4 Hal Penting Tentang Harga Saham

4 Hal Penting Tentang Harga Saham

Pergerakan harga saham bisa tercermin dari grafik (chart) historis dan bid-offer yang terbentuk di hari tersebut. Jika anda trader saham yang mengandalkan pergerakan harga saham untuk trading, maka keputusan utama anda membeli saham adalah berdasarkan analisa chart & bid offer tersebut. 

Grafik saham

Bid offer saham
Sebenarnya pergerakan harga saham (yang tercermin dari grafik dan bid-offer harian) bisa mencerminkan beberapa hal penting. Ada 4 hal penting tentang pergerakan harga saham yang perlu anda ketahui:    

1. Fluktuatif harga 

Harga saham selalu naik dan turun (fluktuatif). Tetapi tingkat cepat lamanya fluktuatif setiap saham itu berbeda-beda. Ada saham yang fluktuatifnya sangat cepat. Ada saham yang fluktuatifnya sangat cepat. Ada saham yang fluktuatifnya sedang. Ada saham yang fluktuatifnya lambat, bahkan sangat lambat. 

Pada umumnya, semakin rendah likuiditas suatu saham, fluktuatif (naik-turunnya) harga saham akan SEMAKIN CEPAT. Saham2 yang likuiditasnya rendah, seringkali harga sahamnya punya nominal yang kecil (dibawa Rp500 per saham).

Sebaliknya, semakin likuid suatu saham (banyak peminatnya), fluktuatif harga saham akan SEMAKIN LAMA atau terbatas. 

Likuid tidaknya suatu saham bisa dilihat dari banyak sedikitnya jumlah saham beredar / kapitalisasi pasar. Baca juga: Jenis-jenis Saham Berdasarkan Kapitalisasi Pasar.  Selain itu, likuid tidaknya saham jugabisa anda lihat dari pergerakan dan antrian bid-offer hariannya.

Itulah mengapa ada saham-saham yang hanya naik-turun sekitar 1-3%. Tapi ada juga saham2 yang bisa naik-turun sampa 20% lebih dalam sehari. Hal ini karena fluktuatif harga saham berbeda-beda, tergantung dari likuiditas suatu saham. 

Untuk seorang trader saham, hal ini penting anda pahami sebagai dasar untuk memilih saham berdasarkan time frame dan strategi. Kalau anda ingin scalping trading (trading menitan), pilihlah saham2 yang mudah naik cepat dalam jangka waktu menitan.

Pilihlah saham2 yang likuiditasnya cenderung rendah, karena saham2 tersebut memiliki peluang naik cepat dalam jangka pendek. Kalau anda ingin melakukan swing atau intraday trading, pilihlah saham2 yang fluktuatifnya stabil dan usahakan untuk menghindari saham2 yang likuiditasnya rendah, karena semakin rendah likuiditas saham risikonya semakin tinggi. 

Saham2 yang likuiditas rendah dan fluktuatifnya tinggi, lebih cocok digunakan untuk scalping trading (hit and run, tidak hold saham terlalu lama).    
 

2. Kualitas saham 

Pergerakan harga saham sebenarnya sangat mencerminkan kualitas saham tersebut. Saham-saham yang kinerja fundamentalnya bagus dan mapan (misalnya saham blue chip), memiliki pergerakan harga saham yang bagus dan membentuk pola-pola pada grafiknya. 

Sehingga semakin baik kualitas saham, semakin mudah bagi anda untuk menganalisa dan mengambil keputusan trading / investasi. 


Perhatikan bahwa saham2 yang ramai peminat (likuid), harga sahamnya cenderung lebih stabil dan banyak diminati oleh investor. Sebaliknya, saham2 yang tidak likuid, bahkan nyaris tidak ada transaksi, umumnya saham2 tersebut juga memiliki kinerja fundamental yang tidak jelas (saham gorengan). 

Jika anda sangat memperhatikan kualitas saham (khususnya investor jangka panjang), maka pilihlah saham2 yang kinerjanya bagus dan saham2 yang mudah dianalisa support-resisten dan trennya secara teknikal. 

3. Peluang

Pergerakan harga saham mencerminkan peluang. Naik turunnya saham bisa menjadi peluang yang bisa anda ambil untuk meraup keuntungan dalam trading. 

Tetapi peluang setiap saham juga berbeda-beda tergantung dari faktor2 fluktuatif dan kualitas saham itu tadi. Semakin stabil dan bagus kualitas saham, peluang anda untuk menganalisa dan mendapatkan saham di harga bagus akan semakin besar, karena anda lebih mudah untuk menganalisis saham tersebut, demikian juga sebaliknya. 

4. Risiko saham 

Jangan lupa juga bahwa harga saham itu tidak akan lepas dari unsur risiko. Setiap saham memiliki risiko turunnya harga. Risiko setiap saham juga berbeda-beda. Ada saham yang yang risikonya rendah. Ada saham yang risikonya tinggi. Semakin tinggi fluktuatif suatu saham, maka risikonya juga semakin besar dan sebaliknya. 

Sebagai trader saham, anda harus bisa menilai bahwa saham2 yang naik-turunnya terjadi dalam waktu cepat, dan likuiditasnya sangat kecil, maka risiko saham tersebut tinggi. Kalau anda adalah tipikal trader konservatif, tentu saham2 tersebut sebaiknya dihindari. 

Empat hal penting tentang harga saham ini harus anda pahami, karena keempat hal inilah yang akan menjadi dasar, analisa / pertimbangan anda dalam memilih saham sesuai dengan strategi dan time frame trading anda. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Manfaat Pasar Modal bagi Investor Saham

Manfaat Pasar Modal bagi Investor Saham

Pasar modal adalah salah satu instrumen investasi yang menjanjikan selain instrumen investasi seperti properti, tanah, emas, deposito. Pasar modal saat ini juga semakin dikenal oleh berbagai kalangan, karena sudah banyak para investor saham yang bisa menghasilkan profit yang memuaskan dari pasar modal tersebut. 

Di pasar modal sendiri ada 3 instrumen trading / investasi yang diminati oleh masyarakat, yaitu: Saham, obligasi dan reksadana. Instrumen investasi saham ini

Karena instrumen saham bisa memberikan potensi return yang jauh lebih tinggi dibandingkan reksadana dan obligasi. Reksadana dan obligasi tidak setinggi saham return-nya, namun fluktuatifnya lebih terjaga. 

Nah, apa sajam manfaat-manfaat pasar modal? Tentu saja pasar modal memiliki banyak manfaat untuk investor. Ada 7 manfaat pasar modal bagi investor, yaitu sebagai berikut:  

1. Mendapatkan pelipatgandaan aset jangka panjang 

Dengan investasi saham (dan tentunya harus dilakukan dengan cara yang benar), anda bisa mendapatkan kenaikan nilai aset yang berlipat dalam jangka panjang. Sebagai contoh, saham Unilever (tahun 2003) harganya masih berada di kisaran 3.000. 10 tahun kemudian harganya sudah mencapai 40.000. 

Ini artinya, kalau pada tahun tersebut anda menginvestasikan saham UNVR anda sebesar di harga 3.000 sebanyak Rp50 juta, maka 10 tahun mendatang jika anda menjual di harga 39.000 profit anda menjadi kurang lebih Rp592 juta alias naik 1.194%, belum ditambah dengan dividennya. 

2. Menghindari risiko turunnya nilai uang 

Jika anda hanya menyimpan uang anda di tabungan, maka nilai uang anda akan terus turun, dan anda tidak akan mendapatkan apapun, kecuali bunga (tapi bunga bank jumlahnya juga sangat kecil). 

Kenapa nilai uang terus turun? Karena harga kebutuhan terus meningkat, sedangkan nominal uang yang anda pegang jumlahnya tetap. Nah, dengan invesasi saham / reksadana di pasar modal, anda bisa menghindari turunnya nilai uang, karena dengan investasi di pasar modal, nilai uang anda akan terus bertambah / meningkat. 

3. Sebagai bekal di hari tua

Investasi di pasar modal bisa menjadi bekal anda di hari tua. Anda bisa membeli dan menyimpan saham-saham untuk hari tua anda, di mana ketika memasuki pensiun, anda sudah memiliki saham2 yang fundamentalnya bagus, dan anda bisa mendapatkan dividen rutin, serta kenaikan harga saham itu sendiri.  

4. Pasar modal sebagai pasif income

Pasar modal bisa menjadi sarana pasif income, yaitu melalui investasi saham, reksadana maupun obligasi. Dengan investasi, anda bisa mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu tertentu, tanpa anda harus banyak bekerja. Namun tentunya, untuk memilih instrumen investasi di pasar modal, sebelumnya anda harus menganalisa dan memilih instrumen investasi yang menguntungkan untuk anda. 

Di saham misalnya, dengan memilih saham2 yang fundamentalnya bagus, anda bisa mendapatkan pasif income dari kenaikan harga saham jangka panjang, dan juga dari dividen yang dibagikan tiap tahun.  

5. Mendapatkan keuntungan dari fluktuatif jangka pendek

Pasar modal juga memberikan keuntungan bagi trader untuk memanfaatkan keuntungan dari fluktuatif harga saham dalam jangka pendek, sehingga pasar modal ini bisa menjadi sarana untuk anda yang ingin dapat profit dalam jangka waktu lebih cepat / singkat.  

6. Mendayagunakan uang yang menganggur

Dengan adanya pasar modal, anda bisa menggunakan uang menganggur anda untuk investasi dan mendapatkan profit dari investasi anda tersebut. Ketimbang uang menganggur yang anda miliki, tidak anda dayagunakan, atau bahkan nantinya anda pakai untuk hal2 konsumtif, maka uang menganggur yang diinvestasikan di pasar modal bisa memberikan profit yang lebih besar. 

7. Saham bisa diwariskan

Manfaat lainnya, saham juga bisa anda wariskan pada anak cucu anda. Sehingga keuntungan / manfaat saham ini tidak hanya anda rasakan sendiri, namun bisa anda wariskan keuntungan yang anda miliki. 

Itulah manfaat-manfaat pasar modal bagi investor saham. Tentunya, anda harus melakukan analisis-analisis sebelum memutuskan untuk membeli saham, ataupun instrumen investasi lain, supaya investasi yang anda lakukan benar, sehingga anda pun bisa mendapatkan manfaat2 tersebut. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Analisa Market: Indeks Dow Jones, S&P500, Nasdaq

Analisa Market: Indeks Dow Jones, S&P500, Nasdaq

Di halaman Rekomendasi Saham, saya sering mengulas analisa dan pergerakan saham-saham yang potensial. Tapi disitu, saya juga sering menambahkan ulasan-ulasan tentang kondisi pasar saham Amerika Serikat (AS) terkini khususnya indeks Dow Jones, indeks SP500 dan indeks Nasdaq. 

Dari sinilah banyak rekan-rekan pembaca web Saham Gain bertanya: "Pak kenapa sering ulas Bursa saham AS juga? Pengaruhnya apa ke IHSG? Bukankah kita trading di pasar saham Indonesia, apakah Bursa saham AS juga bisa mempengaruhi IHSG?"

Memang pergerakan pasar saham AS (ketiga indeks itu tadi) tidak selalu berpengaruh terhadap IHSG. Tetapi ada momen dan saat-saat tertentu di mana anda harus memperhatikan pergerakan indeks2 tersebut, karena indeks AS juga bisa mempengaruhi pergerakan IHSG.. 

Dalam hal apa anda perlu memperhatikan pergerakan indeks Dow Jones, SP500, Nasdaq?

Ketika pasar saham sedang mengalami kondisi (strong) bearish, dan banyak sekali sentimen2 negatif di seluruh pasar saham dunia, maka untuk anda KHUSUSNYA PARA TRADER SAHAM yang ingin trading dan mengincar saham untuk jangka pendek, anda harus pertimbangkan kondisi market AS sebelum anda membeli saham di hari besoknya. 

Kondisi pasar saham yang buruk ini sudah terjadi beberapa kali di pasar saham Indonesia dan dunia, misalnya tahun 2008, 2015, awal 2020 (saat ada wabah virus Corona). 

Jadi katakanlah sekarang adalah hari Jumat pagi... Kemudian setelah kita cek closing price indeks Dow, SP500 dan Nasdaq semalam (Kamis malam waktu Indonesia) pada berguguran. 

Maka sebaiknya anda jangan trading saham walaupun sudah banyak saham yang turun, kecuali kalau anda ingin scalping trading dengan mengincar saham2 lapis tiga. Pelajari juga: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading. 

Menurut analisa yang sering saya amati, indeks saham AS bisa dikatakan turun tajam apabila penurunannya diatas 1% sehari (apalagi kalau ketiga indeks pada kompak turun). Jadi kalau sudah turun diatas 1%, apalagi sampai 2-3%, maka itu sudah pertanda kalau pembukaan IHSG bakalan ikutan drop. Contohnya seperti pergerakan 3 indeks berikut: 



Klik gambar untuk memperbesar

Ketika indeks Dow Jones jatuh sebesar 3,15%, diikuti Nasdaq -2,77% dan S&P500 -3,03%, maka IHSG paginya langsung dibuka turun 1% lebih dan masih berlanjut turun sekitar 2%. Padahal di hari2 sebelumnya, IHSG sudah turun dan banyak saham yang harganya di support. Tetapi karena ada sinyal indeks jatuh, maka hal ini turut mempengaruhi IHSG. 

Bayangkan kalau anda membeli saham di saat seperti itu, maka yang terjadi saham yang anda beli akan turun terus. Bukankah lebih baik wait and see ketika kita sudah melihat sinyal dari indeks AS yang pada berguguran?

Jadi itulah alasan mengapa anda perlu memperhatikan juga analisa indeks AS, terutama kalau kondisi market sedang acak adut.  

"Tapi Pak Heze, kenapa indeks AS turun kok bisa pengaruh ke IHSG? Kan market dan saham-sahamnya saja berbeda?" Tanya anda 

Ya ini sebenarnya lebih ke alasan psikologis saja sih. Karena bursa saham AS selalu menjadi indeks acuan, bukan hanya di Indonesia tapi seluruh dunia. Jadi kalau indeks AS sedang jelek, hal ini bisa memicu reaksi pasar untuk menjual saham atau bahasa sahamnya adalah panic selling. 

Di satu sisi, kalau indeks AS jatuh sebanyak itu, pasti ada apa-apanya kan? Biasanya hal ini terjadi karena memang ada gejolak ekonomi sehingga membuat pasar saham jatuh.

Jadi sekali lagi, untuk anda trader saham, ketika market sedang dalam kondisi yang kurang baik dan anad ingin trading, sering2 juga perhatikan kondisi ketiga indeks tersebut (penutupan kemarin malam), untuk memutuskan apakah anda akan beli saham atau wait and see dulu. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Mencari Data Aksi Korporasi Perusahaan

Mencari Data Aksi Korporasi Perusahaan

Aksi korporasi (corporate action) yang dilakukan perusahaan dapat memiliki pengaruh yang besar pada harga saham, sehingga aksi korporasi ini penting untuk anda cermati terutama kalau anda berniat mengincar saham2 yang dalam waktu dekat akan melakukan aksi korporasi. 

Historis aksi korporasi yang dilakukan emiten juga bisa anda jadikan sebagai analisa, untuk melihat apakah aksi korporasi perusahaan tertentu memiliki pengaruh yang signifikan ke harga saham atau tidak.  

Jika anda ingin menganalisis aksi korporasi dan pengaruhnya ke pergerakan saham jangka pendek - menengah, anda bisa mencari data historis aksi korporasi perusahaan. Yup, anda bisa mencarinya melalui situs IDX. Berikut langkah-langkah mencari data aksi korporasi perusahaan:  

1. Buka situs Idx.co.id --> Perusahaan Tercatat --> Aksi Korporasi 


Tampilan IDX seperti diatas dan untuk mencari aksi korporasi perusahaan, anda bisa ikuti langkah2 seperti pada gambar diatas. 

2. Cari aksi korporasi yang anda inginkan

Setelah anda klik Aksi Korporasi, akan muncul tampilan aksi korporasi berikut ini: 

Data aksi korporasi perusahaan
Pada situs IDX, anda bisa mencari kode / nama perusahaan. Jadi jika ingin mencari perusahaan spesifik yang melakukan aksi korporasi, anda bisa langsung ketikkan nama perusahaan yang anda cari. 

Anda juga bisa memilih 'Tipe Aksi'. Anda bisa mencari jenis aksi korporasi yang ingin anda cari. Misalnya perusahaan2 yang melakukan stock split, atau right issue, atau waran dan lain-lain. 

Setelah itu, anda juga bisa melakukan pilihan tanggal aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan, misalnya rentang 1 tahun (tanda kuning). 

Disini saya coba mencari perusahaan2 apa saja yang melakukan aksi korporasi stock split mulai periode Januari 2019 - Februari 2020, dan akhirnya didapatkanlah data-data perusahaan2 apa saja yang melakukan stock split seperti berikut ini:  


Perhatikan tanda persegi hijau diatas. Itulah perusahaan2 yang melakukan aksi korporasi stock split selama periode Januari 2019 - Februari 2020. 

Jadi kalau anda sedang mencari aksi korporasi entah untuk kepentingan analisa saham, atau untuk analisa-analisa yang lain, itulah cara mencari data aksi korporasi perusahaan. Anda bisa cari dan dapatkan datanya melalui situs IDX, dengan langkah2 diatas.

Saya pribadi biasanya mencari data historis aksi korporasi untuk melihat pengaruh aksi korporasi tertentu dalam jangka pendek - menengah terhadap naik turunnya suatu saham (bisa kita lihat tanggal aksi korporasi, lalu kita analisa chartnya sendiri untuk melihat kecenderungan trennya pasca aksi korporasi). 

Cara ini cukup bagus agar anda bias mendapatkan gambaran kecenderungan tren saham ketika melakukan aksi korporasi, sehingga bisa menjadi dasar analisa anda untuk memutuskan apakah aksi korporasi tertentu bisa anda jadikan keputusan akumulasi saham atau wait and see dulu. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Pengalaman Trading Saham:  Berapa Lama Trader Bisa Dapat Profit Konsisten?

Pengalaman Trading Saham: Berapa Lama Trader Bisa Dapat Profit Konsisten?

Berapa lama bisa dapat profit konsisten di pasar saham? Begitulah pertanyaan yang sangat umum ditanyakan oleh pemula dan trader yang masih belum bisa dapat profit konsisten. Terkait cara mengukur profit konsisten, saya pernah menuliskannya disini: Profit Konsisten Saham, Berapa Target Anda?

Di pos ini, saya akan lebih berbagi pada anda tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan trader untuk bisa profit konsisten. Dan tentunya di pos ini, saya juga akan bercerita tentang pengalaman pribadi penulis di trading saham. 

Memang banyak sekali pemula yang bertanya pada saya tentang berapa lama agar bisa dapat profit di pasar saham. Pertanyaan seperti ini sebenarnya relatif sekali jawabannya. Saya selalu jawab: Tergantung keseriusan anda menjalani trading. Tidak ada ukuran baku berapa lama anda bisa dapat profit konsisten. 

Ibarat orang sukses. Kesukesan seseorang bisa diraih di usia yang berbeda-beda. Ada yang sukses di usia 45 tahun. Ada orang sukses di usia 35 tahun. Bahkan ada orang sukes di usia sebelum 30 tahun atau biasa kita sebut pengusaha muda. Sebaliknya, ada juga orang yang belum sukses karena malas bekerja. 

Jadi kembali lagi, jika anda bertanya berapa lama saya bisa untung konsisten alias sukses di trading saham? Itu semua tergantung dari anda. Apakah anda serius mau praktik trading atau hanya jadi 'follower' dengan menelan rekomendasi mentah-mentah, malas menganalisis, tidak mau mengevaluasi kerugian yang ada.

Tidak ada jaminan anda trading 10 tahun pasti bisa dapat profit konsisten, kalau anda tidak pernah mengevaluasi kesalahan trading anda. Ada pebisnis yang bisa mulai untung konsisten hanya dalam 2 tahun investasi, karena memang pebisnis saham tersebut memiliki basic investasi dan kemauan yang kuat untuk terus menganalisis. 

Bagaimana dengan pengalaman saya sendiri? Well, saya pribadi baru bisa mulai dapat profit konsisten setelah 3,5 tahun trading saham.

"3,5 tahun? Lama juga ya?" Kata anda. 

3,5 tahun memang bukan waktu yang terlalu cepat untuk dapat profit konsisten. Tapi memang setelah 3,5 tahun trading saham, saya baru merasakan menganalisis saham rasanya jauh lebih mudah, bisa lebih akurat memprediksi pergerakan saham dibandingkan saat awal-awal trading saham, di mana dulu saya harus banyak menelan kerugian, nyangkut, cut loss, gampang panik, mudah mengikuti saran orang lain, lupa menganalisis dan lain-lain. 

Setelah 3,5 tahun trading, saya mulai menemukan pola trading / trading plan yang cocok untuk saya. Dan akhirnya saya merombak semua strategi trading, mengevaluasi kembali dan meracik ulang portofolio saya. Disanalah titik balik trading saya, yang awalnya untung-rugi-untung-rugi mulu, jadi lebih besar profitnya daripada kerugian. 

Atas dasar inilah saya sering menuliskan di web Saham Gain: Kalau anda masih pemula 1-3 tahun di dunia saham, anda ada kecenderungan / kemungkinan yang lebih besar panik saat melihat saham turun

Itu adalah hal yang wajar, karena saya mengalaminya sendiri. Namun dengan terus praktik trading, lama-kelamaan anda pasti akan bisa mengatasi semua itu. Jadi ya memang tidak ada cara yang super instan untuk bisa cepat kaya dari trading. 


Kalaupun anda bisa profit besar dalam beberapa bulan pertama trading, cobalah untuk menguji kembali sistem trading anda. Jika selanjutnya anda banyak rugi, itu artinya  kemungkinan anda hanya beruntung. 

Apakah mungkin saya profit konsisten dibawah 3 tahun Pak Heze? Tanya anda lagi

Di pasar saham semua kemungkinan bisa terjadi. Apakah anda bisa profit konsisten hanya dalam 2 tahun trading? Bisa saja. Apakah 3 tahun bisa profit konsisten? Saya jawab bisa. Semua kembali lagi pada anda, apakah anda memiliki mental yang kuat? Apakah anda memiliki kemauan kuat untuk menganalisa dan mempelajari kesalahan2 dari trading anda? 

Saya mengatakan profit konsisten yang baru bisa saya dapatkan setelah 3,5 tahun ini apa adanya, dan saya tidak memberikan janji-janji surga pada anda. Saya tidak mengatakan bahwa trading itu mudah sekali, bisa profit ratusan persen dalam waktu cepat. Memang trading saham akan terasa lebih mudah jika anda SEMAKIN PENGALAMAN.

Jadi sebenarnya, dalam trading saham anda bukan hanya mikir profit melulu. Tetapi kemampuan anda untuk bertahan di pasar saham, kemampuan anda mengendalikan emosi trading, manajemen modal, memanfaatkan momentum analisis teknikal, itu yang sangat berpengaruh pada keberhasilan anda meraih profit konsisten. 

Sayangnya banyak trader yang sudah menyerah duluan saat trading saham tidak menghasilkan, rugi terus. Hal ini karena trader tidak memiliki dasar-dasar atau pondasi yang dibutuhkan dalam trading saham seperti yang saya tuliskan diatas. Sebaliknya, trader mudah termakan janji-janji surga yang mengatakan beli saham bisa untung tanpa rugi. 

Padahal semua itu tidak bisa anda dapatkan kalau anda tidak mencari pengalaman dulu di dunia saham, dan mustahil bisa profit dengan rugi sekecil mungkin kalau anda tidak mengetahui cara bertahan di pasar saham. 

Bagaimana caranya saya bisa bertahan 3,5 tahun dengan banyak saham rugi, nyangkut, cut loss sebelum saya bisa mulai bangkit perlahan? 

Nah inilah yang penting. Bertahan di pasar saham berarti anda harus punya mental trading yang baik. Anda harus punya trading plan dan cara mengelola modal (manajemen modal) dengan baik. 

Analisis teknikal itu sangat penting. Namun tanpa semua itu, mustahil anda bisa bertahan di pasar saham dan mendapatkan profit konsisten. Semua yang saya aplikasikan dalam trading, juga saya rangkum dalam materi disini: Buku Trading dan Belajar Saham. 

Materi di ebook ini bukan berisi janji-janji surga yang tidak masuk akal. Namun materi di ebook saya berikan pada anda sebagai pondasi dan cara anda agar anda bisa bertahan dalam kondisi pasar apapun, dalam situasi apapun (baik saat anda sedang untung maupun rugi). 

Dengan materi ini, anda bisa mengaplikasikan trading anda dengan lebih baik, mematok target-target yang masuk akal, dan tentu anda bisa meraih profit yang lebih konsisten. 

Mulai sekarang, cobalah untuk mengaplikasikan cara trading yang benar. Kalau anda masih pemula, anda harus memulainya dengan benar. Kalau anda sudah cukup lama trading tapi merasa belum bisa profit konsisten, evaluasilah dahulu trading yang sudah anda jalankan. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Strategi Portofolio Aktif dan Pasif - Bagian II

Strategi Portofolio Aktif dan Pasif - Bagian II

Di pos sebelumnya yang sudah kita bahas bersama disini: Strategi Portofolio Aktif dan Pasif - Bagian I, kita sudah membahas mengenai strategi portofolio aktif dan strategi portofolio secara umum. 

Seperti yang kita bahas, bahwa portofolio saham itu merupakan kombinasi beberapa saham, di mana portofolio bisa dibagi menjadi portofolio diversifikasi dan portofolio konsentrasi. Selain itu, portofolio investasi dibagi menjadi strategi portofolio aktif dan portofolio pasif. 

Di bagian II tulisan ini, kita akan membahas lebih detail mengenai strategi portofolio pasif dan penerapannya di dalam investasi saham. 

JENIS STRATEGI PORTOFOLIO PASIF 

Ada dua cara atau jenis yang digunakan ketika menggunakan strategi portofolio pasif, yaitu beli dan simpan saham (buy and hold) dan mengikuti indeks saham / sektor (Indexing alias trend following). Berikut penjelasannya:  

1. Beli dan simpan (buy and hold)

Strategi ini dilakukan dengan cara menganalisa saham-saham perusahaan secara detail berdasarkan kinerja fundamental & laporan keuangannya. Setelah itu, investor akan memilih saham2 yang bagus yang dianggap mampu mencetak return / profit maksimal. 

Setelah itu, investor akan menyimpan (hold) saham tersebut dan tidak menjualnya dalam jangka waktu tertentu. Sesuai dengan namanya, strategi ini dinamakan dengan beli dan simpan. Investor tidak banyak memantau pergerakan harga saham  (pasif). 

2. Mengikuti indeks (indexing) 

Strategi ini dilakukan dengan cara mengikuti pergerakan indeks, yaitu investor melakukan diversifikasi modal ke beberapa saham di satu indeks saham tertentu. Harapannya, invetor mendapatkan return yang kurang lebih sama dengan return indeks yang bersangkutan. 

Sebagai contoh, investor membeli beberapa saham yang tergabung dalam indeks LQ45, dengan tujuan mendapatkan return ekspektasi yang kurang lebih sama dengan indeks LQ45 tersebut. 

KELEBIHAN & KEKURANGAN STRATEGI PORTOFOLIO PASIF 

Sesuai namanya, strategi portofolio pasif berarti investor pasif alias tidak banyak melakukan aktivitas jual beli saham. Namunbukan berarti investor tidak mengamati, menganalisa atau mengabaikan informasi2 penting yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham di portofolio investor. 

Analisa dan pengetahuan market tetaplah menjadi hal utama yang dibutuhkan oleh investor yang menjalankan strategi pasif untuk bisa memilih saham2 yang berkualitas. 

Banyak pertentangan bahwa strategi portofolio pasif cocok untuk investor yang tidak memiliki banyak waktu memantau saham. Di satu sisi, perdebatan lain mengatakan bahwa strategi pasif membuat investor sering ketinggalan informasi2 relevan di pasar saham. 

Oleh karena itu, anda perlu memahami kelebihan maupun kekurangan yang ada pada penerapan strategi portofolio pasif. Sekarang, mari kita bahas. 

Kelebihan Strategi Portofolio Pasif   

Investor tidak perlu melakukan banyak eksekusi beli jual dalam investasi. Hal ini dapat meminimalkan bias dalam analisis dan mengambil keputusan invetasi. Karena investor tidak mudah  terpengaruh oleh isu-isu (yang bisa menyebabkan bias) di dalam analisis saham. 

Investor melakukan aksi / eksekusi jika target-target investor telah tercapai atau adanya kejadian yang menyebabkan anomali harga saham. Anomali bisa terjadi dalam dua hal, yaitu yang menyebabkan harga saham naik atau turun secara signifikan. 

Kekurangan Strategi Portofolio Pasif 

Strategi portofolio pasif akan memberikan return realisasi kurang lebih sama dengan return pasar. Hal ini karena pada strategi portofolio pasif investor memprioritaskan untuk memilih saham berdasarkan pergerakan indeks saham tertentu. 

Sehingga dengan strategi tersebut, investor juga berpotensi kehilangan momen-momen yang bagus untuk mendapatkan abnormal return positif pada saat terjadi kenaikan harga saham yang cukup tinggi ketika ada sentimen2 positif di pasar saham. 

Hal ini kebalikan dari strategi portofolio aktif, di mana investor akan lebih aktif memilih saham-saham yang bisa memberikan potensi return yang maksimal, diatas return pasar. 

Itulah strategi portofolio pasif yang sudah kita bahas bersama di bagian II tulisan ini. Semoga bermanfaat untuk anda dapat anda jadikan sebagai referensi. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Jam Trading Saham yang Baik

Jam Trading Saham yang Baik

Beberapa waktu lalu, saya mendapatkan pertanyaan dari seorang rekan trader. Dan pertanyaannya cukup menarik untuk kita bahas dalam praktik trading. Pertanyaannya sebagai berikut: 

"Pak Heze saya biasanya membeli dan antri saham di pagi hari sebelum market buka, saya antri pakai book order. Terkadang saat market lagi jalan, saya juga order beli. Tapi seringkali saya tidak mendapatkan order harga yang sudah saya pasang. Jam trading saham yang baik itu antara jam berapa saja, agar kita bisa mendapatkan angka buy yang bagus?"

Jujur saja, kalau saya ditanya seperti ini, saya tidak bisa jawab dengan akurat. Lho kenapa? 

Jam trading di Bursa saham itu berlangsung antara jam 09:00-16:00. Dan sebelum pukul 09:00 itu ada yang namanya sesi pre-opening jam 08:55, di mana saham2 LQ45 sudah mulai "dibuka" pada sesi tersebut. Untuk lebih jelasnya anda bisa baca: Jam Trading di Bursa Saham Indonesia. 

Nah, di setiap menit, setiap jam, setiap kesempatan, pasti akan ada momen2 di mana harga saham bagus untuk dibeli. Baik itu pagi hari tepat jam 09:00, atau siang hari, atau bahkan sore harinya. 

Anda tidak boleh terpaku pada satu jam trading tertentu. Karena momen trading yang bagus itu bisa datang kapan saja, tergantung pola grafik sahamnya.  Memang di pos ini: Strategi Trading Saham Efektif di Pagi Hari, antara pukul 09:00-11:30, saya menuliskan bahwa pagi hari adalah waktu yang cukup bagus membeli saham. 

Namun saya juga memberikan beberapa poin penting, bahwa anda juga harus mempertimbangkan kondisi market saat itu, dan mencari saham2 yang memang punya teknikal yang bagus saat closing market, sehingga pagi harinya berpotensi buat naik. 

Jadi meskipun saya akui berdasarkan pengalaman saya, bahwa beli saham di pagi hari itu cukup efektif (sahamnya bisa naik), tapi hal ini TIDAKLAH ABSOLUT, karena poin2 yang saya sampaikan tadi  

Artinya, kalau anda bertanya pada saya jam trading yang terbaik, paling ideal, paling efektif itu jam berapa, maka sebenarnya semua momen terbaik di setiap saat bisa anda temukan. 

Jadi begini, jangan pernah mencoba untuk menemukan kapan jam terbaik buat trading. Anda tidak akan menemukan waktu IDEAL yang benar2 ideal untuk buy saham. Market itu fluktuatif. Artinya, anda juga harus fleksibel, tidak boleh kaku dan terpatok dengan satu titik tertentu. 

Nah, kalau anda berangaapan bahwa pagi hari benar2 ideal, ternyata IHSGnya saat itu langsung dibuka anjlok 1,5%, apakah anda masih mau borong saham di saat2 seperti itu? 

Saran saya: Anda lebih baik fokus pada analisa teknikal, daripada fokus mencari jam trading saham terbaik dan paling ideal.  Karena di jam trading entah itu pagi, pagi menjelang siang, sore, selama di jam trading saham sangat mungkin anda menemukan saham yang bagus yang berpotensi naik.  

Nah kalau anda pasang order, dan order anda sering tidak match, entah saham anda sudah naik duluan sebelum anda sempat dapat sahamnya, itu artinya anda perlu memperdalam analisa saham anda. Bukan masalah jam tradingnya yang tidak mendukung.

Apabila anda punya waktu lebih untuk analisa, anda bisa coba perhatikan pergerakan saham mulai pagi hari. Karena di pagi hari fluktuatif saham biasanya masih cukup bagus, sehingga dengan ini, anda juga punya kesempatan lebih banyak untuk belajar pergerakan2 saham. 

Apa yang saya tulis ini mungkin agak berbeda / kurang berlaku dibandingkan pasar forex. Karena pasar forex dalam sehari bisa diperdagangkan selama 24 jam. Itu artinya, di market forex pasti ada jam2 di mana perdagangan forex cenderung sangat ramai transaksi dan sepi transaksi. 

Tapi kalau di saham sehari perdagangan saham hanya dibuka pukul 09:00 - 16.00. Itu artinya, saya yakin para pelaku pasar alias trader, pasti akan memanfaatkan betul jam2 trading yang 'terbatas' ini, untuk meraup untung. 

Kemudian anda ingin bertanya: "Tapi Pak Heze, kalau saya nggak ada banyak waktu buat memantau market, gimana saya mau melakukan analisa saham?"

Untuk anda yang tidak punya banyak waktu, anda bisa coba beberapa tips dari saya untuk waktu2 terbaik analisa saham. Anda bisa baca2 tulisan saya disini: Cara Analisa Saham untuk Pekerja Kantoran.

Anda yang sibuk, beberapa strategi beli saham dari saya, kalau setelah anda menganalisis dan anda yakin sahamnya bakalan naik, maka anda bisa coba pasang harga beli anda satu-dua poin diatas harga closing hari sebelumnya, atau satu-dua poin dibawah harga closing hari sebelumnya. 

Order anda nantinya mungkin bisa match pagi harinya, siang hari atau bahkan sore hari. But first, sebelum anda lakukan itu, seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, anda harus fokus dulu ke analisa teknikal, ketimbang memikirkan jam trading yang paling baik. 

Semakin rajin anda melakukan analisis saham, semakin tekun anda berproses, anda akan semakin bagus dalam memprediksi saham2 yang akan naik. Memang semuanya ini dibutuhkan proses. Tidak ada keberhasilan yang instan. 

Sebagai tambahan, agar anda bisa semakin bagus dalam menganalisis saham, anda bisa mencoba menganalisis saham ketika hari libur Bursa. Anda bisa baca tulisan saya disini: Cara Melatih Insting Analisis Trading Saham.


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Strategi Portofolio Aktif dan Pasif - Bagian I

Strategi Portofolio Aktif dan Pasif - Bagian I

Di dalam dunia investasi, istilah terdapat istilah strategi portofolio. Strategi portofolio adalah instrumen investasi tertentu yang anda miliki dengan tujuan mendapatkan profit. 

Teori portofolio pertama kali dibahas oleh Harry M. Markowitz (1972) dalam model investasinya yang dikenal sebagai Model Markowitz. Teori ini dibentuk dengan tujuan menghasilkan portofolio optimal yang mampu memberikan return ekspektasi maksimal dengan tingkat risiko tertentu.  

Teori portofolio yang diperkenalkan oleh Markowitz  bisa diterapkan dalam banyak instrumen investasi, termasuk instrumen investasi saham.

Portofolio saham adalah beberapa kombinasi jenis saham yang dimiliki oleh seorang trader / investor. Menurut komposisi saham, portofolio saham dapat dibedakan menjadi dua yaitu: Portofolio konsentrasi dan portofolio diversifikasi

PORTOFOLIO SAHAM KONSENTRASI 

Portofolio konsentrasi merupakan strategi membeli saham dengan cara meng-konsentrasikan saham-saham di sektor yang sama yang memiliki karakteristik pergerakan harga saham yang serupa.

Contoh portofolio konsentrasi misalnya, anda membeli saham-saham yang terdiri dari PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Indofood CBP Tbk (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Maka hal ini disebut sebagai portofolio konsentrasi karena anda membeli saham-saham di sektor usaha yang sama (sektor consumer goods). 

PORTOFOLIO SAHAM DIVERSIFIKASI 

Portofolio diversifikasi terdiri dari pembelian saham dengan komposisi yang beragam (differ) dan umunya terdiri dari saham-saham dari sektor yang berbeda dan tidak berpengaruh satu sama lain. 

Contoh portofolio diversifikasi: Anda membeli saham PT Unilever Indonesia Tbk (sektor consumer goods), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (sektor perbankan), dan PT Indika Energy Tbk (sektor pertambangan). 

Tiga saham tersebut berasal dari tiga sektor yang berbeda, yaitu sektor consumer good, sektor perbankan dan sektor pertambangan yang secara umum tidak memiliki korelasi antar sektor (berkorelasi negatif) dan ketiga sektor tersebut tidak saling mempengaruhi satu sama lain.  

Kelebihan portofolio saham diversifikasi, jika salah satu sektor saham mengalami penurunan, diharapkan saham-saham di sektor lain bisa mengalami kenaikan, sehingga dapat menjadi penyeimbang dalam portofolio saham. 

Di dalam menyusun portofolio saham, ada dua strategi yang umum digunakan yaitu: STRATEGI PORTOFOLIO AKTIF dan STRATEGI PORTOFOLIO PASIF

Strategi Portofolio Aktif 

Strategi portofolio aktif, berarti pelaku pasar saham secara aktif memilih saham berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dan menganalisa pergerakan harga saham yang sedang berlangsung. Seseorang yang menggunakan strategi ini, biasanya lebih aktif dalam melakukan beli-jual saham alias transaksi / berdagang saham. 

Strategi aktif bertujuan untuk memperoleh return ekspektasi diatas rata-rata pengembalian pasar (abnormal return). Di dalam strategi aktif, ada tiga cara yang dipakai: Pemilihan saham, momentum harga saham dan rotasi sektor saham. 

Strategi Portofolio Pasif 

Sebaliknya, pada strategi pasif investor akan lebih pasif dalam melakukan beli-jual saham. Walaupun demikian, investor tetap menggunakan informasi dan analisa-analisa yang dapat membuat mereka bisa mengambil keputusan beli saham. 

Pada strategi ini, investor lebih melakukan analisa detail pada kinerja keuangan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan & harga saham sebelum saham tersebut dibeli. Pada strategi pasif, investor akan lebih melihat kinerja fundamental dan keuangan perusahaan. 

Selebihnya, investor tidak banyak memantau pergerakan harga saham yang sudah dibeli. Hal ini karena strategi portofolio pasif lebih mendasarkan pergerakan pasar saham pergerakan indeks pasar dan fundamental perusahaan yang bersangkutan. 

Ada dua strategi yang dilakukan pada strategi pasif yaitu strategi beli & simpan (buy and hold) dan mengikuti tren indeks (indexing atau follow the trend). 

JENIS-JENIS STRATEGI PORTOFOLIO AKTIF 

Tadi sudah kita bahas 3 cara yang digunakan dalam strategi portofolio aktif: Pemilihan saham, momentum harga dan rotasi sektor. Sekarang kita bahas ketiganya. 

1. Pemilihan saham

Investor saham aktif menganalisis dan memilih saham yang dapat memberikan risk & return terbaik dibandingkan alternatif yang lain. Pemilihan saham ini didasarkan analisis fundamental untuk melihat saham2 yang prospek berdasarkan kinerjanya. 

Di satu sisi, investor juga memilih saham2 yang undervalued (murah). Analisa saham undervalued bisa dilihat melalui PER dan PBV. Silahkan pelajari disini: 

Analisis Fundamental: Price Earning Ratio (PER)
Analisis Fundamental: Price to Book Value (PBV)

2. Momentum harga 

Ada saat-saat tertentu di mana harga saham dapat mencerminkan kinerja perusahaan. dan biasanya terjadi ketika pasar saham sedang bullish, perusahaan mencetak kinerja yang bagus saat pengumuman laporan keuangan. 

Inilah yang dinamakan dengan momentum harga dan momentum inilah yang dimanfaatkan oleh investor untuk meraup profit dari strategi investasi di portofolionya.

3. Rotasi sektor 

Ada dua pendekatan dalam strategi rotasi sektor yaitu konsentrasi dan diversifikasi. Strategi konsentrasi: Strategi investasi pada saham2 yang bergerak di sektor yang sama. 

Strategi diversifikasi: Strategi investasi dengan melakukan modifikasi bobot portofolio pada saham2 di sektor industri berbeda guna mengantisipasi perubahan siklus ekonomi dan pertumbuhan nilai saham perusahaan. 

KELEBIHAN & KEKURANGAN STRATEGI PORTOFOLIO AKTIF 

Kelebihan strategi portofolio aktif

Pada strategi ini, investor harus selalu update analisa-analisa berdasarkan informasi dan data fundamental terbaru. Hal ini membuat keputusan investasi dapat lebih sesuai dengan tren pasar saham yang berlangsung saat itu (Keputusan investasi lebih update dan relevan).

Dengan cara seperti ini, investor akan lebih cermat dan teliti untuk menemukan momentum yang bagus untuk membeli dan menjual saham, sehingga bisa memperoleh return yang maksimal. 


Kekurangan strategi portofolio pasif

Kelemahannya, investor juga bisa berpotensi bias dalam mengambil keputusan investasi, karena ada banyak informasi yang harus disaring dan diupdate dalam analisa pribadinya. Hal ini pada akhirnya juga bisa meningkatkan risiko dalam berinvestasi. 

Strategi aktif juga dapat menimbulkan tingginya fee transaksi saham yang harus dibayar investor jika diaplikasikan pada trader jangka pendek, karena strategi aktif mengharuskan anda untuk lebih sering menganalisa dan memantau market. 

Di tulisan ini tentang 'Strategi Portofolio Aktif dan Pasif ' kita sudah mempelajari tentang strategi portofolio saham dan strategi portofolio aktif. 

Sekarang kita akan masuk ke penjelasan lebih lengkap mengenai strategi portofolio pasif. Anda bisa baca dan pelajari di bagian II tulisan ini disini: Strategi Portofolio Aktif dan Pasif - Bagian II. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Saham Paling Aman untuk Dibeli

Saham Paling Aman untuk Dibeli

Beberapa waktu lalu saya mendapatkan pertanyaan dari salah satu rekan pembaca web Saham Gain ini. Pertanyaannya sebagai berikut: "Pak Heze saham apa yang paling aman untuk dibeli? Saya ingin beli saham yang pasti dan menghindari fluktuatif harga yang terlalu tinggi. Terima kasih atas jawabannya." 

Jawaban saya: Tidak ada saham yang sangat aman, apalagi saham yang bebas risiko. 

"Tapi Pak, bukannya ada saham blue chip yang harganya stabil dan kinerja fundamentalnya bagus? Bukankah saham-saham tersebut sangat aman untuk dibeli?" Timpal anda.

Anggapan saham blue chip, saham-saham consumer goods adalah saham yang aman menurut saya pribadi kurang tepat. Saya setuju bahwa saham-saham yang kinerjanya bagus, saham2 yang produknya selalu dibutuhkan masyarakat itu merupakan saham yang cenderung aman, akan tetapi tidak ada saham yang terlalu aman. 

Hal ini karena semua saham itu mengalami fluktuatif harga, tidak peduli saham blue chip atau bukan. Ada banyak penyebab mengapa harga saham turun. Beberapa penyebab utama karena sahamnya memang sudah naik tinggi. Kedua, sentimen negatif market yang menyebabkan banyak saham turun terus. Baca juga: 2 Penyebab IHSG Turun. 

Artinya, kalau anda membeli saham di harga yang sudah terlalu tinggi (momentum dan analisa tidak tepat), atau anda membeli saham saat kondisi IHSG sedang amburadul, maka sangat mungkin saham yang anda beli harganya turun. 

Nah, kalau anda ingin mencari saham yang cenderung lebih aman, dalam arti anda ingin membeli saham dengan tetap meminimalkan  risiko fluktuatif dan turunnya harga saham yang terlalu tinggi, maka pilihlah: 

1. Saham-saham yang likuid 

Saham yang likuid (dan lebih baik didukung dengan kinerja fundamental yang bagus), adalah saham2 yang cenderung lebih aman untuk dibeli. Karena saham yang likuid memiliki banyak peminat (trader), sehingga ketika harganya turun, saham tersebut akan lebih mudah untuk rebound. Selain itu, saham likuid memiliki pola2 yang lebih mudah dianalisa.

Contoh2 saham likuid bisa anda lihat pada saham2 di indeks LQ45 dan indeks IDX80. Sebagai trader saham, hal ini sudah saya alami secara pribadi, di mana saham2 likuid lebih aman dibandingkan membeli saham2 yang pergerakannya tidak pasti dan trennya acak-acakan. 

Pelajari juga: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun. 

2. Saham yang bagus secara teknikal 

Membeli saham yang likuid saja tentu tidak cukup. Anda harus lakukan analisa juga sebelum membeli saham. Kalau anda ingin trading, anda harus mencari saham2 yang bagus secara analisis teknikal. 

Karena tidak ada saham yang kebal koreksi, tidak ada saham yang anti turun. Dengan analisis teknikal, anda bisa melihat saham-saham yang punya pola bagus untuk dibeli, dan melihat saham2 yang pergerakannya berisiko, sehingga anda bisa memilah saham mana yang cenderung menguntungkan untuk trading, dan saham2 yang berisiko serta harus dihindari. 

Pelajari juga:  Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

3. Saham-saham yang kinerjanya bagus, dengan time frame jangka panjang

Jika tujuan anda beli saham untuk menghindari fluktuatif, maka ada baiknya anda menjadi INVESTOR SAHAM JANGKA PANJANG, dengan cara memilih saham-saham yang fundamentalnya bagus, contohnya adalah saham2 blue chip. Baca juga: Belajar Analisis Fundamental Saham. 

Dalam jangka pendek, saham2 pasti akan fluktuatif dan sangat mungkin suatu saham harganya turun drastis entah karena koreksi atau sentimen market saat itu. Namun, perusahaan yang memiliki kinerja bagus, sahamnya akan naik dalam jangka panjang (diatas 1 tahun). 

Jadi mulai sekarang jangan beranggapan bahwa dengan membeli saham-saham tertentu (yang kata Si A, kata SI B bagus), saham anda bakalan 100% aman tidak ada rugi dan pasti untung terus. 

Seperti saya jelaskan diatas bahwa tidak ada saham yang bebas risiko. Kalau anda membeli saham asal-asalan, membeli saham hanya karena perusahaanya terkenal tanpa melakukan analisis teknikal atau fundamental, tidak melakukan analisa market, maka sangat mungkin saham yang anda beli turun. 

Kalau anda melakukan hal tersebut (beli saham tanpa analisa), hal ini tidak lebih dari sekedar gambling / judi, yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan kerugian dan risiko lebih besar. 

Itulah mengapa sebelum terjun ke pasar saham, setiap dari anda harus memiliki bekal pengetahuan terlebih dahulu, yaitu pelajari dan pahami praktik2 analisis teknikal, analisis fundamental, bandarmologi (tambahan) dan ulasan market / IHSG yang bisa mempengaruhi saham. 

Jika anda sudah memiliki pengetahuan yang benar, anda akan lebih mudah untuk mencari saham paling aman untuk dibeli berdasarkan screening dan analisa pribadi. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

4 Momen yang Bagus untuk Beli Saham

4 Momen yang Bagus untuk Beli Saham

Pada saat anda memutuskan untuk membeli saham, anda harus bisa melakukan kombinasi analisa teknikal dengan momen yang bagus. Di web Saham Gain ini, saya juga sudah beberapa kali menuliskan bahwa momentum dalam trading itu sangatlah diperlukan, supaya anda tidak mudah terjebak membeli saham di saat yang salah. 

Seperti apa momen yang bagus untuk membeli saham itu? Berdasarkan pengalaman trading yang saya jalankan, terdapat empat momen bagus yang bisa anda manfaatkan untuk membeli saham:  

1. Saat harga saham sedang diskon atau murah

Ketika anda menemukan banyak saham (terutama saham-saham pilihan anda) yang sedang diskon atau murah, maka itulah momen yang bagus untuk anda membeli saham. Jangan menyia-nyiakan momen ini. 

Konsep dasar trading yang harus anda pahami adalah: Beli saat mau naik dan jual saat mau turun. Ini artinya ketik harga saham sudah diskon, saham tersebut sesungguhnya sudah menunjukkan potensi akan naik. 

Ibarat ketika supermarket memberikan harga diskon di momen tertentu, supermarket tersebut pasti akan lebih ramai, dan orang akan membeli lebih banyak barang. Hal ini juga berlaku di pasar saham. Baca juga: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun. 

Contoh Saham ASII. Ketika turun, harganya akan naik lagi. 

Karena strategi ini terbukti sangat efektif untuk mendapatkan profit, saya menuliskan praktik-praktik tentang menemukan saham-saham yang diskon secara analisis teknikal, dan memiliki potensi naik. Anda bisa baca disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon. Praktik ini bisa anda terapkan untuk pemula sampai expert. 

Hal ini karena saham yang turun dan kelihatannya murah, bisa saja saham tersebut masih turun. Maka dari itu anda harus bisa membedakan saham2 yang murah secara teknikal dan tidak. Selain itu, anda harus bisa mencari saham2 murah yang tepat untuk ditradingkan. 

2. Saat saham breakout 

Pada saat harga saham sudah breakout dari tren turun (downtrend), maka itu adalah salah satu momen yang bagus untuk membeli saham. Kalau suatu saham breakout didukung kondisi IHSG yang bagus, maka saham tersebut biasanya akan mampu naik lebih lama. 

Selain itu, saham2 yang punya likuiditas bagus (banyak buyer dan sellernya), umumnya saham tersebut memiliki peluang naik lebih lama setelah breakout, walaupun di dalam tren breakoutnya, suatu saham pasti juga mengalami fluktuatif. Saya pernah menuliskan sedikit strategi membeli saham breakout disini: Strategi Trading Saham: Buy on Breakout. 

3. Saat IHSG sedang koreksi 

Pada saat IHSG sedang koreksi, umumnya mayoritas saham juga akan mengalami koreksi. Anda harus bisa memanfaatkan momen koreksi IHSG ini untuk membeli lebih banyak saham. Jadi kombinasi menemukan saham yang murah dan melihat momentum IHSG ini merupakan momen yang bagus untuk membeli saham. Baca juga: Makna Dari: "Be Fearful When Others Greedy dan Greedy When Others Are Fearful" - Part II

4. Saat IHSG sedang bagus 

IHSG sedang bagus yang saya maksud adalah ketika IHSG sedang bergerak stabil (tidak downtrend), atau IHSG sedang banyak sentimen2 positif, dan pasar saham lebih ramai dibandingkan biasanya. 

Contohnya? Salah satunya anda masih ingat ketika Tax Amnesty tahun 2016 lagi gencar dijalankan, saat itu pasar saham kita cenderung ramai, stabil dan banyak saham2 yang mulai naik. Momen seperti ini bagus untuk membeli dan menyimpan saham. 

Itulah empat momen yang bagus untuk trading. Artinya kalau anda menemukan momen2 seperti ini, plus anda sudah memiliki pilihan2 saham apa yang mau anda beli, jangan ragu untuk membeli saham. 

Sayangnya banyak trader yang terbalik menerapkan konsep trading ini. Banyak trader yang takut membeli saham saat momennya bagus, dan justru nekad beli saham saat saham2 sudah overvalue atau membeli saham saat market masih lesu. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

4 Momen yang Bagus untuk Beli Saham

4 Momen yang Bagus untuk Beli Saham

Pada saat anda memutuskan untuk membeli saham, anda harus bisa melakukan kombinasi analisa teknikal dengan momen yang bagus. Di web Saham Gain ini, saya juga sudah beberapa kali menuliskan bahwa momentum dalam trading itu sangatlah diperlukan, supaya anda tidak mudah terjebak membeli saham di saat yang salah. 

Seperti apa momen yang bagus untuk membeli saham itu? Berdasarkan pengalaman trading yang saya jalankan, terdapat empat momen bagus yang bisa anda manfaatkan untuk membeli saham:  

1. Saat harga saham sedang diskon atau murah

Ketika anda menemukan banyak saham (terutama saham-saham pilihan anda) yang sedang diskon atau murah, maka itulah momen yang bagus untuk anda membeli saham. Jangan menyia-nyiakan momen ini. 

Konsep dasar trading yang harus anda pahami adalah: Beli saat mau naik dan jual saat mau turun. Ini artinya ketik harga saham sudah diskon, saham tersebut sesungguhnya sudah menunjukkan potensi akan naik. 

Ibarat ketika supermarket memberikan harga diskon di momen tertentu, supermarket tersebut pasti akan lebih ramai, dan orang akan membeli lebih banyak barang. Hal ini juga berlaku di pasar saham. Baca juga: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun. 

Contoh Saham ASII. Ketika turun, harganya akan naik lagi. 

Karena strategi ini terbukti sangat efektif untuk mendapatkan profit, saya menuliskan praktik-praktik tentang menemukan saham-saham yang diskon secara analisis teknikal, dan memiliki potensi naik. Anda bisa baca disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon. Praktik ini bisa anda terapkan untuk pemula sampai expert. 

Hal ini karena saham yang turun dan kelihatannya murah, bisa saja saham tersebut masih turun. Maka dari itu anda harus bisa membedakan saham2 yang murah secara teknikal dan tidak. Selain itu, anda harus bisa mencari saham2 murah yang tepat untuk ditradingkan. 

2. Saat saham breakout 

Pada saat harga saham sudah breakout dari tren turun (downtrend), maka itu adalah salah satu momen yang bagus untuk membeli saham. Kalau suatu saham breakout didukung kondisi IHSG yang bagus, maka saham tersebut biasanya akan mampu naik lebih lama. 

Selain itu, saham2 yang punya likuiditas bagus (banyak buyer dan sellernya), umumnya saham tersebut memiliki peluang naik lebih lama setelah breakout, walaupun di dalam tren breakoutnya, suatu saham pasti juga mengalami fluktuatif. Saya pernah menuliskan sedikit strategi membeli saham breakout disini: Strategi Trading Saham: Buy on Breakout. 

3. Saat IHSG sedang koreksi 

Pada saat IHSG sedang koreksi, umumnya mayoritas saham juga akan mengalami koreksi. Anda harus bisa memanfaatkan momen koreksi IHSG ini untuk membeli lebih banyak saham. Jadi kombinasi menemukan saham yang murah dan melihat momentum IHSG ini merupakan momen yang bagus untuk membeli saham. Baca juga: Makna Dari: "Be Fearful When Others Greedy dan Greedy When Others Are Fearful" - Part II

4. Saat IHSG sedang bagus 

IHSG sedang bagus yang saya maksud adalah ketika IHSG sedang bergerak stabil (tidak downtrend), atau IHSG sedang banyak sentimen2 positif, dan pasar saham lebih ramai dibandingkan biasanya. 

Contohnya? Salah satunya anda masih ingat ketika Tax Amnesty tahun 2016 lagi gencar dijalankan, saat itu pasar saham kita cenderung ramai, stabil dan banyak saham2 yang mulai naik. Momen seperti ini bagus untuk membeli dan menyimpan saham. 

Itulah empat momen yang bagus untuk trading. Artinya kalau anda menemukan momen2 seperti ini, plus anda sudah memiliki pilihan2 saham apa yang mau anda beli, jangan ragu untuk membeli saham. 

Sayangnya banyak trader yang terbalik menerapkan konsep trading ini. Banyak trader yang takut membeli saham saat momennya bagus, dan justru nekad beli saham saat saham2 sudah overvalue atau membeli saham saat market masih lesu. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Analisis Saham: Dead Cat Bounce Trading

Analisis Saham: Dead Cat Bounce Trading

Pernahkah anda mendengar istilah DEAD CAT BOUNCE? Istilah ini seringkali digunakan di dalam dunia trading saham khususnya ketika kita membahas analisis teknikal. Jadi, apa maksudnya dead cat bounce itu?

Kalau diterjemahkan secara per kata dead = mati, cat = kucing, bounce = lompatan / pantulan. Di dalam trading saham, istilah dead cat bounce artinya kenaikan harga saham yang bersifat sementara alias 'kenaikan tipuan'. 

Jadi saham hanya naik sebentar lalu membentuk tren turun lagi. Tentu saja hal ini bisa menipu trader. Kebanyakan trader yang melihat saham naik (padahal pasar saham masih bearish), trader mulai berburu sahamnya dalam jumlah, padahal kenaikannya hanya sesaat saja. Tidak lama kemudian saham tersebut balik turun lagi. 

Sebenarnya istilah dead car bounce ini mirip dengan technical rebound (TR). TR adalah kenaikan saham yang terjadi sementara setelah turun. Kalau anda ingin baca lebih lanjut tentang TR, anda bisa baca disini: Technical Rebound Saham. 

Dead cat bounce
Tapi dead cat bounce boleh saya katakan lebih buruk dari TR, karena jangka waktu dead cat bounce sangat singkat, dan kenaikannya tidak bertahan lebih dari satu hari. Dead cat bounce biasanya sering terjadi ketika saham naik sangat tinggi dalam sehari, lalu setelah itu sahamnya turun lagi. Berikut beberapa contoh pola dead cat bounce pada chart saham (saham PTBA):

Perhatikan saham PTBA diatas yang saya beri tanda lingkaran, di mana saham PTBA hanya naik sehari saja setelah itu kembali membentuk tren turun lagi. 

Dan bisa kita lihat, dead cat bounce ini sering terjadi ketika saham naik cepat dalam sehari (lihat candle2 hijau panjang di tanda lingkaran), dan setelah naik tinggi sehari, besoknya saham cenderung turun lagi. 

Lalu, bagaimana cara mengetahui suatu saham bakalan mengalami dead cat bounce? Untuk mengetahui lebih mudah, dead cat bounce itu sangat sering terjadi dalam dua kondisi berikut: 

1. Pasar saham bearish 

Kalau pasar saham cenderung bearish, IHSG lagi turun terus (banyak sentimen negatif), hal ini membuat mayoritas saham akan turun. Sehingga, kenaikan saham mungkin hanya terjadi sebentar lalu melanjutkan tren turunnya lagi. 

Kita sudah berkali-kali menghadapi pasar saham bearish. Kalau anda sudah pengalaman trading, anda pasti mengalami bagaimana kondisi pergerakan saham ketika sedang bearish. 

Itulah mengapa saya sering menyarankan pada anda, terutama ketika pasar saham bearish, sebaiknya anda lebih berhati-hati dalam trading. Jangan gegabah membeli saham dalam jumlah besar.

Jangan gegabah membeli saham hanya karena sahamnya terlihat naik sedikit, padahal kondisi pasar saham sedang turun banyak saat itu. Karena ya itu tadi, anda akan menghadapi risiko DEAD CAT BOUNCE. Baca juga: Belajar Saham: Saham Turun & Peluang Trading.  

Dalam kondisi market bearish sebaiknya tunggulah saham2 dan IHSG-nya sendiri sudah mengalami techincal rebound dan pilihlah saham2 yang secara teknikal punya pola yang bagus, dan mudah naik di saat saham2 sudah mulai rebound, sehingga anda terhindari dari dead cat bounce. 

Anda bisa pelajari cara-cara memilih saham yang sudah murah dan berpotensi rebound disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.

2. Saham-saham yang teknikalnya jelek atau saham2 yang sedang bermasalah 

Walaupun kondisi pasar saham sedang tidak bearish, dead cat bounce juga sangat mungkin terjadi, terutama pada saham-saham yang teknikalnya jelek, atau saham2 yang sedang bermasalah secara kinerja. 

Saham2 yang teknikalnya jelek, trennya turun, likuiditasnya rendah, kenaikan saham2 seperti ini sangat mudah menjebak anda, sehingga ada baiknya anda menghindari saham2 tersebut. 

Selain itu, saham2 yang sedang turun banyak karena masalah fundamental juga sangat berpotensi terkena dead cat bounce. 

Kasus saham AISA misalnya yang pernah terkena kasus beras oplosan. Saat itu saham AISA terus turun, namun sesekali saham AISA bisa naik naik sampai 12%. Tetapi kenaikannya hanya sebentar, lalu turun lagi dan sekarang sahamnya balik ke harga gocap. Itulah salah satu contoh dead cat bounce. 

Sudah menangkap apa itu dead cat bounce? 

Intinya, jangan mudah tergoda membeli saham hanya karena sahamnya kelihatan naik. Ada banyak saham yang terlihat naik tapi bisa menipu trader. Oleh karena itu, sebelum membeli saham perhatikan tiga hal penting: 

1. Analisa apakah sahamnya sudah diskon / murah secara teknikal
2. Perhatikan kondisi market
3. Perhatikan pola saham tersebut (layak trading / tidak). Baca juga: Cara Menemukan / Screening Saham yang Layak Trading. 


Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.