Watchlist Saham Profit Bulan September 2018

Watchlist Saham Profit Bulan September 2018

Di Bulan September kemarin, sudah banyak saham watchlist saham kita yang membuahkan profit. Di tengah kecenderungan koreksi IHSG, banyak saham kita yang bisa mencetak profit. 

Seperti yang saya update berkala disini: Rekomendasi Saham Hari Ini, saya melakukan update watchlist saham secara berkala yang bisa anda jadikan analisa lanjutan untuk trading saham jangka pendek (harian sampai dengan satu bulan). 

Sebagian besar saham yang sudah mencetak kenaikan profit di Bulan September sebagai berikut: 

1. BBRI
2. HRUM
3. BMRI
4. UNVR
5. ADRO 
6. ASII
7. BBRI
8. PTBA
9. TINS
10. KLBF 
11. ANTM
12. AALI
13. BBCA
14. UNTR

Sedangkan INCO dan INDY sempat koreksi sejenak, dan mampu technical rebound dalam waktu kurang dari satu bulan. 

Untuk saham yang masih belum naik: EXCL dan WIKA. Tapi karena target watchlist kita maksimal untuk satu bulan, saya pribadi masih optimis dengan EXCL dan WIKA, terutama untuk WIKA yang sahamnya sudah berada di harga bottom. Anda bisa buy WIKA bertahap. 

Untuk lebih jelasnya, rekan2 bisa melihat di halaman: Rekomendasi Saham. Selamat untuk rekan-rekan trader yang sudah membeli sahamnya, dan rekan2 yang profit di Bulan September. 

Anda yang ingin mendalami analisa teknikal mulai pemula - level expert, dan mendapatkan strategi2 praktik trading, termasuk diantaranya saya tambahkan praktik menemukan format candlestick yang paling bagus untuk memprediksi saham rebound, panduan menemukan saham diskon / murah secara analisis teknikal dan analisa teknikal lainnya. 

Anda bisa mendapatkan materi lengkapnya disini: Buku Saham. Materi belajar saham saya lengkapi dengan psikologis trading & mindset trading yang benar, panduan menyusun trading plan, manajemen modal untuk trading. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pajak Transaksi Saham di Bursa Efek

Pajak Transaksi Saham di Bursa Efek

Transaksi jual-beli saham di Bursa Efek yang biasanya anda lakukan (di pasar reguler) sebenarnya selalu dikenakan pajak transaksi saham. Sampai saat ini, masih banyak rekan2 trader yang bingung mengenai pengenaan pajak yang dikenakan dari transaksi saham di Bursa Efek. 

Di pos ini, saya akan menjelaskan secara detail mengenai pajak yang dikenakan dari jual-beli saham yang anda lakukan. Perlu anda ketahui, pengenaan pajak atas transaksi saham dibagi menjadi 2, yaitu: Pengenaan pajak atas dividen dan pengenaan pajak atas penjualan saham. Selebihnya, tidak ada pajak2 lainnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel dibawah ini: 


Pajak dari transaksi saham akan dikenakan jika anda mendapat dividen. Besar pajaknya yaitu 10% dari TOTAL DIVIDEN yang anda terima dan berifat FINAL. Sedangkan kalau anda melakukan aktivitas trading, maka anda juga akan dikenakan pajak, yaitu sebesar 0,1% dan bersifat FINAL. 

Tapi pajak 0,1% ini dikenakan saat anda menjual sahamnya, bukan saat membeli saham. Pajak yang dikenakan atas penjualan sudah masuk dalam fee jual. Itulah mengapa fee jual dalam transaksi saham selalu ditetapkan lebih tinggi 0,1% dari fee belinya. 

Contoh: fee beli: 0,2% dan fee jual: 0,3%. Di Danareksa fee beli sebesar 0,17% dan fee jual adalah 0,27%. Hal ini dikarenakan 0,1%-nya adalah pajak dari transaksi anda, sedangkan sisanya adalah untuk komisi sekuritas / broker. Baca juga: Arti dan Ilustrasi Satuan Perdagangan dan Fee Transaksi Saham

Sekarang anda sudah mengerti mengapa fee jual selalu ditetapkan lebih tinggi daripada fee belinya, yaitu adalah untuk pajak. 

Jadi kalau anda yang selama ini masih bingung mengenai mekanisme pajak dari transaksi trading, itulah jawabannya. Anda tidak bisa menghindar dari pajak saat mendapat profit dari trading. Anda juga nggak perlu repot2 membayar pajak yang anda dapatkan dari dividen, karena semua transaksi saham anda sudah dipotong pajak. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Nyangkut di Saham Gorengan, Bagaimana Solusinya?

Nyangkut di Saham Gorengan, Bagaimana Solusinya?

Pada saat anda membeli saham, dan saham yang anda beli harganya bergerak turun tidak sesuai dengan target anda, namun anda memutuskan untuk tidak jual rugi (cut loss), maka itulah yang dinamakan dengan SAHAM NYANGKUT. 

Di pasar saham, kita semua pasti pernah mengalami saham nyangkut. Entah akhirnya anda harus cut loss atau ternyata saham anda berbalik naik diatas harga beli dan anda profit. 

Tapi bagaimana kalau saham anda yang nyangkut itu adalah saham2 gorengan? Kita semua tahu bahwa saham2 gorengan ini punya pergerakan yang tidak teratur dan fundamentalnya juga tidak terlalu baik. 

Saya seringkali mendapatkan pertanyaan dari trader: "Pak Heze kalau saham2 saya nyangkut, apa saya harus cut loss atau hold dulu?"

Dan ketika saya melihat portofolio mereka, ternyata ada puluhan saham nyangkut yang hampir semua isinya adalah saham2 gorengan dan waran. 

Jadi kalau saham anda nyangkut (mayoritas saham nyangkut anda adalah saham2 gorengan), maka saran saya ada baiknya anda CUT LOSS

Karena mayoritas saham gorengan likuiditasnya sangat rendah, dan kinerja fundamentalnya juga tidak terlalu baik. Anda bisa cek sendiri bagaimana kinerja fundamental (laporan keuangan) saham2 gorengan yang listing di Indonesia. 

Yups, mayoritas saham2 gorengan banyak yang bermasalah dengan kinerjanya, misalnya rugi bersih, atau operasionalnya nggak jelas. Baca juga: Kenali Saham Gorengan di Indonesia.

Dan banyak kasus di mana saham2 gorengan yang setelah turun banyak, sahamnya 'ditinggal bandar', sehingga pergerakan sahamnya flat, dan nyaris nggak ada transaksi trading. 

Nah kalau saham sudah ditinggal bandar, maka saham tersebut akan jauh lebih sulit untuk naik / rebound. Saya juga sudah pernah membahas studi2 kasus saham2 gorengan yang harganya sulit kembali ke harga awal setelah sahamnya dijatuhkan bandar. 

Anda bisa baca-baca kembali disini:  Studi Kasus Saham Gorengan: Balik Harga IPOBelajar dari Kasus Saham POSA dan Studi Kasus: Saham Gorengan dan Saham IPO. 

Hal ini berbeda kalau anda beli saham2 yang likuid dan fundamentalnya bagus. Maka, ketika saham tersebut turun dan harganya sudah diskon / murah, saham tersebut memiliki peluang yang lebih besar untuk diangkat lagi, sehingga anda masih lebih aman jika memegang sahamnya di portofolio anda. Pelajari juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

Jadi sebagai seorang trader atau bahkan fundamentalis, tentu saja nggak logis jika di portofolio anda berisi saham2 yang anda sendiri tidak paham dengan kondisi fundamentalnya dan analisa teknikalnya

Karena tujuan anda dan saya untuk mendapatkan profit di saham, maka tentu kita harus melakukannya dengan cara yang benar, yaitu belilah saham2 yang anda paham dengan analisa teknikalnya, maupun fundamental. 

"Pak Heze, tapi kalau saya cut loss semua, rugine gede. Gimana donk?" Tanya anda 

Dalam praktikknya memang tidak semudah itu, karena cut loss itu juga butuh mental dan keberanian trader. Banyak trader yang nggak berani cut loss karena floating loss-nya sudah terlanjut besar. 

Walaupun ada juga trader yang tidak mau cut loss (bukan nggak berani) karena trader masih berharap saham2 gorengannya suatu saat digoreng bandar lagi, sehingga naik ratusan persen, dan trader bisa balik modal (BEP atau bahkan profit). 

Nah kalau memang anda nggak berani cut loss karena kalau rugi besar psikologis anda terganggu, solusi "terbaiknya" anda menunggu saja saham anda dinaikkan lagi oleh bandarTetapi kalau anda sudah mengalami nyangkut di saham gorengan, anda harus BELAJAR DARI PENGALAMAN



Karena jujur saja, saham2 gorengan di portofolio apalagi kalau sahamnya sudah turun banyak dan nggak dinaikkan bandar lagi, maka saham2 tersebut nggak ada untungnya. Saham2 gorengan rata2 juga tidak memberikan dividen seperti halnya saham2 blue chip atau LQ45. 

Anggap saja ini adalah biaya belajar anda di bursa saham. Anda bisa belajar langsung dari PENGALAMAN ANDA SENDIRI, sehingga anda bisa memetik hasilnya di kemudian hari. 

Lalu, Kenapa banyak sekali trader yang nyangkut di saham gorengan? 

Ada banyak penyebab. Namun penyebab utama biasanya adalah ketidaktahuan trader atau trader sudah tahu namun nekad. Banyak trader yang ikut membeli saham2 yang di 'pom-pom' dan berakhir nyangkut, padahal trader sudah paham risikonya. 

Selain itu, banyak trader pemula yang bahkan tidak menyadari bahwa saham2 yang dibeli (nyangkut) adalah saham-saham gorengan, yang fundamentalnya tidak terlalu baik dan secara teknikal pergerakan grafiknya juga nggak jelas (tidak likuid, volume kecil dan sering digoreng bandar). 

Maka dari itu, sebelum anda trading, saya tidak bosan menekankan: Anda harus punya bekal pengetahuan trading, minimal anda bisa baca analisa teknikal dan sudah mengetahui basic2 screening saham yang layak trading. Pelajari juga: Cara Melakukan Screening Saham.

Jadi dalam trading anda harus memprioritaskan untuk memilih saham2 yang punya pergerakan likuiditas yang baik, dan untuk trader, at least perhatikan juga fundamental perusahaan, karena itu perlu. 

Portofolio saham yang sehat harus anda ciptakan supaya anda bisa mendapatkan profit yang lebih maksimal dan konsisten. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Panduan Belajar (Trading) Saham Online

Panduan Belajar (Trading) Saham Online

Anda yang ingin bisa belajar saham dan melakukan transkasi beli jual saham, anda harus memulainya dengan membuka akun saham di kantor sekuritas. Karena software saham yang disediakan oleh sekuritas nantinya akan anda gunakan untuk analisis saham, pantau saham real time, membeli, menjual saham dan lain-lain. 

Bagi anda yang lokasinya jauh dari kantor sekuritas, atau mungkin di kota terdekat anda tidak ada kantor sekuritas, actually anda nggak perlu jauh-jauh datang ke kantor sekuritas. Saat ini hampir semua sekuritas menyediakan sarana untuk membuka akun saham secara online.

Terkait hal ini, saya pernah menuliskan ebook gratis yang berisi panduan-panduan membeli saham untuk pemula. Anda bisa download ebooknya free disini: Ebook Gratis Panduan Membeli Saham Bagi Pemula. 

Nah, setelah anda membuka rekening saham di kantor sekuritas, anda akan mendapatkan username dan password untuk login ke software trading anda (software trading bisa anda download di website sekuritas tempat anda join). 

Selain itu, sekarang ini anda juga bisa memantau saham di manapun anda berada, selama anda punya koneksi internet. Karena semua sekuritas juga sudah menyediakan fasilitas software untuk memantau harga saham (dan juga trading) melalui smartphone anda (selain laptop dan PC). 

Beli jual saham berarti anda membeli saham perusahaan2 yang go public di Indonesia alias perusahaan Terbuka. Kita semua tahu bahwa ada banyak sekali perusahaan2 go public, dan banyak juga perusahaan go public yang sangat terkenal, memiliki nama besar, punya kinerja bagus, rajin bagi dividen. 

Perusahaan-perusahaan gede di Indonesia

Jadi untuk "memiliki perusahaan", anda sudah bisa melakukannya secara online, dengan cara membeli sahamnya. Bisa anda lihat perusahaan2 diatas. Perusahaan2 tersebut adalah perusahaan2 besar di Indonesia, sekaliber Unilever, Bank BRI, Bank BCA, Astra International, Telkom, HM Sampoerna dan lain2 yang sahamnya sudah bisa anda beli.

Kalau anda punya keinginan untuk ikut menjadi pemilik perusahaan Bank BCA misalnya, anda bebas membeli sahamnya setelah anda membuka akun rekening sekuritas dan melakukan setor modal. 

Tentu saja akan menjadi kebanggaan tersendiri jika anda bisa menjadi salah satu pemilik perusahaan2 besar di Indonesia. Apalagi kalau anda ikut mendapatkan keuntungan dari laba perusahaan (dividen). 

Anda yang ingin punya saham perusahaan, ingin berinvestasi atau trading, mulai saat ini, ubahlah mindset konsumtif anda menjadi mindset investasi, karena dengan membeli saham, selain anda bisa mendapatkan keuntungan, anda bisa menjaga nilai uang anda akibat inflasi. 

Kesimpulannya, agar anda bisa belajar saham dan beli jual saham secara online, mulailah dahulu dengan membuka rekening saham di kantor sekuritas (bisa anda lakukan secara offline maupun online). Setelah itu, anda bisa memulai membeli saham yang anda inginkan, dan melakukan analisa-analisa saham lanjutan. 

Ada banyak media / saran yang bisa anda gunakan untuk belajar saham secara lebih intens. Salah satunya di web Saham Gain ini, saya juga banyak membahas tentang belajar saham, dan pengalaman2 saya dalam main saham. Baca juga: Cara Membeli Saham Online.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham BBRI Stock Split Rasio 1:5

Saham BBRI Stock Split Rasio 1:5

PT Bank BRI Tbk (BBRI) berencana melakukan stock split saham. Rencananya BBRI akan stock split dengan rasio 1:5. Jika anda belum tahu apa itu stock split, baca pos: Pengertian dan Ilustrasi Stock Split. Kita semua tahu tujuan emiten melakukan stock split adalah supaya perdagangan sahamnya menjadi lebih likuid. 

Banyak rekan-rekan bertanya pada saya: "Pak Heze, BBRI mau stock split nih, enaknya kita bisa masuk di harga berapa?"

Jawabannya tergantung tujuan anda. Anda mau investasi atau trading? Pada umumnya,  saham2 yang melakukan stock split, hari pertama stock split, harga sahamnya akan naik dengan cepat di menit2 awal, tetapi setelah itu harga sahamnya pada umumnya akan turun lagi. Baca juga: Membeli Saham Setelah Aksi Korporasi Stock Split.

Bahkan tidak menutup kemungkinan harga sahamnya akan cenderung sideways atau bahkan akan koreksi sampai sekitar 1 bulan. Sebagai contoh, kita perhatikan historis saham2 yang melakukan stock split.

BBRI sendiri sebenarnya pernah melakukan stock split tahun 2011 dengan rasio 1:2. Tanggal 27 Januari 2011 saat BBRI dibuka dengan harga stock split, BBRI dibuka di harga 5.300 dan menguat ke 5.400. Namun kemudian BBRI ditutup melemah ke 5.100. Bahkan satu bulan kemudian BBRI turun lagi sampai harga 4.500. Namun, dalam jangka waktu 6 tahun, BBRI harganya (sampai saat pos ini ditulis) sudah mencapai 15.000!

Kemudian di satu sektor ada saham BMRI yang stock split tanggal 13 September 2017. BMRI dibuka di harga 6.700 namun kemudian anjlok sampai 6.500 dan sampai akhir September harganya masih sideways di 6.600. 

Dengan kata lain, kalau tujuan anda TRADING, maka ada baiknya anda tidak terburu masuk di saham ini, karena kalau kita lihat historisnya, pada umumnya emiten2 yang stock split harga sahamnya hanya naik sehari-dua hari saja. At least, anda menunggu ada pergerakan atau volatilitas. 

Tapi kalau anda seorang INVESTOR, anda nggak perlu mikirin grafiknya lagi. Anda bisa borong sahamnya / nabung saham, mumpung nominalnya sudah rendah. BBRI adalah perusahaan yang fundamentalnya sangat bagus. 

Saya pernah membahas ulasan keuangan BBRI disini: Cara Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan - Komparasi Kinerja Keuangan. Selain itu, dividen BBRI juga paling besar diantara bank2 besar di Indonesia lainnya (perbandingan BBRI dengan BBCA, BMRI, BJBR, BNGA, BBNI). Baca juga: Daftar Perusahaan yang Rutin Membagi Dividen.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Berapa Banyak Saham yang Anda Miliki?

Berapa Banyak Saham yang Anda Miliki?

Aktivitas trading saham (Beli dan jual saham) yang anda lakukan sehari-hari, harus dibarengi dengan kemampuan anda untuk mengelola: Modal dan komposisi (jumlah) portofolio saham anda. 

Jangan sampai anda membeli terlalu banyak saham, atau sebaliknya, membeli satu saham saja dengan seluruh modal anda, padahal saham tersebut adalah saham yang risikonya lebih tinggi dibandingkan rewardnya. Salah satu hal inilah yang menyebabkan trader mengalami kerugian besar di pasar saham: Tidak bisa mengatur komposisi portofolio. 

"Jadi berapa banyak sebaiknya trader memegang saham di porto-nya?" Tanya anda 

Sebenarnya syarat mutlak mengenai berapa banyak saham yang harus anda miliki. Semuanya juga bergantung dari pengalaman trading anda.  

Saya pernah menemukan trader yang bangga karena bisa memiliki 15 saham perusahaan mulai dari ASII, TLKM, UNVR dan lain2. Namun ada juga trader yang cuma pegang satu saham, karena takut mau nambah beli saham lagi. 

Apakah ini salah? Tidak, tidak salah. Tetapi sebanyak apapun saham yang anda pegang, anda harus bisa jawab pertanyaan: Apakah saham-saham di porto anda bisa membuahkan profit untuk anda? 

Atau jangan-jangan, trader memiliki banyak saham, tetapi sahamnya adalah saham nyangkut semua. Apakah satu saham yang anda miliki adalah saham bagus yang sudah menghasilkan profit untuk anda? 

Inilah yang harus bisa anda jawab. Nah kalau ternyata anda punya banyak saham tapi tidak menghasilkan profit, maka anda harus evaluasi kembali strategi trading anda, salah satunya adalah KOMPOSISI PORTOFOLIO. 

Itulah mengapa di materi ebook yang pernah saya terbitkan disini: Buku Saham, saya menulis dan menjabarkan secara detail cara melakukan manajemen modal yang benar, termasuk saya membahas komposisi portofolio ideal untuk pemula, maupun untuk anda yang sudah trading beberapa tahun. 

Artinya, maksud dari pernyataan saya diatas adalah: Memiliki puluhan saham di portofolio BUKANLAH sesuatu yang bisa anda banggakan. Demikian juga, kalau anda cuma punya 1 saham doank, maka itu bukanlah sesuatu yang buruk. 

Tidak ada salahnya anda senang memiliki banyak saham perusahaan bagus, karena saya pribadi juga senang ketika bisa memiliki perusahaan-perusahaan besar di Indonesia seperti Bank BRI, Bank BCA yang bisa menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang. Actually, inilah sebenarnya salah satu keuntungan anda beli saham, anda punya kesempatan untuk memiliki perusahaan2 bagus di Indonesia, right?

Namun tujuan anda utama dan saya trading maupun investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan, mendapatkan profit. Jadi saham apapun yang anda miliki, berapapun saham yang anda punya, anda harus melakukan analisa2 terhadap saham anda. 

Kalau anda punya banyak saham tapi banyak yang nggak profit, lain kali kurangi jumlah portofolio anda. Kalau anda punya satu saham dan anda bisa profit, anda bisa tambah beli saham yang lain. 

Komposisi portofolio ideal untuk trader, termasuk berapa modal yang sebaiknya anda gunakan untuk trading, juga banyak saya bahas disini: Buku Saham.



Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Ebook New Edition - Full Praktik Panduan Menemukan Saham Diskon

Ebook New Edition - Full Praktik Panduan Menemukan Saham Diskon

Membedakan saham turun yang sudah diskon dan berpotensi naik, dan membedakan saham turun yang masih downtrend adalah praktik trading saham yang selama ini masih sulit diterapkan oleh para trader. 

Maka dari itu, agar anda bisa membeli saham2 yang sudah diskon dan murah, saya menerbitkan update konten pada NEW EDITION EBOOK TRADING SAHAM. Seperti yang saya janjikan sebelumnya, ebook saham yang saya terbitkan di web Saham Gain ini, akan selalu saya update kontennya secara berkala, sehingga rekan-rekan bisa menambah pengetahuan dan praktik secara langsung tentang penerapan strategi trading riil di pasar saham, bukan hanya teori. 

Update ebook saham kali ini materinya sangat berbobot yaitu tentang: PRAKTIK MENEMUKAN SAHAM DISKON / SAHAM MURAH, melalui pendekatan analisa teknikal.

Dalam trading saham, anda mungkin sering membeli saham yang anda anggap sudah turun dan murah. Misalnya saham BBNI harganya 9.000. Kemudian BBNI harganya turun ke 8.800. Anda melihat bahwa saham BBNI harganya sudah turun banyak, kemudian anda beli di 8.800. Ternyata setelah BBNI dibeli, harganya masih turun lagi ke 8.400. Ketika BBNI berada di 8.400, BBNI baru bisa rebound. 

Kenapa hal ini sering terjadi? Kenapa saham-saham yang sudah turun yang anda beli, harganya masih turun lagi?  

"Jadi dalam hal apa suatu saham itu bisa dikatakan diskon / murah secara analisis teknikal?" 

"Bagaimana cara kita mengetahui saham yang harganya sudah diskon, dan sudah layak dibeli?" 

Maka dari itu, saya update materi ebook baru tentang cara menemukan saham yang sudah diskon melalui analisis teknikal. Karena salah satu prinsip trading saham adalah: Belilah saham yang murah / diskon, maka di ebook ini, saya akan memaparkan cara menganalisis dan mengetahui saham-saham yang sudah murah dan layak dibeli secara analisis teknikal, sehingga anda tidak terjebak membeli saham yang masih downtrend. 

Anda yang ingin bisa beli saham murah dan saham diskon, tapi masih belum mengetahui gimana caranya dan masih sering terjebak, selamat anda sudah bisa mendapatkan materinya + disertai dengan praktik langsung. 

Materi ebook ini saya lengkapi dengan FULL PRAKTIK yang sudah saya tradingkan sendiri (dan nanti juga saya paparkan saham-saham yang saya beli sendiri menggunakan strategi mencari saham diskon). Jadi ebook ini bukan cuma berisi teori, dan mungkin pendekatan praktik ini belum anda temukan di toko buku manapun.

Anda bisa lihat review ebooknya disini: Ebook Trading Saham Pemula - Expert. 

Berikut covernya: 


Total ebook adalah 427 halaman, ebook full warna dan menggunakan Bahasa Indonesia, disertai praktik trading dan analisis teknikal. 

Review dan detail ebook lengkap bisa anda lihat di link berikut yang sudah saya pernah saya bahas sebelumnya: Buku Saham. 

Dalam satu paket ebook, anda akan mendapatkan materi komplit. Kalau biasanya anda membeli buku / ebook dalam materi yang terpisah-pisah, di ebook ini saya menjadikannya satu paket dan selalu saya update.   

EBOOK GRATIS BAGI YANG PERNAH MEMBELI 

Seperti yang saya tuliskan sebelumnya, anda bisa dapatkan ebook gratis bagi anda yang sudah pernah membeli ebooknya. Jadi setiap kali saya melakukan update new edition ebook, anda bisa memperoleh ebooknya, tidak perlu membeli lagi. Gimana cara dapat new editionnya? Anda hanya perlu request alamat email yang sebelumnya anda gunakan (saat membeli ebook) ke salah satu opsi dibawah ini: 

1. WA saya: 087859520042
2. Email: 401xdssh@gmail.com
3. Facebook Saya: Facebook Belajar Saham

Bagi anda yang belum memiliki dan ingin memesan ebook saham untuk praktik trading, berikut cara pemesanan ebook trading dan belajar saham Pemula - Expert: 

1. Pembayaran dilakukan melalui transfer via bank lokal (BCA atau BRI)
- BCA = 440 - 1315378
- BRI = 0172 - 01 - 044985 - 50 - 8
Atas nama: El Hezekiah Sabbat
Harga Ebook = Rp145.000

2. Setelah anda bisa konfirmasi melalui email 401xdssh@gmail.com atau melalui WA saya: 087859520042. 

3. Ebook akan saya kirimkan melalui email anda. Ebook bisa dibuka di laptop, PC dan smartphone.

Layanan tambahan ebook:

1. Konsultasi gratis

Anda yang sudah memiliki ebooknya, anda bisa konsultasi gratis dengan saya. Anda bisa lihat detailnya disini: Konsultasi Saham Gratis. 

2. Anda akan mendapatkan free software saham untuk melakukan analisa teknikal lengkap, mulai dari indikator, candlestick yang sering digunakan di pasar saham. 

3. Anda bisa mendapatkan free update ebook bagi yang sudah pernah membeli ebooknya.

TESTIMONIAL SAHAM DISKON

Banyak rekan trader yang sudah menerapkan sendiri praktik2 mencari saham diskon, dan menerapkan secara langsung perbedaan saham diskon dan saham yang masih downtrend. Beberapa testimonial rekan2 bisa anda lihat dibawah ini: 


Thanks untuk tips saham diskon nya. Biaya beli ebook nya ketutup, bahkan sisa banyak

Ebook yang dapat saya sarankan untuk dimiliki. Saya mendapatkan manfaatnya, salah satunya untuk mendapatkan saham diskon (testimonial rekan trader dari grup FB)..

Terima kasih ilmunya saham diskon. Saya mantap buy ICBP

Sejauh ini saya sudah bisa menerapkan saham diskon dari buku Pak Heze. Terima kasih ilmunya pak

Jadi anda yang sering terjebak membeli saham, yang anda pikir saham tersebut sudah rendah, ternyata masih turun lagi. Anda bisa mempraktikkan bagaimana menerapkan saham diskon yang mudah naik dalam jangka pendek di Update Ebook Saham yang saya terbitkan.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Studi Kasus Saham Gorengan: Balik Harga IPO

Studi Kasus Saham Gorengan: Balik Harga IPO

Di web Saham Gain ini, saya sudah beberapa kali membahas tentang saham2 IPO yang pergerakan harganya cenderung bergerak tidak wajar. Yups, mayoritas saham2 IPO di pasar saham kita merupakan saham-saham gorengan. 

Anda bisa baca kembali beberapa contoh saham IPO yang pernah saya bahas disini: Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT dan Studi Kasus: Saham Gorengan dan Saham IPO. 

Di pos ini kita akan bahas saham FILM. Seperti saham IPO pada umumnya, anda bisa lihat grafik saham FILM saat awal IPO, harganya melonjak secara drastis, tidak wajar. 

Grafik saham FILM
Dari harga 400-an saat awal IPO, FILM kemudian melonjak sampai ke harga 1.600 hanya dalam 2 minggu trading bursa, namun dengan likuiditas yang sangat rendah. Setelah harganya naik 4 kali lipat dalam 2 minggu, FILM kemudian mulai bergerak turun drastis. 

Dan setelah itu FILM bergerak sideways dengan volume yang tidak stabil (anda bisa lihat volume dibawah grafik, terkadang muncul dan terkadang sangat tipis). Kemudian dalam 2 minggu terakhir, FILM yang sideways di harga 1.000 turun terus hingga balik ke harga IPO (tanda persegi) di sekitar 400-an.

Saham seperti ini memang bisa diangkat oleh bandar sewaktu-waktu, namun kita tahu apakah kenaikannya bisa membentuk tren yang bagus (uptrend) atau hanya digoreng sesaat. 

Sebagai seorang trader saham, jangan pernah tergiur untuk membeli saham-saham IPO hanya karena naiknya sangat cepat pasca IPO (kecuali anda seorang spekulan). Baca juga: Trader Saham vs Spekulan.  

Seperti saham2 IPO lainnya yang sudah pernah kita bahas (saham SWAT, saham POSA), mayoritas saham2 IPO saat ini memang punya pergerakan harga yang kurang baik dan risikonya tinggi.

Kalau anda terlambat membeli saham2 IPO di harga yang sudah terlanjur tinggi, maka floating loss anda bisa sangat besar, dan satu-satunya cara agar saham anda bisa balik lagi, yaitu berharap agar bandar menaikkan lagi sahamnya. Maka dari itu, penting bagi anda yang membeli saham2 seperti ini untuk jauh lebih disiplin dalam cut loss. 

Namun dari banyak saham2 IPO yang sering menjebak trader, banyak saham yang sudah naik tinggi, kemudian harganya nggak balik naik lagi ke harga titik puncaknya. Saham FILM contohnya, yang harganya langsung diturunkan lagi ke harga IPO-nya.  

Jadi pesan saya, jangan pernah gambling di saham2 IPO. Kita sudah melihat tren pergerakan saham FILM yang cukup mengerikan, harganya bisa jatuh dengan cepat dan kembali ke harga pasca IPO. 

Hal ini sudah sering terjadi di pasar saham kita. Anda boleh saja membeli saham2 IPO, namun anda harus perhatikan dan analisa 2 hal. 

Pertama, anda harus cross check fundamentalnya sebelum membeli. Anda bisa melihat saham2 IPO melalui prospektusnya. Baca juga: Cara Mencari Prospektus. Saat ini banyak saham IPO yang bisa listing di Bursa walaupun laporan keuangannya minus alias rugi. Inilah yang berbahaya. 

Saham2 seperti ini sangat berpotensi menjebak anda ketika nantinya sudah listing di pasar saham. Saham POSA adalah salah satu contoh saham yang prospektusnya jelek (mengalami rugi). Anda bisa lihat pergerakan saham POSA saat listing di Bursa. 

Anda harus cek juga lini bisnisnya. Kalau lini bisnis perusahaan tersebut tidak banyak dikenal masyarakat, atau emitennya tidak terlalu ternama, maka anda harus lihat dulu kinerjanya beberapa kuartal (dari laporan keuangan) setelah listing di Bursa. 

Kedua, perhatikan juga likuiditas transaksinya. Anda bisa perhatikan hari pertama, kedua saat sahamnya listing di pasar saham. 

Kalau sahamnya sudah naik secara tidak wajar (naik puluhan persen), namun volume sangat kecil, dan bid-offernya cuma puluhan, maka saham2 tersebut adalah saham2 gorengan. Baca juga: Kenali Saham Gorengan di Indonesia. 

Harus diakui mayoritas perusahaan2 yang IPO memiliki banyak kepentingan, sehingga kita bisa lihat sendiri (saham FILM ini contohnya) saham2 IPO punya pergerakan yang tidak wajar setelah listing, banyak digoreng bandar. Jadi, selalu lakukan analisa saham-saham IPO yang lebih mendalam sebelum anda membeli. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Dijual, Lalu Naik Lagi?

Saham Dijual, Lalu Naik Lagi?

Take profit alias ambil keuntungan adalah hal yang harus anda lakukan setelah anda membeli saham. Berapa lamapun jangka waktu take profit anda, sebagai trader, cepat atau lama anda tentu pasti ingin menjual saham anda pada saat harga saham anda sudah mengalami kenaikan. 

Karena tidak ada harga saham yang naik terus. Pada titik tertentu setelah harga saham naik, harga saham pasti akan koreksi lagi. 

Pada praktikknya, pernahkah ketika saham anda naik, dan anda menjual saham, namun harga saham yang anda jual ternyata masih naik lagi? 

"Wah saya pernah mengalami ini, lalu bagaimana solusinya supaya profit kita lebih besar lagi?" Kata anda 

Semua trader pernah mengalami hal ini, termasuk saya sendiri. Tapi anda harus tahu beberapa penyebab kenapa saham yang anda jual harganya cenderung masih naik lagi, dengan demikian anda tidak perlu menyesal, jengkel, merasa salah, merasa tidak berbakat, merasa kehilangan profit dan lain-lain. 

Baca juga: Cara Menentukan Target Profit dan Cut Loss yang Tepat. Dari pengalaman trading saya, ada tiga penyebab utama kenapa saham yang anda jual bisa naik lagi: 

1. Anda terburu menjual saham anda 

Kalau anda sering terburu menjual saham, padahal saham yang anda beli masih potensial untuk naik, IHSG juga lagi bagus, saham anda sudah di harga bottom, itu artinya, anda perlu membenahi: Analisa teknikal yang anda gunakan atau anda perlu mendalami psikologis trading lebih baik. 

Baca juga:  Cara Menentukan Target Profit dan Cut Loss yang Tepat dan 2 Faktor Keberhasilan Trading Saham. 

Karena di pasar saham itu sangat dibutuhkan kesabaran. Jika saham yang anda beli baru naik sedikit, lalu anda sudah panik dan langsung jual, maka kemungkinan besar anda harus banyak berlatih lagi bagaimana cara menentukan take profit, melihat kondisi pasar saham secara lebih luas, dan terutama membentuk mindset trading anda.

Seberapa banyak dari anda yang masih sering panik, dan belum bisa tenang dalam menganalisis saham? Hanya anda yang mengetahuinya. Setelah membaca tulisan ini, anda harus melakukan evaluasi pada trading anda. 

2. Anda sudah menetapkan target jual anda 

Nah poin kedua inilah yang ingin saya tekankan pada anda. Jika anda membeli saham di harga 800, lalu setelah membeli saham, anda sudah menetapkan jual di harga 850, setelah harga 850 anda langsung menjualnya. Tapi tidak lama kemudian harga saham naik lagi sampai 920. 

Kalau anda mengalami hal ini, apa yang anda lakukan sudah benar. Lho kok?

Pada saat anda menetapkan harga jual anda setelah beli saham, it means anda sudah menerapkan trading plan dan mematuhi trading plan anda sendiri. 

Harus anda ketahui, dalam trading saham, anda bukan hanya bertugas untuk melakukan analisa, tapi anda harus bisa menyusun trading plan. Trading plan salah satunya poin pentingnya adalah menetapkan anda mau jual saham di harga berapa setelah anda beli. Materi lengkap menyusun trading plan, pernah saya bahas disini: Buku Saham.  

Anda tidak akan bisa tahu harga saham akan naik sampai ke harga berapa. Oleh karena itu, anda harus menetapkan anda mau jual di harga berapa, bukan menunggu harga naik sampai ke level tertinggi, karena sekali lagi, kita semua tidak bisa mengetahui titik resisten paling tinggi dari harga suatu saham, pada kurun waktu tertentu. Dan apakah titik resisten tersebut akan tersentuh dalam waktu dekat, anda juga tidak akan tahu pasti. 

Kalau semua trader bisa mengetahui saham akan naik sampai ke level tertentu, maka tentu semua trader bisa mendapatkan profit di harga yang paling tinggi.  

Satu hal lagi, sebesar banyak profit yang anda dapatkan di hari itu, anda tetap harus bersyukur, karena belum tentu trader lain bisa mendapatkan profit sebesar anda. Banyak trader yang masih harus jatuh bangun untuk belajar dan menekan kerugiannya.  

Tapi sayangnya banyak sekali trader yang menyesal dengan target yang sudah ditetapkan sendiri. Banyak trader yang menyesal kenapa nggak jual saja di harga lebih tinggi. Banyak trader yang berpikir: "Seharusnya saya beli saham lain yang naiknya lebih cepat". 

Sikap2 inilah yang salah, yang pada akhirnya membuat trader sering menjadi latah dan akhirnya sering tidak bergerak sesuai trading plannya lagi. 

Kuncinya, selama anda tetap berada di jalur trading plan anda, dan anda selalu menyusun trading plan beli dan jual saham anda, maka apa yang anda lakukan sudah benar. 

3. Anda langsung menjual saham anda ketika sudah naik 

Kasus ketiga, anda memang belum menetapkan mau jual di harga berapa setelah beli saham. Jadi katakanlah anda beli saham di harga 1.000. Kemudian saat harganya naik ke 1.030, tanpa ancang-ancang dan analisa anda langsung menjual. Tidak lama kemudian harga saham masih  naik sampai 1.100.

Istilahnya, anda asal menjual saham saat saham sudah naik dan anda sudah profit. Kalau anda mengalami hal ini, maka anda harus mulai menetapkan trading plan anda dari awal. Kalau anda tidak menganalisa grafiknya, darimana anda bisa memprediksi harga saham akan naik sampai ke level tertentu?

Trader yang seringkali menjual saham secara spontan, bisa menjadi penyebab kenapa saham yang dijual harganya naik lagi. Penting bagi anda untuk mengetahui titik2 resisten saham, dan posisi IHSG saat itu, sebagai dasar untuk menentukan target jual yang lebih akurat. 

Dari tiga hal ini, anda termasuk tipikal yang mana? Well, kalau anda baca pos ini dan anda resapi baik-baik, maka anda yang berada di tipikal poin kedua, harusnya anda sekarang sudah lebih tenang kalau saham yang anda jual naik lagi. Anda tidak perlu menyesal atau merasa bersalah. Trading must go on. Life must go on.

Namun kalau anda masih masuk pada tipikal trader nomor satu atau tiga, anda perlu melakukan kembali evaluasi trading dan analisa anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Dijual, Lalu Naik Lagi?

Saham Dijual, Lalu Naik Lagi?

Take profit alias ambil keuntungan adalah hal yang harus anda lakukan setelah anda membeli saham. Berapa lamapun jangka waktu take profit anda, sebagai trader, cepat atau lama anda tentu pasti ingin menjual saham anda pada saat harga saham anda sudah mengalami kenaikan. 

Karena tidak ada harga saham yang naik terus. Pada titik tertentu setelah harga saham naik, harga saham pasti akan koreksi lagi. 

Pada praktikknya, pernahkah ketika saham anda naik, dan anda menjual saham, namun harga saham yang anda jual ternyata masih naik lagi? 

"Wah saya pernah mengalami ini, lalu bagaimana solusinya supaya profit kita lebih besar lagi?" Kata anda 

Semua trader pernah mengalami hal ini, termasuk saya sendiri. Tapi anda harus tahu beberapa penyebab kenapa saham yang anda jual harganya cenderung masih naik lagi, dengan demikian anda tidak perlu menyesal, jengkel, merasa salah, merasa tidak berbakat, merasa kehilangan profit dan lain-lain. 

Baca juga: Cara Menentukan Target Profit dan Cut Loss yang Tepat. Dari pengalaman trading saya, ada tiga penyebab utama kenapa saham yang anda jual bisa naik lagi: 

1. Anda terburu menjual saham anda 

Kalau anda sering terburu menjual saham, padahal saham yang anda beli masih potensial untuk naik, IHSG juga lagi bagus, saham anda sudah di harga bottom, itu artinya, anda perlu membenahi: Analisa teknikal yang anda gunakan atau anda perlu mendalami psikologis trading lebih baik. 

Baca juga:  Cara Menentukan Target Profit dan Cut Loss yang Tepat dan 2 Faktor Keberhasilan Trading Saham. 

Karena di pasar saham itu sangat dibutuhkan kesabaran. Jika saham yang anda beli baru naik sedikit, lalu anda sudah panik dan langsung jual, maka kemungkinan besar anda harus banyak berlatih lagi bagaimana cara menentukan take profit, melihat kondisi pasar saham secara lebih luas, dan terutama membentuk mindset trading anda.

Seberapa banyak dari anda yang masih sering panik, dan belum bisa tenang dalam menganalisis saham? Hanya anda yang mengetahuinya. Setelah membaca tulisan ini, anda harus melakukan evaluasi pada trading anda. 

2. Anda sudah menetapkan target jual anda 

Nah poin kedua inilah yang ingin saya tekankan pada anda. Jika anda membeli saham di harga 800, lalu setelah membeli saham, anda sudah menetapkan jual di harga 850, setelah harga 850 anda langsung menjualnya. Tapi tidak lama kemudian harga saham naik lagi sampai 920. 

Kalau anda mengalami hal ini, apa yang anda lakukan sudah benar. Lho kok?

Pada saat anda menetapkan harga jual anda setelah beli saham, it means anda sudah menerapkan trading plan dan mematuhi trading plan anda sendiri. 

Harus anda ketahui, dalam trading saham, anda bukan hanya bertugas untuk melakukan analisa, tapi anda harus bisa menyusun trading plan. Trading plan salah satunya poin pentingnya adalah menetapkan anda mau jual saham di harga berapa setelah anda beli. Materi lengkap menyusun trading plan, pernah saya bahas disini: Buku Saham.  

Anda tidak akan bisa tahu harga saham akan naik sampai ke harga berapa. Oleh karena itu, anda harus menetapkan anda mau jual di harga berapa, bukan menunggu harga naik sampai ke level tertinggi, karena sekali lagi, kita semua tidak bisa mengetahui titik resisten paling tinggi dari harga suatu saham, pada kurun waktu tertentu. Dan apakah titik resisten tersebut akan tersentuh dalam waktu dekat, anda juga tidak akan tahu pasti. 

Kalau semua trader bisa mengetahui saham akan naik sampai ke level tertentu, maka tentu semua trader bisa mendapatkan profit di harga yang paling tinggi.  

Satu hal lagi, sebesar banyak profit yang anda dapatkan di hari itu, anda tetap harus bersyukur, karena belum tentu trader lain bisa mendapatkan profit sebesar anda. Banyak trader yang masih harus jatuh bangun untuk belajar dan menekan kerugiannya.  

Tapi sayangnya banyak sekali trader yang menyesal dengan target yang sudah ditetapkan sendiri. Banyak trader yang menyesal kenapa nggak jual saja di harga lebih tinggi. Banyak trader yang berpikir: "Seharusnya saya beli saham lain yang naiknya lebih cepat". 

Sikap2 inilah yang salah, yang pada akhirnya membuat trader sering menjadi latah dan akhirnya sering tidak bergerak sesuai trading plannya lagi. 

Kuncinya, selama anda tetap berada di jalur trading plan anda, dan anda selalu menyusun trading plan beli dan jual saham anda, maka apa yang anda lakukan sudah benar. 

3. Anda langsung menjual saham anda ketika sudah naik 

Kasus ketiga, anda memang belum menetapkan mau jual di harga berapa setelah beli saham. Jadi katakanlah anda beli saham di harga 1.000. Kemudian saat harganya naik ke 1.030, tanpa ancang-ancang dan analisa anda langsung menjual. Tidak lama kemudian harga saham masih  naik sampai 1.100.

Istilahnya, anda asal menjual saham saat saham sudah naik dan anda sudah profit. Kalau anda mengalami hal ini, maka anda harus mulai menetapkan trading plan anda dari awal. Kalau anda tidak menganalisa grafiknya, darimana anda bisa memprediksi harga saham akan naik sampai ke level tertentu?

Trader yang seringkali menjual saham secara spontan, bisa menjadi penyebab kenapa saham yang dijual harganya naik lagi. Penting bagi anda untuk mengetahui titik2 resisten saham, dan posisi IHSG saat itu, sebagai dasar untuk menentukan target jual yang lebih akurat. 

Dari tiga hal ini, anda termasuk tipikal yang mana? Well, kalau anda baca pos ini dan anda resapi baik-baik, maka anda yang berada di tipikal poin kedua, harusnya anda sekarang sudah lebih tenang kalau saham yang anda jual naik lagi. Anda tidak perlu menyesal atau merasa bersalah. Trading must go on. Life must go on.

Namun kalau anda masih masuk pada tipikal trader nomor satu atau tiga, anda perlu melakukan kembali evaluasi trading dan analisa anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mengetahui Kinerja Keuangan Perusahaan

Cara Mengetahui Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan perusahaan adalah sesuatu yang wajib diketahui oleh seorang investor saham agar investor mampu memetakan analisis fundamental dengan baik. Mengenai analisis fundamental saham anda bisa belajar di web Saham Gain. Baca pos: Belajar Analisis Fundamental Perusahaan. 

Cara mengetahui kinerja keuangan perusahaan tentu saja dilakukan dengan melihat laporan keuangan perusahaan tersebut. Untuk mendapatkan laporan keuangan perusahaan, anda bisa membaca artikelnya disini: Cara Mendapatkan Laporan Keuangan Perusahaan. 

Informasi2 yang ada dalam laporan keuangan bagi sebagian calon investor mungkin terlalu padat. Anda mungkin hanya membutuhkan informasi2 tertentu yang penting untuk dijadikan patokan untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan, seperti persentase utang terhadap ekuitas, likuiditas perusahaan, price earning ratio dan lain2. 

Sebagai calon investor, pihak Bursa Efek sebenarnya sudah menyediakan laporan ringkas (berasal dari ringkasan kinerja dalam laporan keuangan perusahaan) yang memuat informasi2 penting mengenai fundamental perusahaan. Informasi2 ringkasan yang disajikan tentu bukan dibuat asal2-an, namun sudah mempertimbangkan aspek2 yang dapat membantu investor, dalam memetakan kinerja dan prospek perusahaan lebih lanjut. 

Kalau anda ingin mengetahui kinerja keuangan perusahaan lebih rinci beserta rasio2nya, anda bisa mencarinya melalui situs IDX. Berikut langkah2-nya.

1. Buka www.idx.co.id

2. Pada bagian kiri website, klik menu Publikasi --> Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat


3. Setelah itu, anda bisa langsung download perusahaan yang anda ingin analisis. Disini saya akan menunjukkan contoh PT Adhi Karya Persero Tbk (ADHI).     



Pada ringkasan kinerja keuangan perusahaan yang diterbitkan oleh IDX, anda bisa melihat dan membandingkan tren kinerja keuangan perusahaan selama 5 tahun kebelakang. Anda juga bisa melihat rasio2 kesehatan keuangan perusahaan, seperti rasio lancar, DER, ROA, ROE. Anda juga bisa membandingkan PER perusahaan dengan PER industri, untuk menilai mahal-murahnya harga saham perusahaan. 

Rasio2 keuangan dan ringkasan laporan kinerja keuangan yang disusun oleh tim Bursa Efek ini merupakan ukuran2 yang benar2 dapat digunakan untuk memetakan prospek perusahaan. Jadi bagi anda yang sedang ingin memetakan tren kinerja perusahaan selama beberapa tahun, anda bisa download data perusahaan di IDX.. 

Selamat mencoba dan salam profit.... 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Saham

Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Saham

Kalau anda menekuni dunia saham, baik saat melakuan aktivitas beli dan jual saham, maupun sebagai pengama saham, anda pasti selalu mendengar istilah pasar modal dan pasar saham. Pasar modal dan pasar saham adalah dua hal yang sedikit berbeda. Apa perbedaan pasar modal dan pasar saham? Mari kita simak. 

Pasar modal (capital market) adalah bidang yang cakupannya luas, tidak hanya mencakup pasar saham, tetapi juga mencakup obligasi, reksadana, derivatif (seperti option), waran, right dan hal2 lainnya yang berhubungan dengan pasar modal.  

Pasar saham (stock market) adalah bidang hanya mencakup saham yang diperjual-belikan termasuk turunannya. Aksi-aksi korporasi seperti stock split, right issue, reverse stock split, dividen termasuk dari bagian pasar sahm. Jadi pasar saham adalah bagian dari pasar modal itu sendiri. Pasar saham cakupannya lebih sempit sedangkan pasar modal cakupannya lebih luas. 

Sekarang anda sudah paham perbedaan pasar modal dan pasar saham. Kedua istilah tersebut sering kali dianggap sama dan dicampur menjadi satu. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Daftar Saham BUMN di Indonesia

Daftar Saham BUMN di Indonesia

Di pasar saham, ada beberapa perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ada anggapan2 bahwa saham BUMN ini harganya lebih stabil dan aman karena dijamin oleh pemerintah / negara. 

Dan saya sendiri beberapa mendapatkan pertanyaan rekan2: Bung Heze, saya ingin beli saham2 BUMN. Apakah di web ini ada list / daftar saham2 go public yang dimiliki oleh BUMN? 

Maka dari itu, di pos ini saya akan memberikan daftar saham BUMN di Indonesia yaitu saham-saham yang bisa anda tradingkan langsung di pasar saham. Berikut daftar saham BUMN dari berbagai sektor: 

SEKTOR KONSTRUKSI 
1. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) 
2. PT Pembangunan Perumabahan (Persero) Tbk (PTPP)
3. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
4. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

SEKTOR INDUSTRI LOGAM
1. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) 

SEKTOR FARMASI 
1. PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF)
2. PT Kima Farma (Persero) Tbk (KAEF)

SEKTOR PERBANKAN 
1. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
3. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)
4. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
5. PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) 

SEKTOR ENERGI
1. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) 

SEKTOR TELEKOMUNIKASI 
1. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)

SEKTOR TRANSPORTASI
1. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA)
2. PT Jasamarga  (Persero) Tbk (JSMR) 

SEKTOR PERTAMBANGAN 
1. PT Timah (Persero) Tbk (TINS)
2. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM)
3, PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA)

SEKTOR SEMEN 
1. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
2. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR)
3. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)
4. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) 
  
Itulah daftar saham BUMN di Bursa Efek Indonesia. Anda yang ingin mencari saham2 BUMN, anda bisa melihat daftar-daftar saham diatas. 

Sebagian besar saham BUMN memang adalah saham2 yang pergerakannya likuid. Dan kalau anda perhatikan daftar2 saham BUMN di Indonesia, mayoritas juga masuk di dalam anggota LQ45, dan beberapa diantaranya bahkan merupakan  saham2 blue chip misalnya: TLKM, SMGR, PTBA, JSMR, BBNI, BBRI, BMRI. 

Terkait saham2 BUMN ini, banyak trader/investor yang beranggapan bahwa saham BUMN aman dan menguntungkan untuk trading/ investasi. Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut: Apakah saham2 BUMN memang cenderung aman? Anda bisa baca kembali tulisan saya disini: Beli Saham BUMN, Pasti Untung? 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Bandar Saham: Apa yang Disukai oleh Bandar Saham?

Bandar Saham: Apa yang Disukai oleh Bandar Saham?

Saya sering mendapat pertanyaan dari para pembaca web Saham Gain mengenai "goreng-menggoreng saham", maka dari itu di web ini saya ingin memaparkan tentang bandar saham. Sebenarnya saya sudah pernah menuliskan cara bandar menggoreng saham. Anda bisa baca-baca lagi artikelnya disini: Sekelumit Cara Bandar Menggoreng SahamNamun banyak juga trader yang bertanya: 

Pak Heze, saham-saham seperti apa yang biasanya sangat disukai oleh bandar? 

Sebenarnya banyak sekali tipikal2 saham yang disukai bandar. Kalau saya bahas di pos ini semua pasti akan terlalu panjang. Saya akan membahas salah satu tipe saham yang sering menjadi perhatian bandar saham, yaitu: Saham yang anjlok jangka pendek akibat sentimen / berita negatif. 

Saham2 seperti ini menjadi kesempatan yang bagus bagi bandar untuk memancing pemodal ritel supaya ikut membeli sahamnya. Mengapa demikian? Pertama, saham tersebut sudah diskon besar, sehingga kalau bandar menaikkan harganya kemungkinan besar trader ritel akan ikut masuk. 

Kedua, saham2 yang turun drastis dalam jangka pendek akibat sentimen/ berita negatif, manajemen perusahaan biasanya akan membuat statement untuk menaikkan kembali ekspektasi investor. Saat2 inilah biasanya momen tersebut digunakan bandar untuk mengangkat harga sahamnya dalam waktu cepat. 

Contohnya adalah PT Indo Beras Unggul (IBU) yang merupakan anak usaha dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA). Anda masih ingat ketika AISA terkena kasus beras oploasan, di mana AISA mencampur beras kualitas kualitas subsidi dengan premium dandijual dengan harga premium. Saat berita negatif beredar, harga saham langsung turun 24% dan terkena auto reject bawah. Perhatikan grafik AISA dibawah ini. 



Harga saham AISA langsung turun 24% dalam sehari (perhatikan tanda panah) dan ditutup di harga 1.205. Keesokan hari, AISA langsung turun lagi sampai 905 (perhatikan tanda lingkaran), namun AISA dengan cepat berbalik naik sampai menyentuh 1.250. AISA kemudian dengan cepat koreksi lagi dan ditutup di harga 1.135. 

Disini terlihat adanya akumulasi bandar keesokan harinya (tanda lingkaran) dan disertai dengan kenaikan volume dibandingkan hari2 sebelumnya. Beberapa hari kemudian, saham AISA masih digoreng dengan cepat.

AISA yang sebelumnya tidak pernah bergerak secepat itu, saat berita negatif tersebut muncul pergerakan saham AISA benar2 berubah. Ketika  banyak ritel yang keluar (menjual sahamnya), kemudian banyak bandar dari sekuritas besar yang berbondong2 koleksi sahamnya dengan jumlah besar, sehingga sahamnya dengan mudah naik dan turun. 

Saat bandar mulai menaikkan harga, disinilah kemudian para pemodal ritel mulai ikut masuk, untuk mencari keuntungan cepat dari harga saham yang sudah diskon besar. 

Inilah salah satu tipikal saham yang disukai oleh bandar. Saham2 seperti ini biasanya sering menjadi 'sarang' bandar. Saham2 seperti ini saya akui cukup berbahaya dalam jangka pendek, karena volatilitasnya yang luar biasa di sekitar periode kejadian. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Diversifikasi Modal: Saham, Deposito, Reksadana

Cara Diversifikasi Modal: Saham, Deposito, Reksadana

Beberapa waktu lalu, saya mendapat pertanyaan dari salah satu pembaca web ini yang ingin mulai berinvestasi. Pertanyaannya sebagai berikut: 

"Pak Heze, saya punya modal Rp100 juta. Saya pingin investasi. Saya pingin trading atau investasi di saham. Menurut saran Pak Heze, dengan uang Rp100 juta apakah saya sebaiknya masuk di saham atau diversifikasi di deposito / reksadana?"

Pertama-tama anda harus mengetahui profil risiko anda. Saham memang memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan reksadana apalagi deposito yang sifatnya hanya pasif income. Namun saham juga memiliki potensi profit yang lebih besar ketimbang deposito atau reksadana. 

Jadi kalau anda sudah yakin untuk masuk di saham (entah anda mau putar duit anda untuk trading jangka pendek atau investasi), maka pertanyaan selanjutnya: Perlukah membagi modal untuk saham dan deposito / reksadana? 

Saran saya, kalau anda punya modal besar, anda boleh pertimbangkan untuk membagi modal untuk trading / investasi saham dan untuk investasi di instrumen investasi lainnya. 

Tujuannya supaya anda memiliki pasif income dengan risiko yang lebih rendah (seperti deposito dan reksadana), dan anda juga memiliki instrumen trading / investasi yang bisa menghasilkan return lebih besar (saham). 

Bagaimaan cara membagi modal untuk saham dan deposito / reksadana? Berikut saya berikan ilustrasi / contoh membagi modal untuk trading / investasi saham dan deposito (anda bisa menjadikannya sebagai referensi anda): 

Investasi saham dan deposito
Jika anda punya modal besar (harus modal menganggur), anda bisa melakukan alokasi modal seperti diatas, misalnya anda lakukan alokasi 50% untuk saham, dan 50% deposito. 

Kalau anda lebih suka trading saham, anda bisa alokasikan modal lebih misalnya 60% untuk saham dan sisanya deposito. Kalau anda tipikal orang yang konservatif, anda bisa alokasikan modal lebih banyak untuk deposito, misalnya 60%-70% deposito dan sisanya saham. 

Pada tabel diatas, saya menuliskan bahwa jika anda ingin trading saham, alokasikan modal 'Rp3 juta trading, sisanya untuk suntik modal'. Mengapa demikian? 

Karena jika anda masih pemula di dunia saham, saya menyarankan anda untuk trading dengan modal kecil, meskipun mungkin anda sudah punya duit gede. 

Di pos ini: Modal Ideal Trading Saham, saya juga menuliskan modal ideal trading saham untuk pemula minimal adalah Rp1-3 juta terlebih dahulu. 

Hal ini karena untuk mendapatkan profit di saham, anda harus melakukan analisa mulai dari analisa teknikal (membaca chart), analisa fundamental dan memilih saham2 yang layak untuk dibeli. Baca juga: Cara Memilih Saham yang Tepat untuk Dibeli. 

Dengan menggunakan modal relatif kecil, maka psikologis anda akan lebih tenang, sehingga anda bisa mengambil keputusan trading yang jauh lebih berkualitas. 

Nah, jika anda sudah mulai bisa menghasilkan profit dengan modal Rp1-3 juta, anda baru disarankan untuk menambah modal trading anda secara bertahap melalui sisa modal yang anda miliki tadi. 

Itulah contoh cara melakukan diversifikasi modal untuk saham dan deposito / reksadana. Pos ini saya tulis karena memang harus diakui walaupun tidak wajib, diversifikasi instrumen investasi itu terkadang juga diperlukan, terutama untuk anda yang ingin mengembangkan investasi di beberapa instrumen. 

Tujuannya seperti yang saya tuliskan tadi: Anda punya pasif income yang risikonya sangat kecil, dan anda juga punya kesempatan mentradingkan saham (lebih aktif) dengan potensi return yang lebih tinggi. 

UNTUK ANDA YANG PUNYA MODAL KECIL 

Tidak semua orang memiliki modal besar. Buat anda memiliki modal yang masih relatif kecil misalnya Rp1-5 juta, maka ada baiknya anda masukkan dahulu full di saham (sesuaikan juga dengan profil risiko masing2). Anda tidak perlu melakukan diversifikasi investasi, misalnya masuk di deposito. 

Apalagi di beberapa bank, setoran awal minimal deposito adalah Rp8 juta. Maka tentu saja dengan modal kecil anda akan cenderung susah untuk diversifikasi. Diversifikasi investasi dengan modal kecil juga berpotensi menyebabkan return anda tidak maksimal. 

Jadi untuk anda yang punya modal kecil, modal kecil lebih bagus untuk diputar di trading saham (tentunya dengan memilih saham2 yang bagus), supaya modal kecil anda bisa berkembang jauh lebih banyak. 

Setelah anda memiliki modal besar (katankanlah Rp50 juta atau diatas Rp100 juta), barulah anda bisa pertimbangkan untuk diversifikasi sesuai dengan profil risiko anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.