Pengalaman Saya di Saham Gorengan

Pengalaman Saya di Saham Gorengan

Saham gorengan adalah saham yang tidak likuid, kinerja fundamentalnya jelek dan tentunya sangat rawan digoreng oleh bandar. Yap, saham2 gorengan ini mayoritas "dikuasai" bandar, dengan tujuan untuk dinaik-turunkan dalam tempo tertentu. Karena sahamnya nggak terlalu likuid, tidak sulit bagi bandar untuk punya sahamnya dalam jumlah besar. 

Nah, di pos sebelumnya: Contoh Grafik Saham Gorengan, kita sudah membahas tentang beberapa contoh ciri saham gorengan jika dilihat dari teknikalnya.

Sekarang saya mau cerita sedikit banyak pengalaman pribadi tentang saham gorengan. Saya punya teman seorang trader (bukan bandar), tapi trader tersebut punya cukup banyak kenalan / link bandar saham. 

Saat itu lagi ramai-ramainya grup saham Bakrie seperti ELTY, BUMI, dkk digoreng. Dan saham BIPI (salah satu grup Bakrie), juga cukup ramai diperbincangkan karena saham ini tiba-tiba bergerak, dan volatilitasnya cepat, tidak seperti sebelumnya. 

Seorang teman trader memberikan informasi kepada saya (informasi ini berdasarkan informasi bandar), bahwa bandar akan menaikkan saham BIPI sampai ke 250 dalam beberapa bulan kedepan (waktu itu BIPI harganya masih di 80-an). 

Saya nggak ikut beli sahamnya. Tapi soalnya saya penasaran juga, akhirnya coba mengamati terus pergerakan BIPI ini. Dan memang ternyata benar, nggak butuh waktu lama, BIPI beranjak naik sampai 103-104. Perhatikan grafik BIPI dibawah ini:     

Saham BIPI
Perhatikan yang saya beri tanda lingkaran, pada area tersebut, saham BIPI mulai ramai ditransaksikan, dan saya dapat info dari teman (di mana teman trader saya punya link langsung dari bandar), bahwa BIPI bakal naik ke 250 dalam beberapa bulan. 

Memang saat itu BIPI berhasil naik drastis dair angak 60-an, 70, 80 sampai ke harga 104 kala itu. Namun ternyata BIPI nggak naik sampai 250. Justru sebaliknya, setelah BIPI naik ke 104, BIPI dijual terus. 

Dan yang lebih parah, BIPI saat ini harganya balik ke harga gocap (Rp50), dan tidak ditradingkan lagi. Baca juga: Ciri-ciri Saham yang Ditinggal Bandar. 

Apa pelajaran yang bisa kita ambil bersama dari pengalaman trading ini?

Ada dua poin penting yang ingin saya sampaikan pada anda, yaitu sebagai berikut: 

1. Di pasar saham, jangan percaya siapapun 

Sekalipun anda mendapat informasi, saham A bakal naik, saham B bakal dinaikkan sampai ratusan persen, namun hal ini tidak ada jaminan pasti benar. Saya sudah banyak mendapatkan informasi2 saham yang bakal dinaikkan tapi faktanya sahamnya nggak naik sesuai harapan.

Selain itu, harus anda ketahui juga bahwa ketika bandar mau menggoreng saham dan menetapkan target, itu baru planning, bukan eksekusi. Bandar juga pasti akan melihat situasi kondisi saat akan menaikkan harga saham. 

Misalnya, jika bandar mau menaikkan saham BIPI ke 250, tapi ternyata ketika di harga 100, ada bandar lain yang punya banyak barang di BIPI (nyangkut), dan mau melakukan banyak aksi jual, maka bandar akan berpikir untuk menaikkan BIPI ke 250, karena diatas harga 100, ternyata banyak bandar yang ingin menjual saham, sehingga kemungkinan besar harga akan berat kalau dinaikkan lagi. 

Atas dasar ini, bandar akan memutuskan untuk langsung jual di 100-an, toh profitnya sudah gede.  

Maka dari itu, planning2 yang ditetapkan bandar. Termasuk informasi2 yang anda terima dari luar, tidak selalu akan dieksekusi sesuai dengan apa yang anda dengar. Di dalam trading, anda harus bisa menganalisa sendiri, dan tidak bergantung pada orang lain.  

2. Jangan mengandalkan bandar, ataupun orang lain sebagai jalan untuk "profit cepat"

Saya banyak menemukan trader yang tidak mau menganalisa, memilih saham, belajar analisa teknikal, tetapi mau langsung untung cepat. 

Akhirnya, 'jalan pintas' yang diambil adalah dengan mengandalkan informasi bandar saham. Kalau bandar bilang mau menggoreng saham A, trader ikut beli. Kalau bandar bilang mau menggoreng saham C, trader juga ikut beli. 

Nah, inilah cara trading yang salah. Banyak trader yang pakai cara ini, mereka bukannya dapat untung konsisten, malah banyak nyangkut di saham gorengan. 

Karena di poin pertama sudah saya jelaskan, bahwa informasi2 tentang saham yang dikatakan oleh orang lain, belum tentu realitanya akan seperti itu. 

Pengalaman saya dapat informasi BIPI akan dinaikkan sampai ke 250 ini, bisa menjadi pelajaran untuk kita semua, bahwa untuk bisa dapat untung di saham, anda dan saya sendirilah yang harus mencari, dan praktik sendiri memilih saham. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak.   

Jangan mempercayai informasi2 tentang saham gorengan, apalagi anda ingin dapat profit dengan cara mengikuti apa kata bandar.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Contoh Grafik Saham Gorengan

Contoh Grafik Saham Gorengan

Di pos ini: Daftar dan Contoh Saham Gorengan, kita sudah membahas bersama tentang ciri-ciri pergerakan saham gorengan itu seperti apa. Di pos tersebut, saya juga memaparkan beberapa contoh saham gorengan

Nah, di pos ini saya akan memberikan beberapa contoh grafik saham gorengan. Sebenarnya mayoritas saham di Bursa Efek adalah saham gorengan (saham lapis tiga). Di jam trading, anda bisa perhatikan banyak sekali saham yang pergerakan harganya nggak beraturan, dan tidak likuid.

Selain itu, mayoritas saham2 IPO juga selalu masuk dalam saham gorengan. Karena sekarang syarat IPO lebih mudah, maka banyak emiten yang sudah bisa go public hanya dengan mengeluarkan jumlah saham beredar yang kecil, sehingga sahamnya sangat rentan digoreng.  

Maka, anda juga perlu mengetahui ciri-ciri / tipe saham gorengan jika kita lihat dari chartnya. Oke, berikut beberapa contoh saham gorengan di Bursa Efek:  

1. Saham WICO



Lihat chart WICO, di mana harga saham bisa naik-turun secara drastis (lihat candle yang panjang). Tapi kemudian sahamnya jadi saham tidur cukup lama. Volumenya juga tidak beraturan. Kadang bar volume tinggi, terkadang sangat tipis / nyaris tidak ada volume. 

2. Saham VINS


Saham VINS juga punya pola chart yang tidak beraturan, di mana harga saham ini bisa naik dan turun dengan sangat drastis hanya dalam 1-2 hari (tanda persegi), tapi setelah itu nyaris nggak ada transaksi setelahnya (tanda lingkaran). Ini menunjukkan bahwa saham ini hanya dimainkan bandar sesaat, setelah itu sahamnya 'ditinggal' bandar.   

3. Saham BCIP 


BCIP juga memiliki pola chart yang aneh, di mana saham ini hampir nggak ada transaksi, sideways lamaaaa. Kemudian tiba2 harganya melonjak dalam sekejap. Namun setelah itu, harga saham terus turun tanpa ada yang mengangkat lagi harganya (tanda lingkaran). 

4. Saham BIPI


Saham BIPI bisa anda lihat polanya, di mana harga sahamnya naik-turun puluhan persen dalam 2 hari (lingkaran), setelah itu jadi saham tidur lagi. 

5. Saham CAKK


Grafik CAKK juga terlihat bahwa saham ini tidak bergerak dalam rentang yang sangat lama. Namun tiba2 saham ini naik dengan cepat hanya dalam 3 hari. Tapi tidak lama kemudian, saham ini juga langsung turun puluhan persen dalam 2 hari. 

Walaupun pola kenaikan saham CAKK ini bisa anda manfaatkan juga buat scalping, namun tentu anda juga harus mempertimbangkan risikonya. Kalau anda mau scalping, pakailah modal sekecil mungkin, dan disiplinlah dalam cut loss. 

6. Saham POOL 


Saham POOL juga demikian. Saham ini awalnya sideways lama. Kemudian dalam hitungan beberapa hari sahamnya naik drastis. Namun seteah itu, sahamnya kembali sideways, dan kemudian turun drastis, dan tidak ada yang mengangkat harganya lagi. 

Itulah contoh grafik saham gorengan. Tentu saja ada banyak sekali pola-pola saham gorengan, yang tidak bisa saya sebut satu per satu, soalnya saham gorengan ini, setelah saya screening, jumlah buanyaak amat, ratusan lebih. 

Semoga dengan tulisan ini, anda bisa meningkatkan pemahaman tentang saham gorengan. 

Tapi perlu anda ketahui juga, bahwa saham yang berisiko untuk trader bukan cuma saham2 gorengan seperti pola2 diatas. Saham-saham yang terkesan likuid pun, bisa berisiko untuk trader. Jadi di dalam trading, anda harus cermat dalam memilih saham. Baca juga praktik2nya disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus. 

Di pos-pos selanjutnya, nanti akan saya tulis pengalaman pribadi saya tentang jebakan saham gorengan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

3 Level Psikologis Trading Saham

3 Level Psikologis Trading Saham

Pada saat anda menganalisa saham, kemudian memutuskan beli saham, kemudian saham anda tiba2 langsung naik drastis setelah dibeli. Atau sebaliknya, saham anda langsung turun. Bagaimana perasaan anda? 

Pada saat anda sudah mengincar saham-saham bagus yang mau anda beli, tapi tiba2 IHSG langsung drop 1% lebih saat pembukaan market. Apa yang anda rasakan?

Pada saat trading, trader saham bisa menghadapi banyak sekali perasaan-perasaan yang bercampur aduk. Saat saham naik drastis, trader bisa merasa senang, euforia, atau bahkan cemas (berharap naik terus, namun trader juga khawatir kalau2 saham turun lagi). Saat saham turun, trader pun bisa merasakan takut, panik, cemas, atau bahkan ada yang tetap tenang. 

Perasaan2 inilah yang dinamakan dengan PSIKOLOGIS. Di pasar saham, anda menghadapi banyak sekali fluktuatif harga, dan momen2 yang tidak anda duga sebelumnya. Sehingga, inilah pentingnya anda punya pengelolaan psikologis yang baik. 

Banyak trader yang bangkrut, berhenti total dari trading, kehabisan modal, karena selain trader tidak memiliki pemahaman yang benar tentang trading saham, trader tidak mengasah, mengevaluasi dan meningkatkan level psikologisnya. 

Di dalam dunia saham, ada 3 level psikologis trading yang harus anda pahami.. 

1. Level psikologis trader pemula

Pemula biasanya memiliki pengalaman trading yang masih singkat, yaitu antara 0-2 tahun. Pada level pemula, kecenderungan psikologis yang dialami seorang trader adalah sebagai berikut: 

- Lebih sering tidak tenang saat melihat harga saham turun. 
- Sebaliknya, trader lebih mudah euforia berlebihan ketika dapat untung banyak. 
- Trader mudah panik ketika lihat IHSG jatuh 
- Trader mudah terpengaruh dengan saham gorengan
- Trader mudah terpengaruh dengan isu, ajakan beli saham
- Trader terkadang / sering 'takut ketinggalan kereta' saat lihat saham sudah naik
- Masih mudah gegabah dalam mengambil keputusan trading 

2. Level psikologis trader intermediate

Trader level intermediate (menengah) pada umumnya memiliki pengalaman trading diatas 2 tahun. Kecenderungan psikologis trader intermediate umumnya sebagai berikut: 

- Lebih tenang menghadapi market, walaupun terkadang masih panik
- Terkadang masih terpengaruh dengan rumor, isu, ataupun ajakan2 beli saham
- Mulai punya 'pendirian trading' sendiri 
- Sudah mulai menciptakan dan menjalankan sistem trading 
- Mulai mampu menganalisa saham secara mandiri 
- Sudah mulai punya pertimbangan2 yang matang sebelum beli saham
- Diversifikasi saham lebih baik

3. Level psikologis trader expert

Trader level expert biasanya memiliki pengalaman trading diatas 5 tahun. Walaupun ukurannya tidak baku 5 tahun (karena saya juga pernah menemukan trader dibawah 5 tahun tapi sudah bisa untung konsisten).  

Namun intinya, semakin pengalaman anda di dunia saham (kalau diatas 5 tahun harusnya sih anda sudah lebih baik secara psikologis trading), tentu anda semakin expert. Berikut ciri-ciri psikologis untuk seorang trader expert: 

- Harga saham turun, tetap santai, slow, nggak mudah panik 
- Tidak rasa euforia saat dapat untung besar
- Sudah memiliki trading plan yang jelas 
- Sudah mampu memilih, menganalisa dan mengambil keputusan trading
- Mengambil keputusan trading murni berdasarkan analisa pribadi 
- Tidak terpengaruh dengan isu, ajakan2, saham gorengan 
- Mampu membedakan saham yang layak beli dan tidak 

Nah, anda berada di level yang mana sekarang?

Kemudian anda nyeletuk: "Pak Heze, gimana kalau saya sudah trading beberapa tahun, tapi saya masih ada di level psikologis pemula? Apa ada yang salah dengan trading saya?"

Memang walaupun trader sudah trading beberapa tahun, namun hal ini juga tidak 100% menjamin bahwa level psikologis trading mereka pasti lebih baik. 

Psikologis trading itu harus selalu terus diasah, berbarengan dengan analisa-analisa otodidak, analisa market yang anda lakukan sendiri. Dalam hal ini anda juga perlu mempelajari praktik2 psikologis trading. 

Kalau anda merasa anda sudah trading beberapa tahun, namun psikologis trading anda masih kacau, berarti anda perlu melakukan evaluasi trading. Atau anda yang masih pemula, namun masih bingung bagaimana membangun psikologis trading, maka anda harus memulai secara bertahap. 

Jadi saya menyarankan pada anda, agar anda tidak bosan untuk melakukan analisa2 saham otodidak. Jangan hanya mau untung instan tanpa menganalisa. Jangan hanya meminta rekomendasi saham, tanpa anda mau menganalisa sendiri. Jangan hanya berharap dapat untung besar dalam sekejap, padahal pengalaman trading masih minim. 

Karena hal2 seperti ini tidak akan bisa membawa anda kearah psikologis trading yang lebih matang.   

Anda juga saya sarankan untuk membaca ebook analisa teknikal, mindset dan psikologis trading: Buku Saham, agar anda bisa membentuk psikologis trading yang benar, dan tidak mengulangi kesalahan2 yang sama yang kerap kali dilakukan trader. 

Bagi saya tidak penting anda sekarang berada di level psikologis yang mana, tetapi tulisan ini saya maksudkan agar setiap dari anda selalu mengasah skill trading saham anda. 

Bukan cuman analisa teknikal, tapi juga psikologis trading. Seperti yang saya tuliskan, bahwa banyak sekali trader yang sudah trading beberapa tahun (artinya harusnya mereka bukan pemula apalagi trader awam).... 

Namun faktanya, masih banyak trader yang sering rugi, dan level psikologi tradingnya belum berkembang. Jadi mulai sekarang, ketahuilah level psikologis anda, dan asah terus kemampuan trading anda dengan cara praktik.. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Main Saham dengan Modal Besar: Saham Apa yang Sebaiknya Dibeli?

Main Saham dengan Modal Besar: Saham Apa yang Sebaiknya Dibeli?

Setelah menjalani trading saham, saya yakin banyak dari anda yang sudah berhasil mengembangkan modal anda menjadi berlipat ganda. Katakanlah saat awal memulai trading, anda cuman punya modal Rp5 juta. Karena anda menghasilkan profit demi profit dan anda menyisihkan gaji anda untuk membeli saham, modal anda bisa berkembang menjadi Rp150 juta. 

Terkadang ketika trader sudah memiliki modal besar, trader justru bingung dalam menentukan dan menyeleksi saham yang dibeli. Memang, ketika modal anda semakin besar, anda harus semakin selektif dalam memilih saham, karena semakin besar modal, semakin besar pula keuntungan dan risiko. 

Hal ini saya alami sendiri. Saya pernah mengalami kerugian karena saya membeli banyak saham. Saya berpikir bahwa dengan modal besar, untung akan semakin besar. Karena kesalahan tersebut (mentang-mentang modalnya udah gede), saya terpaksa harus melakukan banyak cut loss. 

Dari sinilah saya mulai evaluasi. Ternyata kesalahan yang saya lakukan adalah terlalu percaya diri membeli saham. Perlahan tapi pasti, kerugian saya berubah menjadi profit. Dan tentunya, dibutuhkan waktu untuk mencapai profit tersebut. 

Oke cukup sharingnya. Jadi kalau modal kita sudah besar, sebaiknya saham apa, atau lebih tepatnya, strategi apa yang sebaiknya dilakukan untuk trading? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, anda harus tahu perbandingan trading dengan modal kecil dan trading dengan modal besar. 

Main saham dengan modal kecil dan modal besar tidak bisa 100% disamakan. Saat modal anda kecil, anda hanya bisa beli beberapa lot saham. Anda tidak bisa beli saham blue chip (saham blue chip rata2 harganya sudah tinggi). Dengan modal kecil, kemnungkinan besar anda akan cenderung  beli saham untuk time frame yang lebih pendek. 

Sebaliknya, kalau modal anda sudah besar, semuanya akan berbeda. Anda bisa beli saham blue chip. Anda bisa dapat dividen gede, anda bisa beli lebih banyak saham, tentunya lebih banyak lot. Anda bisa beli saham apapun yang anda mau.

Tapi justru disinilah bisa jadi berbahaya kalau anda gegabah membeli saham (seperti pengalaman saya tadi). Jadi untuk meminimalkan kerugian dan memaksimalkan profit, jika anda punya modal besar, ada dua saran yang bisa berikan pada anda: 

1. Beli saham yang cenderung aman 

Kalau dulu saat modal kecil anda sering beli saham untuk trading cepat, maka saat modal anda sudah besar, ada baiknya anda membeli saham yang cenderung memberikan rasa aman, seperti saham blue chip / saham2 yang kinerjanya bagus. Saham2 ini (berdasarkan pengalaman saya), memang bisa memberikan potensi return yang lebih baik, dengan tingkat risiko yang lebih kecil.

Memang membeli saham apapun itu, harus didasarkan pada momentum. I mean, bukan berarti anda beli blue chip anda pasti untung. Kalau anda tidak bisa membaca analisis teknikal dan arah pasar, anda tetap berpotensi rugi. Jadi, momentum adalah segalanya.

Katakanlah anda sudah bisa membaca momentum, maka jauh lebih baik anda membeli saham-saham yang cenderung aman (secara teknikal polanya bagus / diskon, dan likuid). 

Nah, bayangkan kalau anda punya duit sebesar Rp200 juta, terus anda beli saham gorengan semua. Psikologis anda pasti tidak akan tenang, apalagi kalau sampai saham anda nyangkut sebanyak itu. 

Nggak ada salahnya mengalokasikan modal untuk trading di saham lapis tiga. Toh, faktanya kalau anda tahu cara trading di saham lapis tiga, returnnya gede dan cepat. Namun jangan gegabah mengalokasikan modal sebesar mungkin untuk saham-saham tersebut. Karena ketika psikologis anda lebih tenang, anda bisa berpikir dan mengambil keputusan trading lebih baik. Got it?

Mengenai alokasi modal saham-saham yang berpotensi naik cepat, dan cara menemukan saham-saham potensial naik cepat 5-10%, saya pernah membahas strateginya disini: Ebook Trading Saham: Panduan Simpel dan Efektif Menemukan Saham yang Bagus.

2. Alokasikan modal anda untuk investasi 

Saat modal anda sudah mulai berkembang, anda bisa mempertimbangkan untuk memperpanjang time frame main saham anda. Jika anda dulu beli saham sehari jual sehari, anda bisa mulai memilih saham bagus dan mengalokasikan modal anda untuk beli saham tersebut dan simpan jangka menengah-jangka panjang. 

Alokasi modal bisa disesuaikan dengan tujuan anda masing-masing. Anda bisa alokasi modal 20% trading - 80% investasi, 50% trading - 50% investasi, 80% trading - 20% investasi dan sebagainya. 

Jika modal anda besar, tidak ada salahnya anda mulai coba beli saham untuk disimpan jangka menengah, karena selain rasa aman, return yang anda dapatkan akan lebih terasa, dibandingkan jika anda beli saham hanya dengan modal Rp1 juta untuk disimpan 6 bulan, maka profit yang anda dapatkan akan terasa lebih lama.

Nah dari dua poin ini, intinya adalah: Kalau anda punya modal besar, kemampuan anda untuk alokasi modal itu yang terpenting (dengan asumsi anda sudah bisa membaca momentum dan arah pasar). Alokasikan modal anda untuk membeli saham2 yang bagus, aman, perpanjang time frame. Dan mulai kurangi membeli saham yang berisiko. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Memilih Saham: Indeks IDX High Dividend 20

Memilih Saham: Indeks IDX High Dividend 20

Analis saham, broker, maupun trader seringkali membagikan tentang daftar saham pemberi dividen tertinggi di Bursa Efek. Yang saya maksud adalah saham2 yang terdaftar dalam indeks IDX High Dividend 20.  

Sesuai namanya, IDX High Dividend 20 (IDX HDIV 20) adalah indeks yang berisi 20 saham yang paling rajin membagikan dividen, dan juga nilai dividennya paling tinggi (berdasarkan dividend per share dan dividend yield-nya).   

Tujuan dibentuknya indeks IDX High Dividend 20 sudah jelas, yaitu untuk memberikan kemudahan bagi investor / trader yang mau mengincar keuntungan dari dividen, supaya bisa lebih mudah memetakan saham2 mana di Bursa Efek yang dividennya paling menguntungkan.  

Harus diakui, banyak sekali emiten yang membagi dividen (hampir) tiap tahun, bahkan tiap tahun ada ratusan saham yang bagi dividen. Tapi apakah semua saham tersebut layak diincar? 

Tentu saja tidak. Nah, banyak kita temui saham2 yang meskipun hampir tiap tahun bagi dividen, tapi nilai dividennya sangat kecil, dan sahamnya juga nggak likuid. 

Saya sering dapat pertanyaan dari para trader saham: "Pak Heze, saham apa yang bagi dividen rutin, yang harga sahamnya juga bagus? Soalnya saya sering terjebak beli saham yang rajin bagi dividen, tapi sahamnya ternyata tidak likuid"

Di pos ini anda sudah menemukan jawabannya. Anda bisa mengacu pada saham2 yang masuk di IDX High Dividend 20 tersebut. Apa saja saham2nya? Anda bisa cari di Google. Banyak kok yang menyediakan informasi tentang daftar IDX High Dividend 20 ini. 

Umumnya, saham2 yang masuk di indeks ini adalah saham2 blue chip, yang kinerjanya mapan, sehingga saham2 yang masuk di IDX High Dividend 20 mayoritas merupakan saham2 yang juga layak untuk trading. 

Beberapa contoh saham yang rutin ada di indeks ini adalah ITMG, BBRI, HMSP, GGRM, BBCA dan lain2. Yup, saham2 tersebut kalau anda perhatikan, secara technical analysis juga bagus buat trading. 

Dengan adanya IDX High Dividend 20, anda para dividend seeker, bisa lebih mudah 'mempersempit' target anda untuk mencari dividen. 

Sama seperti indeks2 saham yang dibuat oleh Bursa Efek, misalnya Indeks LQ45, Indeks IDX80, indeks IDX High Dividend 20 ini juga diperbaharui tiap beberapa bulan (6 bulan). Jadi bisa saja, saham yang masuk di IDX High Dividend 20 periode ini, tidak masuk di periode mendatang. 

O iya, untuk strategi membeli dividen ini, tentu tidak oleh dilakukan asal-asalan, terutama anda yang orientasi main sahamnya jangka pendek (trader saham). Karena ada yang namanya dividend trap di saham. Anda bisa baca-baca lagi tulisan saya disini: Dividend trap Saham dan Cara Mengatasinya. 

Oke itu saja mungkin yang bisa saya share pada anda tentang dividen. Anda sekarang nggak perlu repot-repot memetakan saham2 mana yang bagi dividen, soalnya anda bisa 'mencontek' indeks ini. 

Saham2 di indeks IDX High Dividend 20 bisa anda jadikan juga untuk acuan trading (dengan melihat momentum tentunya) maupun untuk nabung saham, karena saham2 ini memiliki kinerja yang mapan dalam jangka panjang (kalau nggak mapan, nggak mungkin bisa bagi dividen gede, apalagi rutin), kapitalisasi pasarnya gede, dan likuiditasnya juga bagus.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Cara Mencari Jumlah Saham Beredar di Laporan Keuangan

Cara Mencari Jumlah Saham Beredar di Laporan Keuangan

Kalau anda mau mencari data berapa jumlah saham yang beredar, anda bisa mencarinya melaui situs www.IDX.co.id. Anda bisa baca langkah2nya disini: Cara Mendapatkan Jumlah Saham Beredar & Diperdagangkan. 

Tapi ada cara lain untuk mengetahui berapa jumlah saham beredar pada laporan keuangan perusahaan. Yap, jadi anda sebenarnya juga bisa mencari berapa jumlah saham beredar perusahaan melalui laporan keuangan. 

Bagaimana caranya? Berikut langkah2 cara mencari jumlah saham beredar di laporan keuangan: 

1. Pertama kalau anda belum punya laporan keuangan perusahaan, anda bisa download laporan keuangan melalui situs www.idx.co.id. Cara download laporan keuangan melalui situs IDX, bisa anda baca langkah2nya disini: Cara Mendapatkan Laporan Keuangan Perusahaan.  

2. Untuk mengetahui berapa jumlah saham beredar perusahaan di laporan keuangan, anda bisa cari pada Laporan Posisi Keuangan --> Ekuitas. Sudah nemu? 

3. Saya pakai contoh laporan keuangan UNVR. Tampilan laporan ekuitas pada laporan posisi keuangan seperti dibawah ini: 


Klik gambar untuk memperbesar

4. Jumlah saham beredar itu ada di akun Modal Saham , ditempatkan di disetor penuh (perhatikan tanda lingkaran diatas). Jumlah 7.630.000.000 saham biasa itulah merupakan jumlah saham beredar perusahaan. 

Di laporan keuangan yang lain pun cara mencari jumlah saham beredar caranya sama. Jadi anda masuk ke laporan posisi keuangan, lalu lihat bagian ekuitas perusahaan. Cari angka Modal Saham ditempatkan di disetor penuh. 

So, cari jumlah saham beredar pada laporan keuangan caranya simpel sekali, dan semua sudah tersedia di laporan keuangan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Batas Cut Loss Saham

Batas Cut Loss Saham

Saya pernah mendapat pertanyaan dari seorang rekan trader mengenai cut loss saham. Berikut pertanyaannya: "Pak Heze, kira-kira menurut  bapak, berapa batas maksimal dan minimal untuk cut loss trading?"

Pertanyaan ini cukup bagus dan saya rasa sifatnya general, karena memang dalam pratiknya, memang cukup banyak trader saham yang seringkali bingung menentukan level cut loss suatu saham. 

Sebagai contoh, kalau anda beli saham A di harga 1.000. Berapakah level cut loss minimal yang harus ditetapkan? Apakah saat saham A turun ke 900 harus cut loss? 

Bagaimana kalau waktu di cut loss ternyata sahamnya malah naik terus ke 1.200? Bukannya lebih baik hold saja.. Nah, bingung kan?

Jadi untuk menjawab pertanyaan ini, maka sebenarnya anda harus paham dulu dengan tipe saham yang anda tradingkan, dan momentum trading. Karena kalau saya jawab jujur, batas cut loss saham itu nggak bisa ditentukan dengan persentase yang baku

Misalnya, cut loss saham harus ditetapkan 2% dari harga beli. Tidak seperti itu rumusnya. Sebenarnya tidak ada patokan cut loss yang baku, karena anda juga harus fleksibel dalam trading. 

So, kalau anda mendengar "pakar saham" yang mengajarkan level cut loss saham harus ditetapkan 5%, 3% dari harga beli dan seterusnya, maka saya dapat pastikan apa yang dikatakan tersebut hanya mengacu pada teori. Karena penerapan riil di pasar saham tidaklah seperti itu. 

Sama seperti kalau trader ditanya: "Berapa untung saham yang bisa didapatkan sebulan?" Dan kalau trader menjawab: "Saya dapat Rp25 juta per bulan".. Maka itu hanyalah jawaban tanpa dasar, karena kondisi market, saham tiap bulan bisa jadi berbeda-beda, sehingga keuntungan yang anda dapat tidak mungkin flat, pasti akan naik-turun. 

Oke, jadi cut loss saham harus anda tetapkan secara disiplin apabila: Anda membeli saham dengan momentum yang tidak tepat. Momentum tidak tepat ini adalah anda beli saham di harga terlalu tinggi, anda belum melakukan analisa teknikal, anda beli saham karena anda saat itu tidak tenang, anda beli saham karena ikut-ikutan, anda beli saham gorengan, anda beli saham2 yang tidak likuid.

Kalau anda beli saham karena faktor2 tersebut, maka anda harus segera disiplin menetapkan batasan cut loss. Berapa level cut lossnya? Saran saya sih sedini mungkin, yaitu bisa anda tetapkan 2-3% dari harga beli anda. 

Apabila anda sudah salah posisi, jangan sampai anda berlarut-larut membiarkan saham anda nyangkut, dan kemudian baru anda cut loss kalau sahamnya sudah turun sangat banyak. Baca juga: Cara Menentukan Take Profit dan Cut Loss Saham yang Tepat. 

Hal ini juga berlaku terutama kalau anda beli saham2 gorengan, anda harus jauh lebih disiplin menetapkan level cut loss. Berdasarkan pengalaman saya, level cut loss yang ideal, adalah 2-3% baik untuk saham2 yang anda beli karena salah posisi, maupun saham2 gorengan. 

Karena dengan level cut loss sekian, kerugian anda tidak terlalu besar, dan ketika saham turun 1-2%, anda masih punya kesempatan untuk menunggu apakah saham bisa berbalik naik.  

Catatan: Level cut loss ideal saya bisa jadi berbeda untuk anda. Ada baiknya anda juga mencoba mempraktikkan dan menerapkan sendiri batasan cut loss yang ideal untuk anda. Apa yang saya tulis ini, mengacu pada pengalaman pribadi saya. 

Tetapi seperti yang saya jelaskan sebelumnya, bahwa cut loss tidak bisa disama-ratakan level / persentasenya. Karena ada kondisi di mana anda tidak sebaiknya tidak terburu menetapkan cut loss. 

Kondisi tersebut terjadi kalau: Anda sudah membeli saham berdasarkan momentum yang tepat, anda membeli saham karena anda tahu alasannya, karena anda menggunakan analisa teknikal yang tepat, maka anda tidak perlu terburu cut loss kalau saham anda belum naik.   


Nah, kalau anda sudah beli saham berdasarkan momentum yang tepat. Saham yang anda beli juga saham2 yang memang sudah masuk di stock pick anda, maka jika saham tersebut turun, itu adalah hal yang wajar. 

Karena yang namanya pasar saham itu pasti ada fluktuatif. Tidak selalu saham yang anda 100% langsung naik. Tetapi kalau anda beli saham di momen yang tepat, anda sudah paham apa yang harus anda tradingkan, then anda nggak usah panik atau buru2 cut loss hanya karena saham anda turun sesaat. 

Anda hanya perlu bersabar dan menunggu sedikit waktu agar saham anda bisa rebound lagi, dan sepengalaman saya, tidak dibutuhkan waktu yang lama, ketimbang anda beli saham2 yang berisiko itu tadi. Saya juga pernah menuliskannya disini: Saham Turun: Pilih Hold atau Cut Loss? 

Dengan kata lain, kalau kita simpulkan bersama, memang ada saatnya anda harus cut loss, dan ada saatnya tidak perlu cut loss (cukup menunggu momen saham anda naik). Level cut loss setiap trader juga bisa berbeda satu sama lain. Intinya, kalau anda salah ambil posisi, anda harus cut loss sedini mungkin (bisa mengacu pada titik2 support terdekatnya). 

Nah, untuk pemula kemungkinan besar anda akan sering salah memilih momentum trading, salah memilih saham. Maka dari itu, untuk pemula anda harus memahami strategi2 trading serta psikologis trading itu sendiri. Baca juga: Belajar Saham Pemula - Expert.  


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

2 Strategi Trading Cepat: Intraday & Scalping Trading

2 Strategi Trading Cepat: Intraday & Scalping Trading

Strategi trading cepat saham bisa dilakukan dengan beberapa macam strategi. Inilah yang perlu anda pahami sebagai trader saham, khususnya anda yang ingin menerapkan praktik trading cepat untuk mendapatkan profit harian. 

Trading cepat sendiri sebenarnya terdiri dari 2 strategi yaitu INTRADAY TRADING dan SCALPING TRADING. Walaupun keduanya sama-sama trading cepat, akan tetapi scalping dan intraday trading memiliki strategi yang berbeda. 

Sehingga, anda harus bisa memilih strategi trading cepat yang sesuai dengan karakter anda, dan tidak hanya asal melakukan trading cepat. Jadi, anda perlu memahami perbedaan kedua strategi trading cepat tersebut. Mari kita bahas. 

1. Scalping trading saham 

Trading cepat dengan jangka waktu (time frame) yang paling singkat adalah scalping trading. Scalping trading adalah trading dengan time frame menitan. Anda beli dan jual saham hanya dalam waktu 1 menit, 10 menit, 15 menit, 30 menit, 1 jam. Itulah yang dinamakan dengan scalping trading. 

Saham-saham apa yang bisa naik cepat dalam waktu menitan? Jawabannya adalah saham-saham gorengan (saham lapis tiga). Yup, jadi scalping trading dilakukan dengan cara mencari saham-saham gorengan yang potensial naik dalam waktu menitan. 

Namun untuk mencari saham gorengan, tentu anda harus menggunakan analisa dan momentum. Membeli saham gorengan tidak disarankan untuk dilakukan secara asal-asalan (tanpa analisa). Selain itu, anda harus lebih disiplin dalam manajemen modal dan menetapkan target.  

Cara-cara memilih saham, manejemen modal dan analisa untuk scalping trading dengan mencari saham2 lapis tiga yang potensial naik 5-10% sehari, sudah saya bahas praktik2nya disini: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading

Karena saham gorengan memiliki risiko tinggi, dan mudah naik-turun dalam waktu cepat, maka saham gorengan adalah saham-saham yang paling cocok untuk scalping trading. 

Scalping trading, 'bahasa gaulnya' adalah strategi hit and run (pukul dan lari). Kalau anda sudah profit, langsung jual (dalam waktu menitan), karena saham2 gorengan tidak cocok untuk disimpan dalam waktu yang lebih lama. 

2. Intraday trading saham 

Intraday trading adalah trading harian, di mana anda melakukan beli jual saham di hari yang sama (misalnya beli saham pagi hari jual sore hari), sampai 1-3 harian trading. 

Jadi baik scalping maupun intraday, sama-sama merupakan strategi trading cepat. Akan tetapi, intraday trading memiliki time frame trading yang lebih panjang dibandingkan scalping. Intraday trading memiliki batas waktu harian (sampai tiga hari), sedangkan scalping dilakukan dengan trading menitan. 

Analisa untuk intraday trading juga berbeda dengan scalping. Pada strategi intraday trading, anda harus memilih saham2 yang likuid, saham-saham yang memiliki fluktuatif stabil, dan mudah naik dalam jangka waktu harian. 

Artinya, intraday trading dilakukan dengan memilih saham2 non-gorengan (saham blue chip ataupun saham2 second liner).

Intraday trading harus dilakukan dengan menganalisa saham dengan analisa teknikal, analisa tape reading dan kombinasi analisa momentum. Berdasarkan pengalaman saya, memilih saham untuk intraday trading cenderung lebih mudah ketimbang scalping, karena dalam intraday, anda bisa mengurangi risiko memilih saham2 yang terlalu volatil. 

Strategi2 dan praktik2 memilih saham yang bagus untuk intraday trading, sudah pernah kita bahas bersama secara lengkap, beserta saham2 yang layak trading disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

Pada intraday trading, target take profit anda juga lebih rendah dibandingkan scalping trading. Idealnya, intraday trading dilakukan dengan target profit 1-4% sehari. Sedangkan scalping (memilih saham gorengan), target profit bisa dilakukan 5-10%. Tetapi, risiko intraday trading jauh lebih kecil dibandingkan scalping trading.  

Perlu anda ketahui juga, bahwa intraday trading bisa menjadi scalping trading. Hal ini karena seringkali saham2 yang bagus untuk intraday trading, bisa naik dalam waktu 30 menit sampai 1 jam, sehingga kalau target anda sudah tercapai dalam range waktu tersebut, anda bisa jual sahamnya, tidak perlu menunggu 1-3 hari. 

Jadi, melalui pos ini, anda sudah memahami strategi2 trading cepat di pasar saham. Sekarang anda hanya perlu menentukan strategi trading cepat apa yang cocok untuk anda (anda lebih ke tipikal scalper or intraday?), supaya anda bisa menghasilkan profit maksimal. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

7 Sumber Pengetahuan Belajar Saham

7 Sumber Pengetahuan Belajar Saham

Banyak rekan trader dan investor yang ingin memulai belajar saham, maupun yang sudah memiliki pengalaman trading beberapa bulan sampai dengan 1 tahun, namun masih belum bisa mencetak profit di saham. 

Yap, tidak sedikit trader saham yang belum bisa mencetak profit konsisten di saham karena trader belum paham cara menganalisis saham untuk memilih saham2 yang menguntungkan. Banyak trader yang masih mencari referensi-referensi untuk menambah pengetahuan, serta analisa trading dan investasi. 

Ada 7 sumber pengetahuan belajar saham yang dapat meningkatkan pemahaman anda supaya bisa menganalisa saham, trading saham serta mencetak profit konsisten. Anda bisa pertimbangkan belajar saham dari 7 sumber berikut: 

1. Buku / ebook praktik trading saham 

Buku yang membahas mengenai trading dan investasi saham bisa menambah pengetahuan anda untuk belajar saham. Namun tidak semua buku / ebook saham cocok untuk praktik trading.  

Anda harus bisa memilih buku / ebook saham yang mengarah langsung pada strategi trading yang simpel, sehingga bisa anda terapkan secara langsung untuk trading dan memilih saham yang potensial. 

Sehingga dengan adanya buku saham, anda bisa praktik trading dan tidak hanya belajar teori.  Di web Saham Gain, anda juga bisa mendapatkan ebook-ebook trading dan investasi saham yang mengarah langsung pada praktik dan strategi2 trading yang mudah diterapkan untuk semua level trader, mulai pemula - expert. 

Jadi ebook-ebook saham ini berisi full strategi analisis teknikal, screening saham, swing trading, intraday trading, and of course bisa anda terapkan secara langsung untuk memilih saham yang menguntungkan. Ada 3 ebook untuk trading saham, dan 1 ebook investasi saham (analisis fundamental):     


2. Blog atau website belajar saham 

Saat ini ada banyak blog atau website yang membahas tentang pengetahuan & belajar saham yang bisa anda akses secara free. Jika anda ingin menambah pengetahuan saham, anda bisa searching dan mempelajari website2 yang membahas mengenai belajar saham, trading & investasi. 

Salah satu website belajar saham terlengkap bisa anda pelajari di web sahamgain.com ini. Ada banyak tulisan mengenai pengetatuhan saham mulai dari level pemula, analisa-analisa saham, ulasan market hingga wathclist saham yang bisa anda akses secara free. 

3. Seminar saham

Mengikuti seminar saham bisa menjadi opsi untuk menambah pengetahuan belajar saham. Saat ini ada banyak sekali seminar2 tentang saham. Namun untuk mengikuti seminar saham, anda juga harus menyeleksi seminar saham yang bermanfaat.  

Tips dari saya, pilihlah seminar saham yang benar2 memberikan edukasi saham. Hindari seminar2 dengan judul yang terlalu bombastis dan tidak realistis, misalnya: 

- Ikutilah seminar trading jago analisis teknikal dalam 5 menit
- Ikutilah seminar cara profit 25% dalam waktu singkat
- Hadirilah seminar cara untung di saham hanya dalam semalam 

Jangan sampai anda membuang uang jutaan bahkan puluhan juta untuk membeli seminar2 yang ujung2nya hanya menyuruh anda untuk mengikuti seminar lagi yang harganya lebih mahal. Padahal uang tersebut harusnya bisa digunakan untuk modal trading anda.    

4. Youtube saham 

Youtube saham juga bisa anda gunakan sebagai sarana untuk belajar saham. Anda bisa memilih materi2 saham yang sesuai dengan karakter anda (mengenai belajar pemula atau trading atau investasi saham), sebagai pelengkap anda untuk menambah pengetahuan saham. 

5. Grup-grup saham 

Grup saham dapat menambah pengetahuan anda untuk belajar saham, karena di grup saham, banyak trader yang sharing ilmu dan pengalaman trading. Namun, sama seperti anda mengikuti seminar saham, anda juga harus selektif dalam memilih grup untuk belajar saham. 

Perlu anda ketahui juga, banyak grup saham yang 'disusupi' oleh bandar saham, dan banyak grup saham yang seringkali menebar fear (ketakutan) ketika pasar saham sedang jatuh. Jadi anda harus memilih grup saham yang benar-benar dapat memberikan ilmu trading / investasi untuk anda pribadi. Baca juga: Grup Facebook Belajar Saham.  

6. Orang-orang yang lebih pengalaman di saham

Banyaklah belajar dari orang2 yang sudah pengalaman di saham, entah broker anda, atau mungkin anda punya kenalan trader yang bertahun-tahun trading saham, anda bisa belajar banyak dari mereka. 

Saya pribadi saat masih pemula juga banyak mendapatkan ilmu trading saham dari teman-teman yang lebih pengalaman dan banyak belajar dari broker saya di kantor sekuritas. Cara ini sangat efektif untuk menambah sumber pengetahuan anda tentang saham.  

7. Praktik trading otodidak 

Poin ini yang harus benar-benar anda praktikkan, yaitu praktik trading otodidak. Pengetahuan trading anda akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu jika anda mempraktikkan sendiri cara-cara menganalisa, memilih saham dan trading mandiri. 

Setiap analisa saham, mengamati market, membeli saham, semuanya merupakan bagian dari proses belajar saham. Dari sinilah anda bisa mendapatkan banyak pengetahuan saham, mulai dari cara memilih saham yang benar, hingga kriteria2 saham yang bagus untuk dibeli. 

Jadi, melalui ebook saham, wesbsite, orang2 yang pengalaman, hal ini akan memudahkan anda untuk menerapkannya ke dalam praktik trading. 

Hal ini seringkali dilupakan oleh kebanyakan trader saham, karena tidak sedikit trader dan investor yang maunya mendapatkan profit instan tanpa praktik dan menganalisa saham secara mandiri. 

Padahal untuk menambah pengetahuan di saham, salah satu kuncinya adalah anda harus menajalaninya sendiri dengan cara belajar saham otodidak. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak.

Itulah 7 sumber pengetahuan saham yang bisa anda gunakan untuk menjadikan anda semakin mahir (bisa mencetak profit) dalam trading saham. 

"Bung Heze, dari sekian banyak sumber pengetahuan belajar saham, manakah opsi pengetahuan belajar saham terbaik menurut Bung Heze?" Tanya anda. 

Jawaban ini tentu variatif. Tapi berdasarkan pengalaman pribadi, mempelajari saham melalui buku saham, website saham, dari orang2 yang lebih pengalaman serta mempraktikkan trading mandiri itulah cara terbaik yang saya lakukan supaya bisa mencetak profit di saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

7 Sumber Pengetahuan Belajar Saham

7 Sumber Pengetahuan Belajar Saham

Banyak rekan trader dan investor yang ingin memulai belajar saham, maupun yang sudah memiliki pengalaman trading beberapa bulan sampai dengan 1 tahun, namun masih belum bisa mencetak profit di saham. 

Yap, tidak sedikit trader saham yang belum bisa mencetak profit konsisten di saham karena trader belum paham cara menganalisis saham untuk memilih saham2 yang menguntungkan. Banyak trader yang masih mencari referensi-referensi untuk menambah pengetahuan, serta analisa trading dan investasi. 

Ada 7 sumber pengetahuan belajar saham yang dapat meningkatkan pemahaman anda supaya bisa menganalisa saham, trading saham serta mencetak profit konsisten. Anda bisa pertimbangkan belajar saham dari 7 sumber berikut: 

1. Buku / ebook praktik trading saham 

Buku yang membahas mengenai trading dan investasi saham bisa menambah pengetahuan anda untuk belajar saham. Namun tidak semua buku / ebook saham cocok untuk praktik trading.  

Anda harus bisa memilih buku / ebook saham yang mengarah langsung pada strategi trading yang simpel, sehingga bisa anda terapkan secara langsung untuk trading dan memilih saham yang potensial. 

Sehingga dengan adanya buku saham, anda bisa praktik trading dan tidak hanya belajar teori.  Di web Saham Gain, anda juga bisa mendapatkan ebook-ebook trading dan investasi saham yang mengarah langsung pada praktik dan strategi2 trading yang mudah diterapkan untuk semua level trader, mulai pemula - expert. 

Jadi ebook-ebook saham ini berisi full strategi analisis teknikal, screening saham, swing trading, intraday trading, and of course bisa anda terapkan secara langsung untuk memilih saham yang menguntungkan. Ada 3 ebook untuk trading saham, dan 1 ebook investasi saham (analisis fundamental):     


2. Blog atau website belajar saham 

Saat ini ada banyak blog atau website yang membahas tentang pengetahuan & belajar saham yang bisa anda akses secara free. Jika anda ingin menambah pengetahuan saham, anda bisa searching dan mempelajari website2 yang membahas mengenai belajar saham, trading & investasi. 

Salah satu website belajar saham terlengkap bisa anda pelajari di web sahamgain.com ini. Ada banyak tulisan mengenai pengetatuhan saham mulai dari level pemula, analisa-analisa saham, ulasan market hingga wathclist saham yang bisa anda akses secara free. 

3. Seminar saham

Mengikuti seminar saham bisa menjadi opsi untuk menambah pengetahuan belajar saham. Saat ini ada banyak sekali seminar2 tentang saham. Namun untuk mengikuti seminar saham, anda juga harus menyeleksi seminar saham yang bermanfaat.  

Tips dari saya, pilihlah seminar saham yang benar2 memberikan edukasi saham. Hindari seminar2 dengan judul yang terlalu bombastis dan tidak realistis, misalnya: 

- Ikutilah seminar trading jago analisis teknikal dalam 5 menit
- Ikutilah seminar cara profit 25% dalam waktu singkat
- Hadirilah seminar cara untung di saham hanya dalam semalam 

Jangan sampai anda membuang uang jutaan bahkan puluhan juta untuk membeli seminar2 yang ujung2nya hanya menyuruh anda untuk mengikuti seminar lagi yang harganya lebih mahal. Padahal uang tersebut harusnya bisa digunakan untuk modal trading anda.    

4. Youtube saham 

Youtube saham juga bisa anda gunakan sebagai sarana untuk belajar saham. Anda bisa memilih materi2 saham yang sesuai dengan karakter anda (mengenai belajar pemula atau trading atau investasi saham), sebagai pelengkap anda untuk menambah pengetahuan saham. 

5. Grup-grup saham 

Grup saham dapat menambah pengetahuan anda untuk belajar saham, karena di grup saham, banyak trader yang sharing ilmu dan pengalaman trading. Namun, sama seperti anda mengikuti seminar saham, anda juga harus selektif dalam memilih grup untuk belajar saham. 

Perlu anda ketahui juga, banyak grup saham yang 'disusupi' oleh bandar saham, dan banyak grup saham yang seringkali menebar fear (ketakutan) ketika pasar saham sedang jatuh. Jadi anda harus memilih grup saham yang benar-benar dapat memberikan ilmu trading / investasi untuk anda pribadi. Baca juga: Grup Facebook Belajar Saham.  

6. Orang-orang yang lebih pengalaman di saham

Banyaklah belajar dari orang2 yang sudah pengalaman di saham, entah broker anda, atau mungkin anda punya kenalan trader yang bertahun-tahun trading saham, anda bisa belajar banyak dari mereka. 

Saya pribadi saat masih pemula juga banyak mendapatkan ilmu trading saham dari teman-teman yang lebih pengalaman dan banyak belajar dari broker saya di kantor sekuritas. Cara ini sangat efektif untuk menambah sumber pengetahuan anda tentang saham.  

7. Praktik trading otodidak 

Poin ini yang harus benar-benar anda praktikkan, yaitu praktik trading otodidak. Pengetahuan trading anda akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu jika anda mempraktikkan sendiri cara-cara menganalisa, memilih saham dan trading mandiri. 

Setiap analisa saham, mengamati market, membeli saham, semuanya merupakan bagian dari proses belajar saham. Dari sinilah anda bisa mendapatkan banyak pengetahuan saham, mulai dari cara memilih saham yang benar, hingga kriteria2 saham yang bagus untuk dibeli. 

Jadi, melalui ebook saham, wesbsite, orang2 yang pengalaman, hal ini akan memudahkan anda untuk menerapkannya ke dalam praktik trading. 

Hal ini seringkali dilupakan oleh kebanyakan trader saham, karena tidak sedikit trader dan investor yang maunya mendapatkan profit instan tanpa praktik dan menganalisa saham secara mandiri. 

Padahal untuk menambah pengetahuan di saham, salah satu kuncinya adalah anda harus menajalaninya sendiri dengan cara belajar saham otodidak. Baca juga: Langkah-langkah Belajar Saham Otodidak.

Itulah 7 sumber pengetahuan saham yang bisa anda gunakan untuk menjadikan anda semakin mahir (bisa mencetak profit) dalam trading saham. 

"Bung Heze, dari sekian banyak sumber pengetahuan belajar saham, manakah opsi pengetahuan belajar saham terbaik menurut Bung Heze?" Tanya anda. 

Jawaban ini tentu variatif. Tapi berdasarkan pengalaman pribadi, mempelajari saham melalui buku saham, website saham, dari orang2 yang lebih pengalaman serta mempraktikkan trading mandiri itulah cara terbaik yang saya lakukan supaya bisa mencetak profit di saham. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mengenal Trading Halt Saham

Mengenal Trading Halt Saham

Pada saat bursa saham anjlok, kita mulai sering mendengar istilah trading halt. Tahukah anda, apa yang dimaksud dengan trading halt? Dan dalam kondisi apa trading halt diterapkan? Mari kita bahas. 

Trading halt adalah penghentian perdagangan saham sementara waktu dengan tujuan mengurangi fluktuasi penurunan harga saham, tidak turun lebih dalamKebijakan trading halt dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan biasanya kita bisa lihat surat keputusan Direksi BEI melalui situs Idx.co.id. 

Berikut contoh surat trading halt yang dikeluarkan BEI pada tanggal 10 Maret 2020 pada saat wabah virus Corona:  

Klik gambar untuk memperbesar

Dari sini, kita sudah bisa menganalisa bahwa trading halt akan diterapkan apabila Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam. Berikut adalah peraturan trading halt dari Bursa Efek Indonesia (BEI), peraturan ini bisa berubah sewaktu-waktu mengikuti kondisi Bursa saham Indonesia yang terjadi: 

1. Perdagangan saham akan dihentikan sementara (trading halt) selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan mencapai 5%. 

2. Trading halt akan dilakukan lagi apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 10%. 

3. Apabila IHSG turun lebih dari 15% di hari itu, maka akan dilakukan trading suspend. Trading suspend dapat dilakukan: Sampai akhir sesi perdagangan saham atau lebih dari satu sesi perdagangan, dengan catatan sudah mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Ketika dilakukan trading halt maupun trading suspend, maka anda tidak akan bisa mentradingkan saham saat itu, karena perdagangan dihentikan sementara. 

Catatan: Perbedaan trading halt dan trading suspend adalah pada trading halt seluruh antrian beli jual saham yang sifatnya masih open order (belum match), akan tetap berada pada sistem perdagangan Jakarta Automatic Trading System (JATS). 

Tapi kalau sudah terkena trading suspend, maka seluruh antrian yang statusnya open order, akan otomatis dicabut oleh JATS. Jadi kalau anda sudah antri beli saham, katakanlah TLKM di harga 3.100, dan saat itu terjadi trading suspend, maka antrian 3.100 anda akan dicabut secara otomatis.  

Trading halt dan trading suspend memang disiapkan untuk kondisi2 darurat, seperti gangguan keamanan politik, sosial, bencana, permasalahan pada sistem remote trading di Bursa Efek, hingga penghentian perdagangan saham karena kepanikan pasar (IHSG turun 5% sesuai ketentuan diatas tadi).  

Jadi setelah dilakukan trading halt selama 30 menit, diharapkan pelaku pasar (trader dan investor dapat istirahat sejenak, berpikir, mengambil keputusan ulang untuk tidak panic selling dan mencegah trader2 lain yang masuk ke dalam rasa fear yang berlebihan (ikut-ikutan panic selling). 

Sehingga, setelah 30 menit trading halt, dan perdagangan saham dibuka lagi, diharapkan IHSG minimal bisa mulai meredakan panic selling pelaku pasar.  

TRADING HALT DI PASAR SAHAM INDONESIA

Trading halt pernah terjadi di bulan Maret 2020, di mana dalam sebulan IHSG mengalami trading halt sampai 4 (empat kali), yaitu di tanggal 12 Maret 2020, 13 Maret 2020, 17 Maret 2020 dan 23 Maret 2020 akibat panic selling trader, karena saat itu wabah virus Corona sedang gencar di Indonesia, dan saya akui ini adalah trading halt yang cukup ekstrim yang pernah terjadi. 

Ini adalah salah satu trading halt yang terjadi tanggal 13 Maret 2020, di mana perdagangan saham dihentikan sementara pada 09.15 pada dibuka kembali pukul 09.45. 


Trading halt
Kondisi pasar saham (di software online trading) saat terjadi trading halt tanggal 13 Maret 2020: 


Saat trading halt, banyak sekali saham yang turun, bahkan saham2 lapis dua dan saham blue chip sekelas BBRI terkena auto reject bawah (ARB). Trading halt bukan hanya terjadi di tahun 2020.

Apakah trading halt ini benar-benar efektif membuat pasar saham kembali rebound atau setidaknya meredam penurunan market? 

Well, trading halt yang dilakukan di bulan Maret 2020 sebanyak 4 kali memberikan hasil yang variatif. Setelah 30 menit trading halt, IHSG memang masih turun di kisaran 4-5% lebih. Tetapi, so far trading halt ini membuat penurunan IHSG sedikit reda di hari tersebut, karena beberapa kali setelah trading halt, IHSG setidaknya tidak turun sampai 6% lebih. 

Sebelum munculnya kebijakan trading halt pada 10 Maret 2020, tanggal 9 Maret 2020 IHSG sempat turun 6% lebih. Tapi trading halt ini biasanya hanya berdampak di hari itu saja. Kalau pasar sahamnya masih banyak sentimen negatif, aksi panic selling biasanya masih terus berlanjut. 

Selain itu, kita juga pernah menghadapi trading halt pada tahun 2000 dan 2008. 

1. Trading halt tahun 2000

Pada tanggal 13 September 2000 sekitar jam 15.17 WIB terjadi ledakan bom di gedung BEI, yang berasal dari mobil Toyota. Atas peristiwa ini 15 orang menjadi korban tragedi tesebut. 

Yup, kita sudah tahu apa yang bakal terjadi dengan pasar saham. Tentu IHSG langsung jatuh akibat panic selling. Akhirnya dilakukan trading halt sampai 2 hari yaitu pada tanggal 13-15 September 2000. 

2. Trading halt tahun 2008 

Krisis 2008 membuat IHSG turun berbulan-bulan, dan pada 8 Oktober 2008, IHSG sempat turun 10,38% ke angka 1.451,67 dan peristiwa ini disebut Black Wednesday. Akhirnya pukul 11.08 WIB dilakukan trading halt sebagai upaya untuk mencegah fluktuatif penurunan saham terlalu dalam. Suspensi perdagangan saham berlangsung sampai tanggal 13 Oktober 2008. 

Itulah penjelasan tentang trading halt. Semoga pos ini bisa menjawab pertanyaan rekan-rekan mengenai apa itu trading halt saham dan praktikknya di pasar saham Indonesia. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.