE PASAR SAHAM lagi. Hanya mungkin, kita tidak tahu pasti kapan IHSG akan benar-benar kembali rebound dengan meyakinkan 

Karena kalau anda ngarep IHSG langsung rebound kenceng, maka itu juga dibutuhkan waktu, dan dibutuhkan sentimen positif yang bisa mengerek kembali IHSG. 

Tapi intinya disini, anda sebagai smart trader atau smart investor, anda harusnya bisa curi start, sebelum IHSG mulai naik beneran dan trader2 lain baru masuk saat IHSG sudah naik kencang. Jadi, keuntungan yang anda dapatkan nantinya akan lebih besar.  

Saya kasih satu contoh. Akhir April 2016, IHSG sempat terkoreksi terus, karena memang IHSG sebelumnya sudah naik tinggi. Saat itu, IHSG sedang dilanda banyak sentimen negatif, seperti isu the FED, efek Brexit dan lain sebagainya. 

Lambat laun, saat IHSG sudah tidak banyak sentimen2 negatif, efek Brexit juga sudah hilang, IHSG sudah mulai sulit turun lagi, lalu kemudian munculah tax amnesty yang jadi sentimen positif IHSG, maka disitulah IHSG kemudian naik sangat kencang hanya dalam waktu 1-2 bulan saja. 

Walaupun penulis menilai saat itu IHSG naiknya terlalu tinggi dan terlalu euforia. Tapi faktanya kalau anda sudah bisa curi start, anda pasti sudah dapat profit yang jauh lebih besar daripada trader yang baru masuk saat IHSG sudah naik beneran. 

Namun kalau ternyata IHSG masih turun, dan pasar saham masih banyak dilanda sentimen2 negatif ini itu, kemudian tiba2 besok IHSG rebound kencang, maka bisa jadi itu hanyalah 'tipuan', karena faktanya IHSG besok2 hari bakalan turun lebih dalam lagi.

So kesimpulannya dua poin itu tadi yang bisa menjelaskan pertanyaan:  When we should buy when the stock market still bearish? 


Jadi jawabannya bukan beli saat saham turun, saat saham murah, saat saham sudah di harga support because everybody knows that. Yang anda dan saya butuhkan adalah, kapan momentum terbaik untuk beli saat market masih turun. Dan di pos ini, saya sudah mengulasnya cukup panjang..

Anda yang teliti baca pos ini kemudian bertanya lagi: "Pak Heze, kalau kondisinya seperti itu apa berarti kita sudah bisa beli saham yang banyak?" 

Kadang anda mungkin masih ragu untuk masuk pasar dengan modal besar, kecuali anda yang memang sudah trader / investor kawakan, yang memang udah incar saham2 blue chip yang murah. Kalau trader pemula, mungkin trader masih takut untuk masuk. 

Maka, dalam kondisi ini, ada beberapa tips yang bisa anda gunakan untuk membeli saham saat market turun: 

1. Membeli saham secara bertahap / nggak full power 

Sekali lagi, kita tidak akan tahu persis kapan IHSG akan beneran naik, atau mungkin IHSG akan turun sedikit sebelum naik lagi (meskipun sentimen2 negatifnya udah pada hilang dan sudah jenuh jual), who knows?

Untuk membuat psikologis tenang, anda bisa membeli saham secara bertahap alias tidak full modal / full power. Misalnya anda sudah incar saham BBRI dan anda sudah menyiapkan cash Rp100 juta. 

Kalau anda belum yakin betul, anda bisa beli BBRI dengan modal Rp6 juta dulu. Jika BBRI turun sedikit, anda bisa nyicil beli lagi. Kira-kira seperti itu gambaran membeli saham secara bertahap. Baca juga: Strategi Averaging Down Saham yang Benar. 

Strategi ini terbukti memberikan rasa aman di tengah kondisi market yang masih bearish. Di satu sisi, trader juga sudah senang karena bisa mulai dapat saham2 bagus di harga murah. Hanya perlu tinggal tunggu waktunya panen.. 

2. Manfaatkan momentum pendek 

Dalam kondisi market yang masih turun, IHSG pasti tetap ada reboundnya walau hanya sesaat alias "rebound tipuan" (baca lagi paragraf2 sebelumnya). Disini anda bisa memanfaatkan momentum pendek untuk membeli saham2 yang likuid yang cenderung agak volatil. Contohnya seperti ADRO, JPFA, ELSA dan lain2. 

Sebagai contoh, saat IHSG pernah ditutup turun -2,55%, saham ADRO yang sedang jeblok ke 1.600, ternyata ADRO naik sedikit sampai 1.660, walaupun akhirnya ditutup turun lagi ke 1.640. 

Anda yang bisa memanfaatkan momentum beli ADRO di 1.605 dan jual di 1.650 misalnya, maka anda sudah bisa mendapatkan profit walaupun IHSG saat itu lagi kepayahan.  

Namun kalau anda bukanlah tipe trader seperti ini, anda tidak perlu memaksakan momentum pendek tersebut. Yang perlu anda lakukan, anda bisa mulai beli saham secara bertahap, nggak peduli IHSG mau rebound sehari-dua hari, anda tetap pada trading plan yang sudah dijalankan.  

Happy profit.... 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Berinvestasi di Pasar Modal - Panduan Lengkap

Cara Berinvestasi di Pasar Modal - Panduan Lengkap

Pasar modal saat ini menjadi salah satu sarana investasi jangka panjang, maupun trading jangka pendek yang bisa menghasilkan keuntungan (profit) yang besar. Yup, salah satu instrumen pasar modal yang seringkali jadi favorit adalah SAHAM.

Tetapi sebelum anda bisa membeli saham, ada tahapan-tahapan berinvestasi di pasar modal. Hal ini karena saat ini aktivitas trading dan investasi semua dilakukan melalui sistem online trading yaitu melalui aplikasi (software). 

Jadi kalau anda punya keinginan yang kuat untuk bisa investasi saham, maka di pos ini saya akan membahas panduan lengkap mengenai cara berinvestasi saham di pasar modal:   

1. Membuka rekening saham di sekuritas (bisa secara offline maupun online) 

Langkah pertama untuk bisa berinvestasi anda harus buka rekening dulu di kantor sekuritas terdekat anda. Pembukaan rekening saham ini bisa dilakukan secara offline (anda datang langsung ke kantor sekuritas) maupun secara online (melalui situs web resmi sekuritas).

Kalau anda nggak mau ribet, atau di kota anda nggak ada sekuritas, anda bisa membuka rekening saham secara online. Terkait cara membuka rekening saham, apa saja yang dibutuhkan untuk membuka akun dan rekomendasi sekuritas saham, anda bisa download ebook gratis yang saya terbitkan (26 halaman) disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham bagi Pemula. 

2. Download software online trading 

Kalau tahap 1 sudah selesai, anda nanti akan dapat username dan password untuk trading melalui software online trading. Anda harus download software online trading melalui situs resmi sekuritas. Di software trading saham ini nantinya, akan anda gunakan untuk menganalisa saham, memantau market, beli jual saham dan lain2. 


Tampilan software trading saham
 3. Melalukan deposit atau 'suntik modal' ke rekening dana investor (RDI)

Untuk bisa membeli saham, tentu anda butuh modal. Maka, anda harus melakukan deposit ke RDI anda dari rekening ATM. Setiap anda membuka rekening saham, anda pasti akan diberikan RDI, dan anda diharuskan untuk mengisi nomor rekening ATM yang anda gunakan. 

Tujuannya untuk melakukan deposit maupun withdraw (nanti kita bahas di langkah2 selanjutnya). Setiap kantor sekuritas menetapkan minimal awal deposit yang berbeda-beda. 

Ada yang minimal depositnya Rp1 juta, Rp5 juta, Rp10 juta bahkan diatas itu. Tapi deposit ini hanya sebagai syarat awal. Kalau anda deposit-nya Rp5 juta misalnya. Anda nggak harus pakai semua modal anda buat trading. Anda bisa pakai sesuai kebutuhan anda. 


Nah, kalau anda ingin mencari sekuritas yang deposit awalnya kecil, anda bisa baca pos saya disini: Daftar Kantor Sekuritas Deposit Dibawah Rp5 Juta.  

4. Mempelajari mekanisme perdagangan di pasar modal

Kalau anda sudah instal software saham anda. Anda sudah dapat username dan password. Anda sudah deposit. Itu artinya anda sudah siap untuk beli jual saham. Tapi sebelum itu, anda harus paham dulu bagaimana mekanisme perdagangan di pasar modal. 

Seperti jam trading di pasar saham. Antrian bid-offer saham. Caranya beli dan jual. Auto reject saham dan masih banyak lainnya. Termasuk juga, anda harus paham dengan tampilan software trading yang anda pakai. 

Maka dari itu, sebelum anda memutuskan untuk beli saham, anda harus pelajari dan pahami dahulu seperti apa itu mekanisme perdagangan saham, supaya anda tidak salah ketika menempatkan order saham anda.  

5. Mempelajari grafik saham (analisa teknikal)

Membeli maupun menjual saham membutuhkan analisa. Kalau anda mau trading, anda butuh analisa teknikal. Dan kalau anda ingin ingin jadi investor, anda butuh analisa fundamental.

Untuk seorang trader, anda harus mempelajari grafik saham, indikator, membaca candlestick, membaca tren saham, support resisten. Karena analisa2 inilah adalah analisa utama yang nantinya anda gunakan untuk trading.  

Anda yang mau belajar saham secara lebih intens dan langsung masuk pada praktik langsung, khususnya anda yang ingin bisa mahir dalam trading saham, anda bisa mempelajari praktik2 analisis teknikal disini: Ebook Belajar Saham 

6. Mulai memilih saham (beli dan jual saham)

Setelah anda mempelajari analisa teknikal, anda bisa mulai memilih saham-saham yang ingin anda beli, berdasarkan analisis-analisis yang sudah anda lakukan. Dan seperti yang sudah banyak saya tulis di Saham Gain ini, saya mengulas langkah2 belajar saham dan trading, termasuk materi2 praktik trading yang saya terbitkan untuk anda: Ebook Saham. 

7. Mencairkan profit saham ke rekening ATM

Tujuan anda trading adalah dapat untung, dan keuntungannya bisa anda gunakan, entah untuk keperluan pribadi dan lain2. Jadi jika anda sudah profit dan anda ingin gunakan profit anda, maka anda harus mencairkan profit yang anda dapatkan ke rekening ATM. 

Cara mencairkan profit ke rekening ATM, bisa anda baca langkah2 yang saya tulis di pos tersendiri. Anda bisa baca disini: Cara Mencairkan (Tarik Profit) Keuntungan Saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mengukur Profit Konsisten Saham

Cara Mengukur Profit Konsisten Saham

Di pos ini: Profit Konsisten Saham, Berapa Target Anda? Saya menekankan tentang cara membuat target profit konsisten. Intinya, untuk menetapkan target profit konsisten hendaknya diukur dalam range (misalnya 0,5-4%), bukan diukur dalam jumlah yang konstan (misalnya 15% per bulan).

Tapi bagaimana kita bisa mengukur target profit konsisten tersebut? Dari mana kita bisa tahu kalau target 0,5%-4% adalah target profit konsisten yang tepat untuk kita? Berapakah ukuran profit konsisten yang ideal untuk trader? 

Perlu anda ketahui, untuk mendapat profit konsisten, berarti anda harus melakukan banyak praktik trading. Means, anda harus mengetahui banyak strategi keluar-masuk pasar, strategi mengambil momentum yang tepat. 

Jadi kalau anda masih pemula sekali, dan tiba-tiba anda mau menetapkan target profit konsisten di range 1-5% tiap bulan, kemungkinan besar target anda akan meleset, malah banyak ruginya.

Untuk mengukur target profit konsisten, anda harus ber-eksperimen dengan trading yang anda jalankan. Dan tentunya dibutuhkan waktu. Katakanlah dalam jangka waktu 1 tahun anda sudah bisa mendapatkan profit seperti contoh berikut: 

Januari profit 5%. Februari profit 9%. Maret profit 2%. April profit 1%. Mei profit 4%. Juni profit 0,8%. Juli profit 0,5%. Agustus profit 4%. September profit 0,6%. Oktober profit 0,3%. November profit 2%. Desembr profit 6%.

Pada contoh profit diatas tampak bahwa trader bisa mendapatkan profit konsisten dengan range 0,3%-9% hingga satu tahun trading. Nah, dengan mengacu pada hasil trading anda di tahun sebelumnya, maka jika pada tahun depan anda bisa mendapatkan profit di range yang kurang lebih sama untuk setiap bulan, maka anda sudah bisa dikatakan profit konsisten

Angka target profit 0,3-9% yang anda tetapkan untuk tahun mendatang bukan angka yang jatuh dari langit, tapi target tersebut sudah mengacu pada kemampuan yang bisa anda dapatkan di tahun sebelumnya. 

Karena seperti yang saya tulis di beberapa paragraf sebelumnya, mengukur target profit konsisten tidak bisa dilakukan asal-asalan. Anda harus menentukan berdasarkan pada hasil trading yang sudah anda alami sendiri.  

Dengan cara ini, anda bisa mengukur apakah anda bisa mendapatkan profit konsisten di pasar saham atau belum.  

Anda nggak terlalu kaku perlu menunggu bisa menghasilkan profit 8% per bulan baru bisa dikatakan konsisten. Karena hal ini sangat sulit dilakukan, mengingat dinamika pasar saham cukup cepat. Kalau anda nunggu harus bisa profit 8% tiap bulan, anda akan capek sendiri. 

Namun jika anda masih memiliki banyak kerugian (banyak loss-nya dalam satu bulan), anda perlu untuk mendalami trading anda lagi. Artinya, anda belum bisa mengukur seberapa jauh anda bisa profit konsisten. Anda masih perlu banyak belajar dan praktik. 

"Ohh saya mengerti sekarang, pantesan saya nggak pernah bisa mendapatkan profit 15% stabil setiap bulan" Kata anda. 

"Tapi Bung Heze, berapa ukuran range profit konsisten itu? Kalau ditetapkan dalam range kan bisa jauh sekali targetnya" Tanya anda lagi.

Ukuran profit konsisten yang ideal hanya anda yang tahu jawabannya. Anda harus tentukan sendiri berdasarkan hasil trading anda di satu-dua tahun sebelumnya, untuk anda jadikan acuan di tahun mendatang. 

Saya tidak bisa menuliskan harus berapa persen yang ideal untuk dikatakan profit konsisten, karena setiap dari anda punya pengalaman, time frame trading dan cara take profit yang berbeda satu sama lain. 

Bahkan kalau anda baca pos ini: Cara Mempertahankan Profit Konsisten Saham, ada trader yang "hanya" bisa dapat 0,2-1% profit dari setiap kali transaksi, namun trader bisa mendapatkan profit tersebut dalam jangka panjang.

Maka, profit 0,2-1% walaupun mungkin secara kasat mata jumlahnya tidak terlalu besar, trader dapat dikatakan bisa mendapatkan profit konsisten dan 0,2-1% itulah ukuran profit konsisten yang ideal untuk trader tersebut. 

Saya menulis pos ini karena buanyaaak sekali trader yang bertanya pada saya gimana cara mendapatkan profit konsisten 5% per bulan, 10% per bulan, 7% per bulan? Dengan membaca pos ini, anda pasti sudah menangkap intisari tulisan saya. 

Intinya, cara mengukur profit konsisten itu sebenarnya lebih luwes, nggak kaku, dan nggak perlu stress mikirin nanti gimana kalau bulan depan nggak profit 10%.. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Profit Konsisten Saham, Berapa Target Anda?

Profit Konsisten Saham, Berapa Target Anda?

Di web Saham Gain ini, saya beberapa kali menggunakan kata-kata 'profit konsisten'. Termasuk saya juga membahas langkah2 belajar saham, agar anda bisa meraih profit konsisten. Memang ukuran keberhasilan trader saham adalah ketika anda bisa mencetak profit. Namun bukan hanya profit temporer, tetapi profit konsisten. 

Jika di bulan ini anda bisa profit 70%, tetapi di bulan berikutnya anda mengalami kerugian besar, maka ini bukanlah profit konsisten. Bisa jadi, profit 70% yang anda dapatkan sebelumnya cuman kebetulan alias hoki. 

Nah profit konsisten itu seperti apa? Dalam hal apa anda bisa dikatakan profit konsisten? Profit konsisten adalah ketika anda bisa mendapatkan untung secara stabil. 

Seringkali trader menganggap profit stabil adalah ketika trader bisa mendapatkan profit sebesar, katakanlah 10% konsisten tiap bulan. Jadi bulan Januari profit 10%, bulan Februari profit 10% dan seterusnya sampai Bulan Desember. Dulu waktu saya masih awal belajar saham, saya juga berpikir hal yang sama. 

Namun setelah saya mencoba menerapkan cara seperti ini dalam trading, ternyata menerapkan profit konsisten dengan jumah persentase profit yang konstan hampir mustahil untuk dicapai. Lho kok bisa? 

Masalahnya kondisi pasar saham kita sangat dinamis. Ada saat dimana IHSG naik tinggi, ada saat IHSG naik tapi banyak saham yang turun. Ada saat IHSG benar-benar merah, sehingga sebagian besar saham turun. Ada saat pasar saham mengalami situasi crash market (seperti tahun 2008, 2015). Ada saat di mana prediksi anda meleset. 

Saat IHSG turun, mungkin anda bisa mendapat profit, tapi mungkin profitnya tidak sebesar saat IHSG sedang naik tinggi. Anda tidak harus trading setiap saat. Ada waktunya wait and see. Nah, ketika anda tidak trading, mungkinkah anda mendapat profit 15%? Saat prediksi anda meleset dan anda harus cut loss, mungkinkah anda tetap bisa mendapat profit yang konstan? 

Artinya, kalau anda bersikukuh untuk mencari profit konsisten yang konstan setiap bulan, anda pasti akan stres dan ujung2nya bakal menyerah. Karena profit konsisten seperti itu, akan sulit diterapkan di pasar saham riil. 

Jadi target profit konsisten sebaiknya anda tetapkan / anda ukur dalam range. Misalnya 0,5-4%. Katakanlah Bulan Januari anda profit 2%. Bulan Februari anda profit 0,5%. Bulan Maret anda profit 4%. Bulan April profit 1% dan seterusnya. Itu artinya anda sudah bisa dikatakan profit konsisten. 

Kemudian anda dapat pertanyaan bagus: "Darimana kita tahu ukuran profit konsisten kita Pak Heze? Berapa profit konsisten yang ideal untuk trader?"

Mau tahu cara mengukur profit konsisten? Cara mengetahui profit konsisten yang layak anda dapatkan, silahkan baca pos berikut: Cara Mengukur Profit Konsisten Saham.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Beli Saham di IDX - Panduan Lengkap

Cara Beli Saham di IDX - Panduan Lengkap

Anda yang ingin memulai belajar saham, anda pasti sering mendengar istilah Bursa Efek Indonesia (BEI) atau dalam Bahasa Inggrisnya Indonesia Stock Exchange (IDX). IDX ini merupakan tempat di mana para perusahaan / emiten mendaftarkan perusahaannya untuk go public atau listing di Bursa Efek. 

Jadi ketika perusahaan sudah mendaftarkan sahamnya di IDX, maka itu artinya perusahaan akan menerbitkan saham yang siap untuk diperdagangkan oleh masyarakat. Dengan kata lain, anda juga punya kesempatan untuk membeli saham perusahaan go public tersebut, karena perusahaan tersebut statusnya sudah akan berubah menjadi perusahaan 'terbuka' (tbk).

Pertanyaannya: Bagaimana cara membeli saham di IDX? Apakah bisa membeli melalui bank? Berapa modal minimal buat beli saham? 

Ada langkah2 atau tahapan2 agar anda bisa mulai membeli saham. Berikut adalah langkah-langkah cara beli saham di IDX:  

1. Membuka akun di kantor sekuritas 

Membeli saham-saham yang terdaftar di IDX harus dilakukan melalui software online trading. Itu artinya, anda harus membuka akun terlebih dahulu di kantor sekuritas. Membeli saham tidak bisa dilakukan di bank. Anda bisa baca tulisan saya disini: Cara Menabung Saham di Bank.  

Membuka akun di kantor sekuritas, bisa dilakukan secara offline (anda datang di kantor terdekat) maupun secara online (anda membuka akun melalui situs resmi sekuritas). Di pos ini: Daftar Kantor Sekuritas Deposit Dibawah Rp5 Juta, saya juga sudah memberikan beberapa referensi kantor sekuritas yang bagus, yang deposit awalnya kecil. 

Kalau anda ingin tahu langkah2 membuka akun di kantor sekuritas, anda bisa download ebook gratis yang saya terbitkan disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham Bagi Pemula.   

Setelah langkah2 membuka akun di sekuritas selesai, anda akan mendapatkan username dan password untuk login di software trading anda. 

Untuk mendapatkan software trading, anda bisa download software online trading di situs resmi sekuritas tempat anda mendaftar akun. Setiap situs sekuritas resmi, pasti menyediakan software trading untuk anda download. 

2. Setor modal / deposit modal

Setelah buka rekening saham di kantor sekuritas (baca lagi langkah2nya di ebook gratis yang saya terbitkan diatas), anda harus setor modal ke rekening saham anda, melalui rekening ATM. 

Ketika anda suntik modal dari ATM ke rekening saham, uang anda akan masuk dalam waktu paling lama 1x24 jam. Setelah itu uang yang anda setor, bisa anda gunakan untuk beli saham.

Jadi ketika anda membuka akun, anda akan diwajibkan untuk mengisi nomor rekening ATM anda. Tujuannya adalah untuk setor modal (deposit) supaya nantinya anda bisa membeli saham, dan juga untuk tarik keuntungan (withdraw) dari rekening saham ke rekening ATM. Baca juga: Cara Mencairkan (Tarik Profit) Keuntungan Saham.

3. Membeli saham 

Jika anda sudah buka akun saham, anda sudah setor modal, anda bisa mulai beli saham. Berikut adalah contoh tampilan software online trading: 


Software online trading saham
Di software online trading inilah, anda baru bisa membeli dan menjual saham. Nah untuk bisa membeli saham, anda harus memahami mekanisme perdagangan saham. 

Yup, karena membeli saham tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Ada mekanisme harga saham yang terbentuk (bid-offer) yang harus anda pahami, sehingga anda tidak salah memasang antrian harga beli. Baca juga: Belajar Saham - Memahami Mekanisme Perdagangan Saham. 

4. Melakukan analisa saham dan mempelajari mekanisma perdagangan saham

Membeli saham harus dilakukan dengan analisa yang benar. Karena tujuan anda beli saham adalah supaya bisa jual untung, maka anda harus mencari saham2 yang bisa naik diatas harga beli, setelah anda membeli sahamnya.

Disini: Buku Saham, saya sudah menjelaskan dengan lengkap strategi2 membeli saham yang bagus yang bisa naik dalam jangka pendek. 

Itulah langkah2 cara membeli saham di IDX. Caranya tidak sulit, simpel. Dan membuka rekening saham tidak harus datang ke kantor sekuritas, anda bisa buka akun secara online (dengan mengisi formulir online). 

Untuk anda yang punya keinginan belajar saham, anda bisa memulai step-step seperti yang saya jelaskan diatas.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Strategi Trading Saham Jangka Pendek

Strategi Trading Saham Jangka Pendek

Trading jangka pendek merupakan strategi trading yang paling banyak, paling sering diaplikasikan trader saham. Fluktuatif naik-turunnya saham yang anda amati sehari-hari dikarenakan adanya para trader jangka pendek yang memanfaatkan momentum untuk take profit dalam jangka yang lebih singkat. 

Strategi trading saham jangka pendek memiliki banyak kelebihan. Salah satu kelebihan trading jangka pendek yang paling sering diincar trader adalah keuntungan yang relatif lebih cepat, ketimbang harus hold saham terlalu lama.     

Trading jangka pendek sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa macam strategi. Jadi dalam praktiknya, kalau anda menyebut istilah 'trading jangka pendek', maka strategi2nya nggak bisa disama-ratakan. 

Ada beberapa strategi trading jangka pendek yang sering diterapkan dalam trading saham, yaitu sebagai berikut:   

1. Trading menitan / scalping trading

Strategi ini merupakan strategi trading dengan jangka waktu yang paling pendek. Anda membeli dan menjual saham hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dalam scalping trading, trader umumnya akan mengincar saham2 lapis tiga / saham gorengan, karena di pasar saham, saham2 gorengan-lah yang memiliki potensi naik-turun cepat hanya dalam hitungan beberapa menit.  

Namun di pasar saham, scalping trading ini juga merupakan strategi trading jangka pendek yang paling berisiko, mengingat saham2 lapis tiga memiliki pergerakan harga yang sulit diprediksi dengan analisa teknikal. 

Jadi dalam scalping trading, anda harus jauh lebih disiplin pada saat menetapkan target / level cut loss.    

2. Trading harian / intraday trading

Strategi trading jangka pendek yang paling aman, risikonya lebih kecil adalah intraday trading. Intraday trading dilakukan dengan cara beli saham pagi hari, lalu jual siang atau sore harinya (harian). 

Dan 'toleransi' jangka waktu intraday adalah sampai 3 hari trading. Jadi dalam intraday trading, anda memilih saham2 yang lebih likuid, fluktuatifnya bagus, mudah naik dalam jangka harian, tetapi anda tidak perlu terlalu terburu-buru menjual saham. 

Kalau anda mau trading harian jangka pendek dan mendapatkan profit yang lebih konsisten, maka intraday trading adalah strategi trading yang paling bagus untuk anda.   

Untuk strategi intraday trading, saya pernah menuliskan praktik2nya, cara memilih saham bagus untuk trading harian, dan studi kasusnya langsung disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

Jadi di ebook tersebut, anda akan praktik langsung cara-cara yang benar untuk trading harian. Sehingga, anda bisa memperoleh profit konsisten, dan memahami momentum yang tepat untuk trading jangka pendek. 

3. Trading dibawah 1 minggu

Strategi trading jangka pendek ini juga sering diterapkan trader, yaitu trading jangka pendek dengan rentang waktu yang lebih panjang dibandingkan intraday trading. Misalnya anda beli saham hari ini, jual 5 hari kemudian, maka itu juga bagian dari strategi trading jangka pendek.  

4. Trading diatas 1 minggu - 1 bulan (swing trading / trend following)

Dalam trading, anda pasti sudah sering mendengar istilah swing trading. Swing trading ini merupakan trading jangka pendek yang time frame-nya paling panjang, yaitu diatas satu minggu sampai satu bulan. 

Yup, ini sama artinya anda menerapkan strategi HOLD SAHAM, namun jangka waktu hold anda nggak terlalu panjang. Swing trading dilakukan dengan cara mengikuti tren suatu saham. Kalau tren masih naik, anda hold. Kalau tren saham sudah mulai turun, anda jual.

Strategi swing trading, dan memilih saham2 breakout yang berpotensi naik, pernah saya tuliskan strategi2nya disini: Ebook Panduan Simpel Memilih Saham Bagus. 

Bagaimana dengan trading diatas 1 bulan? Well, kalau sudah diatas satu bulan, maka dapat dikatakan anda melakukan trading jangka menengah, anda membeli saham di harga yang rendah, murah, dan juga melihat fundamentalnya (positioning trading). 

Itulah empat strategi trading jangka pendek yang sering diaplikasikan trader. Terus, mana strategi trading jangka pendek yang paling baik dan efektif? 

Berdasarkan pengalaman saya pribadi, strategi trading jangka pendek yang paling bagus diaplikasikan adalah INTRADAY TRADING dan SWING TRADING. 

Intraday trading maupun swing trading sama-sama dilakukan dengan memilih saham2 yang bagus, likuid, aman dan momentumnya tepat untuk trading. Dan jangka waktu trading keduanya nggak terlalu cepat, dan nggak terlalu lama, sehingga efektif untuk anda terapkan, bagi anda yang tipikalnya nggak suka risiko terlalu gede dalam trading. Baca juga: Kombinasi Trading Cepat & Swing Trading.   


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Berapa Lama Saham Anda Bisa Naik?

Berapa Lama Saham Anda Bisa Naik?

Fluktuatifnya pasar saham membuat saham-saham yang anda tradingkan kemungkinan besar akan bergerak naik dan turun. Bisa saja saham yang anda beli langsung naik. Bisa saja saham yang anda beli turun dulu baru naik. Bisa saja saham yang yang anda beli sideways dulu, sebelum menemukan arah tren yang baru. 

Pertanyaannya, kalau saham yang anda beli naik, berapa lama jangka waktu saham anda bisa naik? Apakah ketika anda beli saham, katakanlah, ACES hari ini, apakah ACES bisa naik sampai satu minggu? Dua minggu? Satu bulan? Atau bahkan naiknya cuma bertahan satu hari saja lalu turun lagi? 

Pertanyaan2 tentang 'berapa lama saham bisa naik setelah dibeli' sering sekali saya terima dari rekan2 trader. Oleh karena itu, anda perlu memahami praktiknya. 

Kalau anda tanya berapa lama saham yang anda beli bisa naik, jawabannya bisa ada dua: 

1. Strategi (analisa saham) yang anda pakai

Jika anda menggunakan analisa2 untuk swing trading, maka saham2 yang anda pegang akan naik lebih lama ketimbang anda menggunakan analisa khusus untuk trading harian. Saya pernah membahas strategi2 trading (baik swing trading, trading harian dan lain2) disini: Buku Pilihan Trader Saham Terbaik. 

Selain itu, harus anda pahami juga bahawa tipe suatu saham juga bisa mempengaruhi. Saham2 lapis tiga mungkin bisa naik hanya dalam sehari-dua hari. Tetapi saham2 yang lebih likuid, chartnya lebih bagus, kemungkinan besar harga sahamnya bisa naik lebih lama dan smooth daripada saham2 gorengan.  

2. Pengaruh kondisi market

Tetapi ada poin yang lebih penting daripada strategi trading maupun tipe saham itu sendiri. Apakah itu? Jawabannya adalah: KONDISI MARKET.

Cepat lamanya suatu saham bisa naik, sebenarnya bisa sangat tergantung dari kondisi market yang terjadi saat itu (kondisi market disini adalah IHSG secara global, dan juga pengaruh kondisi Bursa luar negeri).       

Pada saat kondisi IHSG lagi bearish, market lagi sepi, pelaku pasar lagi banyak wait and see, kondisi IHSG lagi penuh ketidak-pastian, maka umumnya saham2 lebih banyak yang naik sesaat karena faktor technical rebound. 

Karena kondisi market lagi jelek, saham2 tersebut hanya naik beberapa saat (entah sehari-tiga hari), lalu tidak lama kemudian turun lagi. 

Sebaliknya, ketika kondisi market lagi strong bullish, banyak sentimen2 positif, pelaku pasar sedang optimis2nya dengan IHSG, maka saham2 bisa naik lebih lama. Terutama saham2 lapis satu dan dua yang sudah terdiskon banyak, bisa naik diatas satu minggu. Banyak contohnya, seperti saat IHSG pasca momen Pilpres 2014, Tax Amnesty, January Effect dan lain2. 

Terutama saham2 kelas 'ekslusif' seperti saham2 blue chip yang harganya lagi turun-turunnya, ketika market lagi bagus, saham2 tersebut bisa naik dengan jangka waktu yang lebih lama. 

Jadi anda mungkin bisa menggunakan strategi trading yang sama, analisa yang sama, tapi kalau kondisi marketnya berbeda, maka jangka waktu kenaikan saham anda tetap bisa bervariasi.

Di pos ini: Trading di Saham Breakout, saya juga sudah menuliskan beberapa skenario market yang terjadi, yang bisa mempengaruhi lama tidaknya saham2 bisa naik setelah breakout. Tapi untuk pos ini, kita nggak cuma berbicara tentang saham breakout, tapi saham naik secara keseluruhan (baik breakout, technical rebound, penerusan tren dan lain2). 

MENJADI TRADER YANG FLEKSIBEL 

Banyak trader yang selalu ingin membeli saham, dan mematok target bahwa sahamnya harus naik dalam seminggu, dua minggu barulah realisasi take profit. 

Nggak ada salahnya anda punya target2 seperti itu. Namun, lebih baik jika anda harus fleksibel juga ketika menetapkan target2 trading anda. Dalam arti, anda perlu juga untuk menganalisa kondisi IHSG saat trading. 

Kalau anda biasanya bisa beli saham dan selalu berhasil hold saham seminggu-dua minggu, lalu anda jual untung puluhan persen, target anda kemungkinan besar akan MELESET ketika kondisi market lagi strong bearish, atau ketika market lagi sepi (wait and see). 

Nah, kalau kondisi market masih bearish, pilihan yang lebih tepat adalah strategi 'hit and run', strategi akumulasi atau untuk anda yang memang masih benar2 tidak yakin, maka anda bisa wait and see, nggak usah terburu memaksakan bei saham dalam jumlah besar.  

Terkait menganalisa kondisi IHSG ini, seiring dengan berjalannya waktu, anda pasti nanti akan bisa merasakan kondisi IHSG strong bullish itu seperti bagaimana, kondisi IHSG lagi sepi, maupun IHSG yang lagi lesu.

Pelajaran berharga di pos ini: Kalau anda trading, jangan lupamkan kondisi IHSG, karena kondisi IHSG cukup berpengaruh terhadap saham (kecuali kalau anda trading di saham2 lapis tiga).  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

7 Sumber Pengetahuan Belajar Saham

7 Sumber Pengetahuan Belajar Saham

Banyak rekan trader dan investor yang ingin memulai belajar saham, maupun yang sudah memiliki pengalaman trading beberapa bulan sampai dengan 1 tahun, namun masih belum bisa mencetak profit di saham. 

Yap, tidak sedikit trader saham yang belum bisa mencetak profit konsisten di saham karena trader belum paham cara menganalisis saham untuk memilih saham2 yang menguntungkan. Banyak trader yang masih mencari referensi-referensi untuk menambah pengetahuan, serta analisa trading dan investasi. 

Ada 7 sumber pengetahuan belajar saham yang dapat meningkatkan pemahaman anda supaya bisa menganalisa saham, trading saham serta mencetak profit konsisten. Anda bisa pertimbangkan belajar saham dari 7 sumber berikut: 

1. Buku / ebook praktik trading saham 

Buku yang membahas mengenai trading dan investasi saham bisa menambah pengetahuan anda untuk belajar saham. Namun tidak semua buku / ebook saham cocok untuk praktik trading.  

Anda harus bisa memilih buku / ebook saham yang mengarah langsung pada strategi trading yang simpel, sehingga bisa anda terapkan secara langsung untuk trading dan memilih saham yang potensial. 

Sehingga dengan adanya buku saham, anda bisa praktik trading dan tidak hanya belajar teori.  Di web Saham Gain, anda juga bisa mendapatkan ebook-ebook trading dan investasi saham yang mengarah langsung pada praktik dan strategi2 trading yang mudah diterapkan untuk semua level trader, mulai pemula - expert. 

Jadi ebook-ebook saham ini berisi full strategi analisis teknikal, screening saham, swing trading, intraday trading, and of course bisa anda terapkan secara langsung untuk memilih saham yang menguntungkan. Ada 3 ebook untuk trading saham, dan 1 ebook investasi saham (analisis fundamental):     


2. Blog atau website belajar saham 

Saat ini ada banyak blog atau website yang membahas tentang pengetahuan & belajar saham yang bisa anda akses secara free. Jika anda ingin menambah pengetahuan saham, anda bisa searching dan mempelajari website2 yang membahas mengenai belajar saham, trading & investasi. 

Salah satu website belajar saham terlengkap bisa anda pelajari di web sahamgain.com ini. Ada banyak tulisan mengenai pengetatuhan saham mulai dari level pemula, analisa-analisa saham, ulasan market hingga wathclist saham yang bisa anda akses secara free. 

3. Seminar saham

Mengikuti seminar saham bisa menjadi opsi untuk menambah pengetahuan belajar saham. Saat ini ada banyak sekali seminar2 tentang saham. Namun untuk mengikuti seminar saham, anda juga harus menyeleksi seminar saham yang bermanfaat.  

Tips dari saya, pilihlah seminar saham yang benar2 memberikan edukasi saham. Hindari seminar2 dengan judul yang terlalu bombastis dan tidak realistis, misalnya: 

- Ikutilah seminar trading jago analisis teknikal dalam 5 menit
- Ikutilah seminar cara profit 25% dalam waktu singkat
- Hadirilah seminar cara untung di saham hanya dalam semalam 

Jangan sampai anda membuang uang jutaan bahkan puluhan juta untuk membeli seminar2 yang ujung2nya hanya menyuruh anda untuk mengikuti seminar lagi yang harganya lebih mahal. Padahal uang tersebut harusnya bisa digunakan untuk modal trading anda.    

4. Youtube saham 

Youtube saham juga bisa anda gunakan sebagai sarana untuk belajar saham. Anda bisa memilih materi2 saham yang sesuai dengan karakter anda (mengenai belajar pemula atau trading atau investasi saham), sebagai pelengkap anda untuk menambah pengetahuan saham. 

5. Grup-grup saham 

Grup saham dapat menambah pengetahuan anda untuk belajar saham, karena di grup saham, banyak trader yang sharing ilmu dan pengalaman trading. Namun, sama seperti anda mengikuti seminar saham, anda juga harus selektif dalam memilih grup untuk belajar saham. 

Perlu anda ketahui juga, banyak grup saham yang 'disusupi' oleh bandar saham, dan banyak grup saham yang seringkali menebar fear (ketakutan) ketika pasar saham sedang jatuh. Jadi anda harus memilih grup saham yang benar-benar dapat memberikan ilmu trading / investasi untuk anda pribadi. Baca juga: Grup Facebook Belajar Saham.  

6. Orang-orang yang lebih pengalaman di saham

Banyaklah belajar dari orang2 yang sudah pengalaman di saham, entah broker anda, atau mungkin anda punya kenalan trader yang bertahun-tahun trading saham, anda bisa belajar banyak dari mereka. 

Saya pribadi saat masih pemula juga banyak mendapatkan ilmu trading saham dari teman-teman yang lebih pengalaman dan banyak belajar dari broker saya di kantor sekuritas. Cara ini sangat efektif untuk menambah sumber pengetahuan anda tentang saham.  

7. Praktik trading otodidak 

Poin ini yang harus benar-benar anda praktikkan, yaitu praktik trading otodidak. Pengetahuan trading anda akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu jika anda mempraktikkan sendiri cara-cara menganalisa, memilih saham dan trading mandiri. 

Setiap analisa saham, mengamati market, membeli saham, semuanya merupakan bagian dari proses belajar saham. Dari sinilah anda bisa mendapatkan banyak pengetahuan saham, mulai dari cara memilih saham yang benar, hingga kriteria2 saham yang bagus untuk dibeli. 

Jadi, melalui ebook saham, wesbsite, orang2 yang pengalaman, hal ini akan memudahkan anda untuk menerapkannya ke dalam praktik trading. 

Hal ini seringkali dilupakan oleh kebanyakan trader saham, karena tidak sedikit trader dan investor yang maunya mendapatkan profit instan tanpa praktik dan menganalisa saham secara mandiri. 

Padahal untuk menambah pengetahuan di saham, salah satu kuncinya adalah anda harus menajalaninya sendiri dengan cara belajar saham otodidak. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak.

Itulah 7 sumber pengetahuan saham yang bisa anda gunakan untuk menjadikan anda semakin mahir (bisa mencetak profit) dalam trading saham. 

"Bung Heze, dari sekian banyak sumber pengetahuan belajar saham, manakah opsi pengetahuan belajar saham terbaik menurut Bung Heze?" Tanya anda. 

Jawaban ini tentu variatif. Tapi berdasarkan pengalaman pribadi, mempelajari saham melalui buku saham, website saham, dari orang2 yang lebih pengalaman serta mempraktikkan trading mandiri itulah cara terbaik yang saya lakukan supaya bisa mencetak profit di saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.